2.6:El & Angga

6.5K 241 0
                                    

El berteriak kencang, ia sadar apa yang dilakukannya akan membuat ia gila. Menyukai Renata membuatnya berhari hari tidak tidur, pikirannya terbayang senyum perempuan itu

El menjadi 'gila' bahkan Angga sampai malas berbicara dengan anak itu, seperti pagi ini, El dihukum di luar kelas karena tidak menyimak pelajaran dengan baik, ia tidak fokus hingga terus bengong saat dipanggil guru.

"Inilah efek samping jika seorang Elvano menyukai seseorang..."

Ujar Angga memandangi El yang diusir keluar oleh guru.

"Pft,kesian!"

ujar Keira menunjuk El yang menatap kesal adik kelasnya itu, Keira tertawa diatas penderitaan orang lain.Tapi beda jauh dengan Keira, Aron malah mengambil gambar El saat ia dihukum.

"Oon!Jangan difoto!"

kesal El melotot ketika kamera ponsel Aron mengambil gambarnya, Aron melirik sekilas,

"Buat kenang kenangan.."

ucap Aron tertawa lalu kabur bersama Leon dan Keira.El berdecih kesal,saat istirahatnya diambil untuk berdiri di koridor sambil tangannya memegang kepala dan mengangkat salah satu kakinya.

Ia jadi tontonan para siswa,mata El menangkap tujuannya. Angga anak itu yang melapor hingga ia berakhir di sini,El menatap tajam Angga ketika mata mereka saling bertemu, "Mampus!" ucap Angga puas,El menahan marah, sahabatnya itu benar benar membuatnya naik darah.

"Cukup,sekarang kamu boleh istirahat, jangan ulangi lagi!"

Perkataan itu membuat El menghela napas, suara bariton itu membuat El lega. Akhirnya hukumannya selesai,tapi tetap saja Elvano tak terima, waktu istirahatnya hanya tersisa 10 menit, sisanya ia gunakan hanya untuk menjalankan hukuman.

***

Suasana kantin yang tak berbeda jauh dengan hari sebelumnya, para murid baru sudah mulai menunjukan sikap aslinya selama 1 bulan pelajaran. Berbeda dengan Renata, ia tetap datar seperti biasa, malah lebih dingin dari disekolahnya dulu.

Saat ini anak itu masih duduk bersama Reven, menunggu kehadiran 3 bocah usil yang lain, katanya mereka pergi ke kelas,tapi entah tak kembali selama 5 menit.

"Ren, mau jus nggak?"

tanya Reven bangkit, ia merasa canggung dengan perempuan itu, Renata hanya menggeleng lalu Reven meninggalkannya.

Tangan Renata masih diatas rok nya, membaca pesan dari Alena dan Clara, sejak kemarin mereka telpon, Renata mulai tak bisa lepas dari ponsel miliknya.

Bruk!

Mata Renata melebar,sontak ia menoleh mendapat Aron, Keira, dan Leon tertawa puas dengan napas yang tak beraturan.

"Liat nih fotonya!"

Seru Aron lagi,ia mengeluarkan ponselnya menunjukan foto El yang ia ambil tadi.

Tawa mereka menggelegar, Renata mengerutkan dahi, menatap aneh ketiga anak itu.

"Minggir awas!" ketus Reven membuat tawa mereka berhenti.

"Ven, liat nih, liat!!"

cerocos Aron menunjukan foto El. Wajah Reven yang tadi serius menjadi tertawa, Aron memang pengambilan foto aib yang handal.

"Kalian tuh ngapain sih."

Ucap Renata penasaran, Keira menyambar ponsel Aron lalu menunjukan ke Renata. Renata meringis, akhirnya garis rata yang terus di wajahnya itu melengkung ke atas, ia tertawa. Mereka semua yang melihat itu diam, termasuk Aron.

Renata benar benar lucu saat tertawa,

"Ihh!"

kesal Keira mencubit pipi Renata,gemas dengan pipi gembul anak itu.

"Anak orang woi!" ucap Leon manrik lengan Keira menjauh dari pipi Renata,Keira meringis.

"Cepetan,5 menit lagi masuk!" ucap Reven memakan nasi goreng miliknya

"Siap bosque.."

ujar Aron menirukan posisi hormat, Renata hanya mencoba menetralkan dirinya kembali.

***

Hening

Debat mata antar 2 orang ini berjalan sunyi, antara El dan Angga. El yang menatap Angga tajam dan Angga yang memandang mata Elvano santai sambil melahap pisang goreng nya.

"Gila!"

Ketus El, Angga hanya tertawa,dari tadi El terus menerus marah karena dirinya melapor pada guru.

"Makanya, kuping!"

ujar Angga meringis,El berdecak sebal. Beberapa murid sudah mulai masuk, menandakan sebentar lagi istirahat selesai. "Lo bawa paket Sosial?" ucap Angga tersadar, pelajaran selanjutnya sosial sementara ia tidak menemukan paket sosial di tasnya.

"Buat apa?Emang hari ini ada sosial?"

Angga menepuk dahinya,lebih mending dirinya dibanding El yang tidak tahu sama sekali.

"Ada,nih!" ucap Niel ikut nimbrung,menunjukan jadwal jelas mereka.

"Oh,bentar aku pinjem kelas sebelah!"
ucap El meringis,dengan cepat ia berlari keluar kelas dengan waktu 40 detik sebelum istirahat selesai.

"Untung ada temen.." ucap Niel membaca ekspresi Angga,anak anak lain tertawa,kedua bocah itu memang selalu kompak dalam hal apapun. Benar, tak sampai 30 detik El kenbai dengan ngos-ngos an sambil membawa 2 paket di tangannya.

"Nih!" ucap El menaruh paket sosial di meja Angga lalu segera duduk ditempatnya setelah beli berbunyi. Angga hanya bisa tersenyum, El memang selalu baik setiap saat.

Revisi 2.6

Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang