2.13:Pertemuan

4.8K 199 2
                                    

Renata menghela napas, akhirnya ia selesai menatap pakaian di kopernya.Besok,sekolah akan mengadakan camping di Semarang. Sebenarnya ia, Aron, dan Rian sudah berdiskusi akan bertemu bersama.

Renata menutup koper, ia mematikan lampu, terlentang di atas kasur memandang langit-langit. Berarti ia sudah sekitar 2 tahun di Jakarta, Renata diam, tersenyum tipis, tak bisa tidur membayangkan hari esok.

***

"Kak, kami titip cafenya ya!" seru Aron memberikan kunci cafe, El menghela napas,

"Inget!Oleh oleh!" seru Angga kepada cowok tersebut, Aron hanya mengangguk lalu pergi.

Ia harus segera pulang, besok pagi mereka sudah harus berkumpul di bandara. Cowok itu masuk ke kamarnya, ia hanya tersenyum bebas, Aron menutup pintu kamarnya membayangkan sudah seperti apa kawa-kawannya sekarang.

Brak

"Ron,besok bawa ini kasih ke Rian ya!"

Aron menoleh ke arah pintu, menemukan mamanya memegang suatu kotak. Cowok itu bangkit lalu mengambil kotak kecil itu, Aron hanya mengangguk lalu menutup pintu kamar. Membiarkan mamanya pergi dulu ,ia duduk di lantai membuka kotak tersebut.

Pantas saja kotak itu berat, ada banyak mainan disana. Aron terkekeh, ia melihat ke arah jam pukul 22.36 Aron mempunyai ide,ia segera mengambil ponselnya lalu menghubungi Renata.

***

"Ya,lewat jendela!"

Ucap Renata pelan di telepon, ia mengintip ke luar, gelap. Orangtuanya sudah tidur, ia aman. Tadi Aron menelepon dirinya, menyampaikan akan datang ke rumahnya menyelinap, katanya ada hal penting, entah apa cowok tersebut tidak memberitahukannya.

Renata membuka jendela balkon ketika mendengar suara ketukan di jendela. Itu Aron, cowok itu benar benar datang, ia  segera melompat ke balkon perempuan itu. 

Aron hanya tersenyum, ia mengeluarkan kotak kecil yang di berikan mamanya tadi. Renata mengerutkan dahi, membuka kotak tersebut lalu mengeluarkan isinya, reaksinya sama seperti Aron tadi ia tertawa kecil

Perempuan itu mengambil beberapa foto mereka waktu kecil. Ada dirinya, Aron, dan Rian yang terfoto berebut mainan, ada lagi waktu mereka sedang ketiduran. Semua tercetak di sana. Aron menunduk,

"Mungkin udah waktunya lo ubah sikapnya itu." Ucap Aron menaikan salah satu alisnya, sementara Renata tak menjawab

"Gue ambil fotonya satu ya." 

Ucap Renata meminta ijin, Aron hanya mengangguk lalu cowok itu kembali ke rumahnya.Renata mematikan lampu kamar,ia mengelus foto kecil mereka,dirinya tertawa bebas disitu, perempuan itu menghela napas.
Sebenarnya ada betul nya juga ucapan Aron tadi.

***

"Ren, cepatan!"

Seru Leon menghentakan kakinya, sebentar lagi pesawat mereka akan lepas landas sementara Renata tadi pagi bangun kesiangan. Aron dan Reven meringis sambil menuju pintu penerbangan.

Keira dan Renata berlari menyusul ketiga cowok itu.

"Kelas 10 SMA Trisakti, berkumpul disini!"

Teriak seorang guru menyuruh para murid berkumpul  didepannya, setelah diabsen satu persatu barulah mereka masuk ke pesawat.

Renata dan Keira duduk berdampingan, sementara Aron,Leon dan Reven di sebelah kanan. Tak terasa sudah 1 jam,pesawat yang mereka tumpangi akan segera take off anak anak itu mengambil koper lalu mereka menuju ke bus masing masing kelas.

Renata dan Aron masuk ke bus B, Renata duduk di dekat jendela menatap pemandangan, pikirannya terbuka kembali ketika melihat kota kelahirannya.
Aron hanya membiarkan Renata di dunianya dulu sementara ia dan yang lain dibelakang bus.

***

"Kalian diberi waktu 2 jam! Jam 10 malam sudah harus kembali ke kamar masing masing!"

Aron segera berlari ke depan kamar kelompok 12, kamar yang ditempati Renata. Cowok itu mengetuk pintu, Renata segera mengambil tas kecilnya memasukan ponsel dan foto yang kemarin diberikan Aron.

"Ayo!" Ucap Renata tersenyum, mereka berdua segera ke lobby, Aron sudah meminta Rian menunggu di lobby hotel mereka. Renata melangkah kecil , kedua orang itu melihat seseorang duduk di sofa hotel, Renata menatap Aron.

Aron segera menuju cowok itu

"Rian!" Seru Renata dibelakang membuat cowok tadi menoleh. Itu benar Rian , Aron menaikan alisnya, tak percaya sahabat lamanya itu sekarang sudah tinggi. Renata berlari ke arah kedua orang itu, tetap saja ia paling pendek.

"Yo!" Seru Rian memukul punggung Aron, sementara ia menatap Renata hangat. Renata merasa sangat nyaman, akhirnya mereka berkumpul bersama lagi.

Aron tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu,

"Woy,Doraemon!"


Seru Aron memanggil 'teman' nya tersebut, ia menyuruh mengambil gambar mereka.

"Kita mau kemana nih?" Tanya Renata tak sabaran, Rian hanya melirik Renata di bangku belakang lewat spion mobil. "Simpang Lima, yuk, kita main!" Ucap Rian memberi usul, Aron mengangguk setuju.

***
"Ayo ,Ren,yang cepet!" Seru Aron mengoraki perempuan itu.

"Sabar!" 

Balas Renata yang berusaha keras mengayuh becak yang ditumpangi ketiga orang itu. Rian tertawa melihat Renata yang kesusahan, mereka berhenti sejenak, giliran Aron yang mengayuh kali ini lebih pelan dari Renata.

"Gila berat banget!" Ucap Aron tak kuat, ia mengagumi Renata yang mampu menarik mereka semua. Rian mempunyai ide, ia segera berbisik di telinga Aron. Aron mengangguk, Aron turun ke belakang becak, sementara Rian duduk di kursi mengemudi.

Renata mengerutkan dahi,

"Ayo!" Seru Rian menyuruh Aron, Aron segera mendorong becak sementara Rian mengayuh. Kecepatannya bertambah, Renata tertawa terpingkal pingkal melihat tingkah kedua cowok tersebut.

Sekarang mereka jadi pusat perhatian orang-orang karena memperlakukan Renata bak ratu, Rian sebagai kusir dan Aron pembantu.


Revisi 2.13

Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang