3.6: Tawaran

2.9K 113 3
                                    

1 tahun kemudian

Elvano menarik napas lalu masuk ke ruangan itu

"Selamat pagi, pak."

Sapa lelaki itu memberi hormat

"Ah iya, silahkan masuk. Jadi begini, prestasi kamu di sini melebihi murid-murid lain, kamu mendapat tawaran khusus untuk melanjukan kuliah kamu di Australia."

"Australia?"

"Iya, itu tempat asal ibu kamu 'kan? Bagaimana? Kalau tertarik kamu didaftarkan ujian masuk."

Elvano terdiam seketika, impiannya yang dulu ia abaikan datang lagi

"Boleh saya pikir dulu pak?"

Pak Agus pun mengangguk ramah lalu Elvano keluar dari ruangan itu.


***


Angga menatap cowok didepannya yang nampak sangat serius

"Kalo menurut gue, mending lo ambil tuh beasiswa. Nantinya kan juga berguna."

Elvano yang tiduran di kasur empuknya menatap ke langit-langit

"Gue takut."

"Takut apaan? Semua pasti ngedukung lo lah, keluarga lo juga pasti sering ke sana, dana aja lo pasti punya lah. Ini impian lo bukan?"

Elvano mengangguk

"Gue takut ninggalin Renata."

Angga terdiam sejenak, ia lupa soal perempuan itu

"Gue nggak mau pisah sama dia. Lo tau sendiri gimana dia kacau, begitu juga gue yang kacau karena dia."

"Lo punya HP 'kan?"

Elvano segera menoleh menatap Angga yang menanyakan hal basi tersebut

"Ya punyalah."

"LDR aja."

"Long Distance Relationship?"

Angga mengangguk

"Kunci hubungan itu komunikasi El."

Ucapan Angga yang bijak itu membuat El merenungkannya

"Ngga, lo bijak juga ya kalo tentang cinta-cintaan."

"Iyalah, Angga anaknya Pak Wiro nih!"

"Tapi kenapa lo masih jomblo sampe sekarang?"

"Sialan lo, EL!"


*****


Elvano tersenyum tipis menatap perempuan didepannya

"Napa senyum-senyum?"

"Emang dilarang?"

Renata menggeleng membuat El terkekeh

"Ini harusnya di kali."

Ucap El yang paham benar rumus matematika, Renata hanya pasrah di ajari cowok itu, semuanya salah

"Aku udah daftar kuliah lho!"

"Oiya? Jurusan apa?"

"DKV."

"Emang kamu bisa gambar?"

"El mah gitu!"

Elvano tertawa kencang ketika Renata mengambek

"Jadi belajar ga?"

"Gausah, aku bisa minta mbak Google ajarin!"

"Emang mbak Google bisa ngertiin kamu?"

Renata segera menoleh dan tak sengaja irisnya saling bertemu dengan iris Elvano

"Apa yang paling kamu takuti?"

"Eh?"

Seketika Renata bingung dengan pertanyaan El

"Kamu paling takut sama apa?"

"Em, orang terdekat meninggal, musibah, ga naik kelas, sama...El pergi."

"Aku pergi?"

Renata mengangguk

"Oke, lanjut belajar!"

Seru perempuan itu setelah beberapa detik tak ada suara. Elvano menatap perempuan tersebut

"Gue takut ninggalin Renata."


***

"Aku pulang!"

Seru Elvano membuka pintu rumah, pemandangan tak biasa ia dapati

"Lo ngapain?

Ujar El menatap Al yang sedang belajar di depan komputer

"Ternak ayam."

Jawab Alvian membuat El mengangguk

"Ya belajarlah!" Seru Al yang dari tadi menunggu respon dari El, Elvano hanya meringis sambil duduk di sebelah kembarannya tersebut.

"Bisa gak?"

"Lo lupa? Kita kembar, kemampuan otak kita harusnya sama."

Ujar Al membuat Elvano menatapnya miring

"Kenyataan?"

"Gue gabisa, tolong ajarin."

Elvano terkekeh, ia sudah menduga jawaban itu

"Sini gue ajarin."

El meraih pulpen lalu menuliskan rumus matematika

"El."

"Hm?"

"Besok harinya."

Ucapan Alvian membuat Elvano terdiam, sesaat kemudian ia melihat kalender di ponselnya lalu menghela napas.


Oke, ini bakal gas pol buat revisi season 2 karena...Ice Girl masuk Watty's 

mohon Doa dan mari vote juga share 

Typo??

Ice GirlWhere stories live. Discover now