3.4: Tentang Cemburu dan air mata

2.9K 113 0
                                    

Renata menghela napas, sudah jam 5 dan akhirnya semua beres. Rose datang dan tak menyangka El bisa bertengkar hebat hingga sekarang dahi nya yang sobek sudah dijahit.

Sementara Ethan yang hanya memar dibolehkan pulang, hanya El yang  diopname. Renata tadi di buat pusing harus apa saat disuruh mendaftarkan El di registrasi, ia segera menghubungi Aron meminta cowok itu segera datang.

"Gue pulang dulu ya, maaf bikin lo repot."

Ucap Ethan di lorong rumah sakit, Renata hanya mengangguk

"El yang salah, maaf."

Perempuan tersebut merasa tak enak menjadi penyebab dua orang ini menjadi babak belur. Ethan hanya tersenyum miring,

"Dah, duluan Ron!"

Ujar nya pada Aron yang duduk di belakang Renata lalu pergi. Renata menarik napas lalu duduk di sebelah Aron sambil menunduk dan menutup matanya sekedar istirahat. Aron terkekeh

"Gimana sih kejadiannya?"

Renata hanya melirik cowok di sebelahnya

"Ethan ternyata suka gue."

"Mantul."

"Terus El tiba-tiba dateng terus nge-hajar dia dan kayak gini."

"Lo sama Ethan cuma berdua?"

Renata mengangguk, Aron menggeleng menghela napas

"Kebiasaan..."

Ujar Aron membuat Renata terdiam.

*****

Renata memasuki ruangan tersebut, sudah jam 7 dan kata dokter seharusnya efek obat sudah hilang.

Renata duduk di samping El, ia menatap wajah lelaki itu dekat,  ia tersenyum tipis. Sebenarnya ia sangat marah pada El, tapi melihatnya terbaring disini malah menjadi belas kasihan.

Renata menggenggam tangan El

"El, bangun."

Ucap perempuan itu, yang tahu kejadian ini memang baru Aron, Rose, dan pastinya Ethan.

Jari-jari Elvano bergerak, Renata menoleh ketika merasakan pergerakan dari tangan El. Mata tersebut terbuka sedikit demi sedikit, pandangannya kabur melihat sinar yang terang dari atas

"El?"

Panggil Renata, Elvano menoleh ke sebelahnya pelan, ia menatap Renata lalu ia menatap tangannya yang digenggam perempuan itu

"Masih sakit?"

Elvano tetap diam, ia mengabaikan pertanyaan Renata, malah ia melepaskan genggaman perempuan itu lalu kembali menutup mata berusaha tidur kembali.

"El!"

Seru Renata, El hanya melirik perempuan itu

"Aku tanya!"

"El!"

Renata terus menerus berseru kepada cowok tersebut, Elvano hanya melirik nya dengan datar

"El!"

"Berisik."

Satu kata itu keluar dari mulut Elvano, Renata terdiam.

"Apa?"

Renata tak percaya dengan apa yang dikatakan sang kekasih, mana mungkin Elvano yang selalu tersenyum padanya menjadi seperti ini? El tidak menatapnya ia hanya menatap lurus ke depan.

"Kamu sakit?"

Lagi-lagi El tak menjawab, Renata mengetatkan jemarinya

"Kamu cemburu?"

El menatap Renata,

"Aku mau sendiri."

Ucap El kembali menutup mata, Renata tak bisa berbicara sepatah kata pun, ia bangkit lalu menuju ke pintu masuk

"Aku pulang dulu ya."

Pamit Renata, tak ada jawaban, perempuan itu keluar dengan penuh tanya.

***

Renata berbaring di kasur nya, sudah jam 10 malam tetapi ia masih kepikiran dengan sikap El yang berubah drastis. Perempuan itu meraih ponselnya lalu mengirimkan pesan

Renatagatha

El sudah tidur?

Terkirim, Renata menunggu jawaban dari Elvano tentunya.

Read

Renata dibuat bingung, tak biasanya El mendiamkannya seperti ini, bahkan tidak membalas pesannya. Renata mematikan ponselnya, ia masuk ke dalam selimut hangat nya.

Sesuatu mengganjal di hatinya,  Perempuan itu tidak bisa tidur sama sekali. Ia sudah berkali kali minum air tapi tetap tidak tenang, khawatir dengan El? Tentu saja.

Renata menatap buku yang ada di meja nya, itu buku yang ia beli dnegan El beberapa hari lalu. Renata duduk di bangku lalu meraih pulpen dan membuka buku tersebut lalu menulis permintaannya.

*****

Renata menarik napas, ia membuka knok pintu tersebut lalu masuk, ia menatap ke dalam ruang inap, Elvano yang terbaring, bersama Angga dan Leon.

Renata memberi kode ke Aron

"Dia tidur?"

Ucap Renata berbisik, Aron menggeleng.

"El?"

Seperti kemarin, tak ada jawaban

"El."

Ucap perempuan itu lagi

"Ini buku yang kita beli kemarin, El baca ya."

Renata menaruh buku tersebut di ranjang El, cowok itu hanya melirik buku tersebut sekilas lalu menatap Renata

"Udah?"

"U-udah?"

"Udah selesai?"

"Eh, udah, El."

Renata menelan saliva, Elvano nampak sangat menakutkan

"Kalo udah silahkan pergi."

Ucap cowok tersebut mengalihkan tatapannya ke arah jendela rumah sakit. Renata terdiam, Aron menatap Renata sambil menelan saliva.

Renata meraih tas nya lalu menuju ke pintu keluar, hanya 1 menit ia ada di ruangan itu.

"El, lo-"

Aron menahan ucapannya, ia menatap Elvano yang menutup matanya dengan kedua matanya. Aron bangkit sambil menghela napas, ia ikut keluar menyusul Renata.

"Ren, Ren-"

Aron mencoba menghentikan Renata yang pergi menjauh, perempuan itu berhenti lalu duduk di bangku panjang dekatnya, Renata hanya menatap ke depan dengan tatapan kosong .

Aron hanya duduk di sebelah perempuan tersebut, Renata menunduk, bahunya mulai bergetar,  tak lama kemudian terdengar isakan dari perempuan tersebut. Aron hanya diam sambil menepuk-nepuk punggung Renata.

Aron menghela napas

"Stop nangis!"

Ucap cowok itu tegas, Renata segera mendongak sambil mengangguk, ia menghapus sisa air mata di wajahnya

"Gue tau lo kuat, jadi berhenti nangis cuma buat El."

Renata hanya terdiam mendengarkan perintah Aron yang baru kali ini tegas padanya.

Dapet feels nya??
Typo?
Vote!!

Ice GirlWhere stories live. Discover now