1.5: Rian

11.4K 398 4
                                    

Renata cemberut, ia sudah berada di pesawat. Akibat boneka yang diberi Aron kemarin, ia diomeli oleh Lina karena barang bawaan mereka terlalu banyak. Ia mengenakan topi hitam pemberian Aron, katanya kenang-kenangan, hal itu membuat Renata tersenyum tipis mengingat kejadian kemarin, saat dirinya bisa bercerita dan tertawa lepas saat bermain dengan Aron.

***

"Lo kemana aja?!"

Renata yang barusan memasuki pintu kelas langsung diomeli oleh Alena.

"Jakarta."

Ucap Renata melewati Alena lalu duduk di tempatnya. Alena mematung di tempat

"Kok nggak angkat telpon dari gue?"

"Lagi main."

Alena menghela napas, Clara tertawa

"Kayak induk ayam kehilangan anaknya aja, lo..."

Renata hanya mengangkat kedua pundanya lalu menuju meja Rian, ia menaruh sebuah plastik kecil di meja cowok itu

"Hai!"

Renata hanya melirik sekilas lalu duduk di tempatnya,

"Lo kemarin ga masuk kenapa?"

Tak ada jawaban, Renata mengabaikan pertanyaan Farrel, ia berjalan menuju tempat duduknya.

"Heh, ini apaan?"

Rian datang dan duduk di sebelah Renata

"Oleh oleh." Ucapnya membuat Alena dan Clara protes

"Kok kami ga dikasih?!"

"Ih, pilih kasih!"

"Pelit!"

Seru kedua orang itu saling protes, Renata hanya menggelengkan kepalanya

"Ini dari Aron, kok."

Ucap Rian membaca sebuah pesan dari cowok itu, Alena dan Clara saling memandang lalu cengengesan

"Ooh, nggak bilang dari tadi."

***

"Lo suka baca novel sejak kapan?"

Renata menurunkan buku yang ia baca, Farrel mengangkat kedua alisnya

"2 bulan lalu."

Farrel hanya ber-oh saja.

"Lo sama Rian sahabat sejak kecil ya?"

Renata hanya mengangguk, "Lo tau lagu ini?" Farrel memasangkan earphone miliknya ke telinga perempuan tersebut

"Tau."

"Lo tau kalo yang nyanyi itu aslinya dari Canada?"

Renata terpancing obrolan tersebut, Farrel menemui titik obrolan Renata, lagu.

Dari jauh Rian menatap Renata datar, ia mendengus, sepertinya Renata lupa akan perkataan dari nya.

***

"Ini kelompok presentasi kalian!"

Ucap Mr.Reynald membentuk kelompok presentasi Bahasa Inggris, Rian dengan tampang judesnya memandang sekitar.
Ia memang sekelompok dengan Renata dan Alena, tapi juga ada Farrel.

Alena yang merasakan ada hawa hawa kebencian berbisik pada Renata

"Kayaknya kelompok kita bakal gagal..."

Renata mengangguk setuju pada perempuan itu, mereka merinding saat melihat Rian yang memperhatikan Farrel.


***

"Ri, ambilin spidol disana."

Ujar Renata menunjuk satu paket spidol warna warni di sebelah Farrel, Rian mengerutkan dahi

"Itukan di sebelah dia, minta dia aja." Ucap cowok itu ketus, Renata mengerutkan dahi

"Dia kan lagi buat penjelasanya, ambilin aja ,napa."

Rian mendecih lalu mengambil spidol tersebut dengan kasar lalu melemparkannya ke sebelah Renata. Alena mengangkat kedua alisnya

"Perang dimulai..."

Renata menghela napas melihat sikap Rian yang tiba tiba berubah, Rian keluar dengan alasan ijin ke toilet

"Dia napa sih?"

"Gue susul ya, siapa tau mau cerita..." ucap Farrel dengan firasat mungkin ia tahu penyebabnya, cowok itu segera menyusul Rian ke luar

***

"Woy,Rian!"

Rian memutar bola matanya, dengan malas ia berbalik

"Lo kenapa sih?"

"Lo punya alasan 'kan?"

"Maksudnya?"

"Lo deketin Renata ada penyebabnya , bener kan?"

Farrel yang mengerti alur permainan tersebut tersenyum miring

"Iya, kenapa? Mau ngelarang?"

"Lo ngapain?!"

"Kalo gue jawab mau nyakitin dia, gimana?"

Farrel memancing Rian, cowok itu mengepalkan tangannya kuat

Bugh!!

Satu kepalan tangan mendarat di pipi kanan Farrel,

"Wow, seorang murid menghajar teman satu kelompoknya, gimana ya reaksi Renata waktu tahu lo nonjok gue?"

"Sialan lo!"

Rian mencengkram kerah seragam Farrel

"Apa? Mau hajar gue? Silahkan..."

Farrel tersenyum menyeringai, meski ia susah dihajar oleh Rian ia tetap memancing

"Lo-"

"RIAN, FARREL!"

Sontak Rian segera melepas cengkraman di kerah seragam Farrel, ia menelan saliva. Renata datang menyusul mereka, anak-anak di dalam kelas mulai bergerombol karena mendengar ribut-ribut di luar

"Ren, dia-"

"Lo keterlaluan!"

Rian terdiam, ia mendengar perubahan nada suara Renata, perempuan itu benar benar marah. Renata meraih Farrel yang ada didepannya, Farrel menatapnya dengan senyum penuh kemenangan

"Sialan!"

Revisi 5
Vote

Ice GirlWhere stories live. Discover now