2.29: Surprise

3.7K 142 1
                                    

"El."

"Ya?"

"Kenapa kita nggak ada panggilan khusus?"

Elvano tersenyum tipis, ia menatap manik coklat perempuan itu

"Karena tanpa panggilan khusus kamu udah tau kalo aku sayang kamu, kan?"

"Aiyaaaaa!!!"

Renata berteriak kencang, jawaban El atas pertanyaannya kemarin membuat wajahnya merah padam saat memikirkannya. Renata tersenyum kecil ketika mengingat perkataan itu.

Ia melirik ke ponsel di sebelahnya. Ingin sekali ia mengirimkan pesan, tapi mengingat El pergi ke Australia untuk urusan pekerjaan membuat Renata enggan mengganggunya. Renata hanya menghela napas, hari minggu ini ia hanya mau di kamar sendirian.

Tak jarang setiap 10 menit Renata memandang kalung yang ia pakai. El benar benar mengetahui seleranya, batu safir biru berbentuk bulat, warna kesukaan Renata. Perempuan itu hanya tersenyum tipis

"6 hari lagi, ayo bertahan..."

***

Elvano berdehem, ia tersenyum menatap pria pria didepannya. Mereka mulai membahas taktik untuk membalikan keadaan.

"Selamat siang, saya putra kedua dari Mr.Xavier mempunyai cara untuk membalikkan keadaan."

"Perusahaan mereka hanya memproduksi satu jenis barang yang langka. Titik lemah mereka ada disini, pabrik yang memproduksi salah satu bahan utamanya. Jika kita membeli pabrik itu, otomatis perusahaan Ravelo ada di tangan kita."

Ujar El menjelaskan panjang kali lebar, ia menunggu beberapa pria dewasa didepannya setelah usulannya di diterjemahkan oleh sang penerjemah di sebelahnya. Mr.Xavier yang memperhatikan putra nya tersebut tersenyum tipis, El hanya tersenyum kecil melihat sang ayah mengangguk menyetujui rencananya.

Suara tepuk tangan bergemuruh, Elvano menghela napas tersenyum puas. Di pikiran nya pada hari Selasa ini hanya satu

Renata

***

"Bisa tolong carikan tiket dalam 2 hari ini?"

"Untuk apa? Anda kan kembali hari Sabtu."

"Urusan saya disini sudah selesai, tolong carikan. Mr. Bouv, tolong antar saya ke tempat yang bagus untuk hadiah."

Mr.Bouv sang supir langsung mengangguk mengikuti perintah tuan muda tersebut. Elvano duduk dengan tegap sambil tersenyum tipis.

***

"Ini sebenarnya buat siapa? Ada yang ulang tahun ya?"

Elvano hanya menggeleng pelan, ia memegang erat balon isi helium berwarna biru laut tersebut. Renata pasti menyukainya, ia akan membuat kejutan. Cowok itu menatap sebuah pesawat didepannya, pukul 11 malam ini ia akan berangkat dari Australia kembali ke Indonesia, menyerahkan laporan presentasi yang diterima.

***

Hari Kamis pukul 8.00 di Indonesia, sekolah diliburkan karena kelas 12 yang sedang ada TO. Dan pastinya Elvano melewatkan TO tersebut.

Renata sudah bangun pagi dengan ogah ogahan karena tak bisa tidur. Ia menatap layar ponselnya menunggu seseorang yang ia telepon

"El disana masih lama?"

"Aku pulang Sabtu, kamu kangen?"

"G."

Terdengar dari sana Elvano tertawa kecil, Renata hanya tersenyum tipis.

Ice GirlWhere stories live. Discover now