2.36: Lagi

3.4K 126 0
                                    

"Beneran, inget 'kan , dulu Renata tuh pernah nge fans sama CJR!"

"Bisa diem nggak?"

Semua tertawa ketika Alena menunjukan foto lama di ponselnya. Ketika Renata memakai seragam merah-putih dan dirinya memegang sebuah sisir sambil menunjukan pose menyanyi

"Udah udah, aib mu sana kami masih banyak..."

"Minta dong!"

"Heh!"

Renata melotot ke arah Aron, cowok itu tertawa ketika Renata menunjukan wajah kesalnya

"Elvano, Rena marah tuh!"

Seru Rian mengadu pada El, El tertawa ketika Renata berusaha me-nampol Rian hingga ke kolong meja

"Udah Woi, dari dulu berantem terus!"

Seru Clara menyuruh Renata duduk diam. Rian menjulurkan lidahnya tanda ia meledek Renata

"Apa!"

Renata hendak berdiri menjewer kuping Rian, tapi lengannya di genggam oleh El

"Udah duduk aja."

Renata dibuat diam sekaligus malu

"EKHEM, KITA DISINI KAYAKNYA CUMA JADI NYAMUK BUAT ORANG PACARAN!"

"Ngiri bilang aja, dasar jones!"

Cibir Renata membalas sindiran Alena, Rian menyetujui perkataan Renata tersebut.

"Lena abis tertolaq oleh gebetan."

Alena menatap Rian tajam, menyuruh cowok tersebut untuk diam. Elvano dari tadi terus menatap layar ponsel miliknya, Renata mengerutkan dahi

"El mau pulang duluan kah?"

El menoleh, ia mendongak lalu menggeleng pelan, ia meletakan tangannya di atas kepala Renata

"Sana ngobrol ngobrol sama temen temenmu."

Renata hanya mengangguk lalu kembali ke meja yang lain. "Renata jadi lebih...seneng senyum gitu."

"Iyalah, ada pacarnya kok..."

"Daripada Aron, berduaan terus sama Leon!"

"Sialan! Kami bukan homo woi!"

Seru Aron berteriak heboh, tetapi Renata sudah keburu kabur ke toilet. Renata tersenyum tipis sembari menghela napas, tak disangka ia akan bertemu semuanya.

"Kamu Renata?"

Perempuan itu berhenti berjalan, ia menengok ke belakang merasa suara tersebut tak asing. Renata terdiam menatap wajah orang itu

"Inget kan? Aku Farrel."

Renata tak bersuara, ia hanya tersenyum tipis lalu kembali berbalik dan segera menuju toilet.

Farrel terdiam melihat sosok didepannya tadi, Renata terlihat tak jauh berbeda, hanya kesannya ia lebih bahagia.

***

"El?"

Renata kebingungan mencari lelaki itu, yang kain sudah pulang, hanya ia yang menunggu El. Renata menghela napas, sudah hampir jam 8, perempuan itu berjalan menuju parkiran ke mobil yang ditumpangi mereka tadi. Mobilnya masih ada, perempuan itu mencoba menelpon El

Panggilan yang-

Renata segera menutup panggilan, ia bersandar pada mobil tersbeut menunggu Elvano datang.

Setengah jam

Renata menatap ke langit langit parkiran, pesannya tak dibalas sama sekali. Perempuan itu terus menerus menelpon El

"Masih belom kali!"

Renata langsung mendongak ketika melihat Elvano terkekeh bersama teman temannya, Renata mengerutkan dahi melihat dandanan para perempuan yang nampak akrab dengan El, make up tebal, baju pendek dan rok mini.

Mereka nggak masuk angin apa?

Renata membuka matanya lebar ketika salah satu dari para perempuan itu mendekati El lalu mengajak selfie, Renata terdiam. Renata nampak geram, ia mengambil foto El dan teman temannya, matanya agak panas melihat kejadian itu.

Perempuan itu menggenggam ponselnya erat lalu ia pergi berjalan keluar parkiran, ia menengok ke belakang, El masih saja seru dengan teman temannya.

"Ren?"

Renata langsung menoleh kedepan, ia terdiam melihat orang didepannya

"Lo ga pulang? Udah malem lho!"

Ethan mengangkat kedua alisnya, Renata hanya mengangguk lalu berjalan melewati Ethan keluar parkiran

"Mau pulang bareng?"

Tawar Ethan menunjukan kunci mobilnya, Renata nampak berpikir, ia lalu mengangguk lalu mengikuti Ethan.

***

"Duluan ya."

Ucap El melambai ke Yudha dan yang lain, ia mengeluarkan ponselnya, 7 panggilan tak terjawab dari Renata dan 15 pesan. Elvano membaca pesan tersebut, ia langsung melihat sekitar parkiran melihat apakah Renata masih disana, pandangannya tertuju pada ujung kanan parkiran, Renata dan Ethan, Elvano terdiam melihat Renata masuk ke mobil Ethan lalu pergi.

Ia segera masuk ke mobil nya lalu cepat cepat mengikuti mobil tersebut.

*****

"Ke cafe atau rumah lo?"

"Cafe aja."

"Beneran? Udah malem lho, cafe juga udah tutup, lo-"

"Cafe aja."

Potong Renata cepat, Ethan hanya mengangguk menyetir mobil nya ke Cafe Lima Serangkai.

"Makasih ya."

Ucap Renata tersenyum tipis, Ethan hanya mengangguk

"Kalo lo butuh sesuatu, telpon gue aja." Ucap Ethan menggaruk kepalanya, Renata mengangguk lalu membiarkan mobil tersebut pergi.

Perempuan itu mengeluarkan kunci cafe lalu masuk dan menutupnya kembali, ia menyalakan 2 lampu saja.

Renatagatha: Ma, Rena ke cafe dulu, ada yang ketinggalan

Pesan tersebut terkirim ke Lina. Renata menghela napas laku melihat galeri dimana ia sempat memotret El, tak sampai 5 detik perempuan itu menutup ponselnya, ia pergi ke dapur membuat sebuah coklat hangat untuknya.

"Ngapain kesini?"

Renata langsung menoleh, ia menatap pandangan mata tersebut, ia mengabaikannya melanjutkan membuat coklat hangatnya.

"Maaf aku kelamaan jemput."

Renata tetap mengabaikan El yang sepertinya mengikutinya dan Ethan. Perempuan itu melewati El menuju meja tadi.

"Rena."

Renata tak berbicara, ia hanya menuju kan foto tersebut

"Itu cuma temen aku, mere-"

"Cuma."

Elvano terdiam, ia mengingat bagaimana perilaku tadi jika dilihat memang terlalu dekat

"Maaf, aku-"

"Maaf terus."

Sindir Renata dengan tenang sambil meminum coklat hangatnya. Elvano tertegun

"Sana pulang, besok El USBN,kan."

Ucap perempuan itu tanpa melirik nya sama sekali. El melihat jam tangannya,

"Udah malem-"

"Sana."

Potong perempuan itu langsung, Elvano hanya menahan kalimatnya, ia meraih kunci mobilnya lalu berjalan ke arah Renata

"Aku pulang dulu." Ucap El mengecup dahi perempuan tersebut lalu keluar restoran, membiarkan Renata sendiri

"Udah bikin kesel masih bisa bikin jantungan." Kesal Renata setelah El pergi, wajahnya memerah akibat tindakan El tadi.


Revisi 2.36

Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang