3.20: Akhir cerita?

5.3K 118 1
                                    

3 tahun kemudian

"Udah siap kan?"

Renata mengangguk, Elvano menggandeng tangan istinya tersebut yang tengah hamil menuju mobil. Mereka dalam perjalanan menuju dokter kandungan, memeriksa janin yang ada di kandungan Renata.

***

"Selamat, bayinya kembar."

Ucap sang dokter tersenyum ramah. Elvano tersenyum gembira sementara Renata shock

"Hah? Kembar?!"

"Dua anak?"

Sang dokter mengangguk,

"Ngelahirin anak juga dua kali?"

"Iyalah bu, masa iya semuanya langsung brojol."

Canda sang dokter membuat Renata tersenyum garing. Elvano dapat melihat kepanikan Renata. Perempuan itu pasti takut melahirkan.

***

Dalam perjalanan ke rumah, tak ada yang berbicara. Pria itu melirik Renata yang masih diam

"Kamu masih mau punya anak?"

Pertanyaan El membuat Renata menoleh

"Iya, tapi kaget aja."

Ujar Renata terkekeh garing, ia mencoba menenangkan hatinya. Ia pikir hanya akan ada satu anak, tapi memang semuanya terserah pada Tuhan.

Elvano menarik napas, ia duduk disebelah istrinya itu lalu menggenggam tangan wanita tersebut.

"Kita bisa, oke."

Ucap El tersenyum, Renata hanya tersenyum tipis.

"Aku mau hias kamar mereka nanti."

"Tunggu dulu, kan belom tau mereka cowok atau cewek."

"Kamu maunya apa?"

"Cowok cewek sih, jadi bisa saling jaga."

"Sama."

"Kalo cewek, kamu mau kasih nama apa?"

"Alexa sama Alessia."

Renata menjawab mantap, El terkekeh

"Kalau cowok, mau aku kasih nama Ardhanta sama Ardhito."

"Bagus."

Puji Renata, El merangkul istrinya itu lalu mengusap perut Renata.

"Baik-baik ya kalian disana. Nanti ketemu mama sama papa."

Ujar pria tersebut, membuat Renata geli

"Papa?"

"Iya, aku papanya. Kamu mamanya."

"Terus nanti Aron dipanggil om."

"Cocok kok, om Aron, om Angga, om Leon, om Reven..."

"Tante Keira!"

Sambung Renata tertawa, sungguh tak bisa dibayangkan bagaimana nanti Keira dipanggil tante.

*****

8 bulan kemudian

"EL!! SAKIT, CEPETAN NYETIRNYA!!"

Seru Renata berteriak kencang, Renata akan melahirkan. Ia sudah panik, dan sedang menuju rumah sakit.

"Iya sabar sayang..."

"SAYANG SAYANG NANTI DULU, INI UDAH MAU KELUAR YAAMPUN!!"

Balas Renata membuat Elvano menelan saliva

"Iya..."

Sementara itu, Keira disebelah Renata membiarkan tangannya digenggan kuat oleh sahabatnya itu

"El, ini istri lo udah mau mbrojol lho."

"Kei, gausah lo bilangin gue juga tau. Makanya itu kita ke rumah sakit..."

Ujar Elvano menginjak gas kencang, dalam 8 menit mereka sudah sampai.

Elvano menghela napas sejenak, lalu ia menghubungi mertuanya, Rose dan sang ayah.

Sementara Keira, kalian pasti sudah tau ia akan menghubungi siapa.

"Kei, thanks udah bantuin jaga Renata 2 bulan ini."

"Halah, santuy aja. Gue tunggu bayarannya ya."

Ucap Keira mengacungi jempol, Elvano menyesal berbicara pada perempuan itu.

***

Pukul 5 sore, seluruh keluarga sudah berkumpul didepan pintu persalinan. Lina dan Dion sudah panik, apalagi Elvano. Pria itu sudah mondar-mandir dari tadi.

"Udah El, duduk aja. Rena pasti bisa."

"Tapi kata dokter kondisinya lemah!"

Seru Elvano memikirkan ucapan dokter sebulan yang lalu. Is khawatir dengan kondidi istri dan calon anaknya.

Selama 4 jam is menunggu, jantungnya berdetak cepat. Pintu terbuka, sang dokter keluar

"Siapa ayahnya?"

Semuanya langsung menengok ke arah Elvano, pria itu mengangkat tangan

"Saya."

"Silahkan masuk. Kondisinya sehat semua. Bayinya laki-laki semua. Kondisi ibunya masih lemah ya pak."

Jelas sang perawat menuntun pria itu menuju ranjang Renata.

"Rena yaampun..."

Elvano segera memeluk istrinya itu, ia sangat khawatir.

"Kamu nggak mau peluk mereka?"

Elvano menoleh ke kanan, 2 bayi tidur ber sebelahan. Itu anak mereka

"Ardhanta Kavian Xavier."

Ucap Elvano, ia melirik Renata, wanita itu tersenyum kecil

"Ardhito Narendra Xavier."

Sambung Renata, kedua orang itu tersenyum.

"Ih pipinya tumpah!"

Seru Keira menunjuk pipi salah satunya. Renata menatap perempuan itu

"Heh, diliatin ibunya tuh!"

Peringat Reven menunjuk Renata yang melotot. Keira menyengir

"Hehe, ganteng kok mereka..."

Ucapnya sambil mundur perlahan-lahan.

***

"Siap? Satu, dua, tiga!"

Jepret

Pantulan sinar terlintas di ruangan itu. Mereka sedang foto keluarga. Elvano menggendong Ardhan, sementara Renata menggendong Dhito.

Kehangatan kembali muncul di hati Renata. Ia tak menyangka bahwa perjalanannya selama ini dapat ia lewati.

"Ren, ayo."

Elvano memanggil Renata yang terdiam, wanita itu mengangguk dan membawa trolley dengan 2 bayinya itu.

"Kita pulang ya nak."

Akhrinya mbrojol juga.
Tenang-tenang, cerita ini gabakal berakhir gitu aja. Author masih akan update keseharian mereka
dan...
Akan Ada side story tentang si kembar ini.

Typo?? Vote!!

Ice GirlWhere stories live. Discover now