2.11:Ide

5.4K 188 1
                                    

Angga menghela napas, ia sudah pasrah dengan sahabatnya itu. Elvano sudah dari tadi terus menerus tersenyum melongo sambil memandang langit-langit kelas, mengabaikan teguran Pak Joko. El masih mengingat-ingat kejadian kemarin, ketika ia mengantar Renata pulang itulah momen yang ia paling sukai.

Flashback

***

El berjalan didepan, Renata masih fokus membaca novel yang ia belikan.El membuka pintu mobil, ia masuk ke bangku pengemudi lalu menengok ke kiri, tempat Renata seharusnya duduk. El melotot,Renata tak ada.

Ia menengok ke belakang, kursi juga kosong. El keluar lalu memandang sekitar,mengerutkan dahi ketika melihat Renata di mobil yang sama dengan mobilnya, berdiri disebelah mobil tersebut.

El meringis,"Ren!" panggil El menahan tawa,Renata mendongak,mencari sumber suara lalu menemukan El ada 4 meter didepanya.Anak itu menoleh ke mobil disampingnya, itu bukan mobil milik El, artinya ia salah mobil.

Dengan menahan rasa malu, Renata berjalan menutupi wajahnya dengan rambut yang dikedepankan menuju Elvano. Ia masuk ke mobil tersebut dengan wajah merah sementara El menahan tawa

"Nggak papa kok, aku juga sering waktu kecil."

***

Flashback off

Plak!!

Wajah El menatap meja, ia memegang kepalanya, sesuatu mengenai kepalanya sangat kencang. Ia menoleh kesana kemarin mencari seseorang yang melemparkan penghapus papan tulis didepannya. El memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"Siapa yang lempar!!" seru El mengangkat penghapus tersebut.Diam.Seluruh anak masih sibuk dengan urusannya sendiri menghiraukan El yang berteriak marah. El mencibir lalu kembali duduk,ia bersender,merasa belakangnya keras ia menoleh ke belakang.

Mata El melotot, tas yang biasanya ia buat bantalan untuk bersender hilang.Sebelum ia bangkit tadi masih ada.Sebelum cowok itu kebingungan, ia menangkap suatu bayangan yang bisa ia jadikan bukti.

Ia menyeringai tajam, mengetahui siapa pelaku yang mencuri tas dan melemparkannya penghapus. Aron dan yang lain .Baru saja ia melihat Keira dan Reven melewati kelasnya membawa tas yang mirip dengan miliknya, El menyeringai mengetahui rencana mereka.

***

"Udah dapet tas nya?"

Seru Aron melebarkan mata, ia menyambut kedatangan Keira dan Reven dengan senang hati. "El tadi ketipu!" lapor Leon yang meringis mereka masih saja usil, sementara Renata?Dia masih makan permen sambil menyimak pembahasan mereka

Reven melirik ke jam tangan nya,"Bentar lagi masuk,balik!" ujar Reven membawa tas El tanpa berdosa.
Mereka berpisah di lorong akibat beda kelas. Keira dan Reven masuk lalu melotot , begitu juga yang dialami Aron dan Leon.

"El!!"

Teriak mereka kencang, tas mereka berempat hilang langsung kecuali Renata. Renata hanya tertawa kecil, melihat keempat temannya itu marah marah.

El datang bersender di pintu kelas Aron, ia menaikan kedua alisnya. Keempat anak itu segera menangkap kakak kelas mereka tersebut,

"Pilih kasih!Tas Renata nggak diambil!!"

 seru Keira menendang kaki El.Dibelakangnya Angga juga di siksa oleh Leon dan Reven.

"Iya,iya,maaf!Tuh tas kalian!" ucap El menyudahi pertengkaran mereka, Aron membuang El seperti tak berharga lagi. Keira dan Reven langsung masuk ke kelas mereka tanpa melirik Angga dan El, sementara El masih duduk memegangi kakinya yang ditendang Keira tadi di depan kelas.

Renata berhenti di depa pintu kelas, ia menatap El yang kesakitan, tak sengaja kedua pupil mata mereka bertemu, Renata terkekeh kecil melihat ekspresi Elvano yang kesakitan. Setelahnya perempuan itu segera masuk kelas

"Cie.."

Renata langsung menoleh, sudah ada Aron yang mengintip tadi, Renata hanya menyenggol tubuh Aron sampai terjatuh, memang kekuatan anak itu terlalu besar.

***

Pukul 15.49

Keira mengayuh sepedanya, melaju cepat menuruni lajur berbukit tersebut,tanpa rasa takut,ia melepas rem. Sementara Renata dan Leon yang dibelakang mengerem sedikit-sedikit.

"Kei!Pelan pelan!!" seru Leon, Keira hanya mendecih. Mereka sampai di sebuah rumah besar, ketiga anak itu segera masuk ke rumah milik Aron, anak itu yang mengundang mereka semua.

Aron yang sudah menunggu mereka di loteng kamarnya, tersenyum lebar melihat mereka datang.
"Kita mau ngapain?" tanya Keira memandang sebuah kertas yang gambar denah ruangan. Reven yang disebelah Aron menyeringai

"Gue sama Aron mau bikin cafe, kalian mau ikut?"

Pertanyaan itu tidak dijawab, mereka masih berpikir,Aron menghela napas. "Aku udah ijin orangtua kalian." ucapan Aron tersebut disambut 'Ya' dari mereka semua. Renata mengambil kertas rancangan tersebut, "Lokasinya dimana?" tanyanya, Reven menjentikan jari

"Kita lihat sambil keliling pake mobilnya Aron!"

Seru Reven ,Aron melotot, "Lo yang nyetir!" ujar Aron mendapat anggukan dari Reven. Mereka segera ke bawah menaiki mobil  milik keluarga Aron. Keira membuka jendela, merasakan angin berhembus meniup rambutnya.

Leon memutar lagu bermacam macam, sementara Renata tenang memandangi sekeliling. Mobil tersebut berhenti di sekitar perempatan perumahan dekat sekolah mereka.

 "Disini ada bangunan kosong, kemaren papa bilang boleh buat aku."

 ucap Aron turun, ia melangkah memasuki toko tua yang sudah tak terpakai itu.

Renata terbatuk, banyak sekali debu didalamnya, "Ini kita bersihkan semua?" tanya Leon melihat lihat isi didalamnya, Aron mengangguk

"Nanti kita atur semua aja, Aku bagian toko, Keira sama Renata perabotannya, Reven sama Leon cari menu sama bahan." ujar Aron,

"Perabotan kan mahal.." ucap Renata yang ditanggapi Keira senyuman.

"Tenang aja, deket rumahku ada yang jual murah sama bagus, aku udah siapin Anggaran!" 

Ujar Aron yang sudah memikirkan ini matang-matang.

Revisi 2.11

Ice GirlWhere stories live. Discover now