2.22: Hero

4.2K 139 2
                                    

"Ayo."

Renata hanya menunduk saat El menggenggam tangannya menuju mobil. Hari sabtu, pagi ini mereka akan jalan jalan, El melirik perempuan di sebelahnya , gadis itu sedang malu.

El terkekeh melihat kelakuan Renata. Ketika sampai di pintu masuk di depan mereka persis toko buku, mata Renata langsung terbuka lebar, ia mendongak ke El

"Sana..." ucap cowok tersbeut mengerti, Renata dengan senyum lebarnya memasuki toko buku tersebut sambil berlari. El tersenyum kecil ketika melihat Renata mencari cari buku kesukaannya.
Ia mengikuti perempuan itu,

"Novel tentang apa?"

"Tentang penyesalan." Ucap Renata ke inti, ia menaruh buku itu kembali ke rak

"Kenapa ditaruh lagi?"

"Aku mau yang nyesek."

"Kenapa?"

"Jadi bisa nangis."

El mengerutkan dahi tak mmengerti ,ia hanya mengacak ngacak rambut perempuan itu lalu membiarkan Renata berpetualang lagi.

***

"Mbak, bagian novel fantasi dimana?"

"Disana." Ucap seorang wanita menunjukan arah ke Renata

"Kalo yang teenfiction?"

"Ini, lurus disini.Mbak nya cari apa?"

"Misteri."

Wanita tersebut menahan sabar dengan Renata

"Itu, di dekat kasir." Ucap wanita tersebut,

"Makasih."

Renata berjalan ke dekat kasir. Ia sengaja mengerjai wanita tersebut, rasa ingin mengerjainya muncul kembali.

Perempuan tersbeut tersenyum usil melihat El yang sedang bersandar DI rak bagian komik

"El, boleh pinjem HP sebentar?"

Ijin perempuan itu, Elvano yang tak tahu niatan dari Renata hanya meminjamkan secara cuma-cuma.

Renata membesarkan volume nada dering ponsel tersebut

"Nih, makasih."

Ujar Renata mengembalikan ponsel tersebut laku segera pergi. El mengerutkan dahi lalu kembali melanjutkan membaca komik masa kecilnya.

Renata membuka media kontak, perempuan tersebut melirik El laku memencet tombol telepon

Seketika nada dering dari ponsel El berbunyi kencang, semua yang ada di toko buku tersbeut segera menatap El.

Elvano melotot, ia segera mematikan panggilan tersebut lalu menyadari niat Renata dari tadi, 

"Maaf."

Ucap El meringis lalu segera pergi mencari Renata yang bersembunyi

"Usil ya..."

Langkah Renata terhenti, ia membalikkan bada lalu menelan saliva.
Renata langsung pergi menjauh dari El, El mengejarnya

"Sini kamu!" Seru El mengejar perempuan tersebut. Renata tertawa lepas saat El menggelitiknya

"Renata?"

Senyum perempuan itu pudar, tangannya bergetar melihat 3 perempuan didepannya

"Lo pindah ke sini ternyata?"

Renata menelan saliva, ia ingat mereka bertiga

"Woy, lo gapantes disini, deket deket Farrel!"

Ia masih ingat perkataan mereka,

"Lo pindah ga bilang bilang."

"Tambah cantik ya."

Renata bungkam, ia tak bisa berbicara, mereka Maria, Lita,dan May
Mengingat nama mereka saja sudah membuat Renata menahan tawa, entah apa yang lucu dari mereka tapi mengingat mereka dulu itu menggelikan.

"Lo ninggalin Farrel sendirian?"

"Iya, dia soalnya punya gue."

Renata menoleh, Elvano menatap mereka tajam, tangannya ada di bahu Renata

"Lo pacarnya?"

"Iya, kenapa? Mau pacaran sama Renata juga?"

Lita tertawa garing, ia menatap Renata sinis lalu pergi bersama yang lain. Renata masih terdiam, ia agak terkejut dengan mereka, bagaimana mereka bisa tahu ia disini?

Mata Renata terbuka lebar, kepalanya terasa berat, El mengelus kepalanya. Perempuan itu menunduk,

"Makasih."

El hanya melirik Renata lalu menggenggam tangannya pergi sementara perempuan di sebelahnya hanya menunduk.

***

"Mereka siapa?"

Renata mendongak, ia memandang ke langit.

"Dulu, aku di bully sama mereka gara gara ada satu cowok yang deketin aku." Ucap perempuan itu menutup mata, ia masih ingat dimana dirinya dipermalukan.

Renata membuka mata, ia menoleh ke samping

"El?"

Renata bangkit, beberapa detik yang lalu cowok itu masih ada disampingnya, tapi tiba tiba ia sudah menghilang.

"Nih, mau nggak?"

Renata menoleh, ia tersenyum kecil, El dengan kedua alisnya yang terangkat menawarkan dirinya es krim kesukaannya

"Mau." Seru perempuan itu langsung mengambil satu cone di tangan El. El terkekeh, akhirnya ia bisa membuat Renata tertawa

"Ren."

"Apa?"

"Gpp, Manggil doang."

Renata menatap El tajam sementara Elvano tertawa kecil

"Ren."

"Aku sayang sama Rena."

Blushhh

Elvano tertawa terbahak bahak, wajah Renata merah padam, perempuan tersebut mendorong pundaknya kencang sambil menunduk.


Revisi 2.22

Ice GirlOnde as histórias ganham vida. Descobre agora