3.9: Aku pergi

2.8K 116 1
                                    

Tatapan dingin itu mengamati setiap orang yang lewat, El hari ini tak banyak bicara hari ini. Ia menunduk, merasa dirinya sangat bodoh, meninggalkan Renata tanpa memberi tahunya, ia menahan air mata keluar dari pelupuk matanya, berusaha mengigit bagian dalam bibirnya meski sakit

"El?"

Panggilan tersebut mampu membuat El segera mendongak, tak peduli ia sudah menahan air mata

"El kenapa nggak bilang kalau mau kuliah di sana?"

Suara tersebut mampu menyihir cowok tersebut, El menangis, ia segera memeluk perempuan itu dan menangis di pundaknya.

"El?"

"Maaf, maaf, aku nggak bilang apa pun, maaf aku nggak dateng ke wisuda kamu, maaf aku bohongi kamu selama ini!"

El terus memeluk Renata erat, rasa rindunya ia keluarkan saat ini juga sebelum nanti ia akan jarang melihat Renata.

Perempuan itu terdiam ketika El memeluknya dan menangis, ia tersenyum tipis dan berusaha menenangkan cowok tersebut

"El nangis?"

El segera menghapus jejak air mata nya, ia terisak dan segera menggeleng, Renata tersenyum tipis menatap El.

"Kalau El pergi, memang kenapa?"

El terdiam,

"Asalkan kita komunikasi, semua baik-baik aja kan?"

Seketika Renata menjadi bijak, El tak dapat berkata-kata

"Dan asalkan El nggak bohong kayak gini."

Ujar perempuan itu membuat El bergetar

"Maaf, aku nggak mau kita LDR, aku takut kamu tersiksa."

"Terus El yang tersiksa?"

Samar samar senyuman miris itu terlihat, Elvano mengangguk

"El bakal sering pulang kesini kan?"

El mengangguk, Renata memeluk cowok itu. Panggilan pesawat El diumumkan, Renata menghela napas

"Sana, jangan lupa makan."

Ucap Renata mengacak-acak rambut El sambil berjinjit, El mengangguk sambil memberikan senyuman tipis

"Oiya, kita nggak jadi putus oke."

El mengangguk mendengarkan suara Renata. Perempuan itu tersenyum dan mengecup pipi El cepat

"Dah..."

Ucap perempuan itu, El meraih koper miliknya dan menatap perempuan itu. Ia mengecil dahi Renata dan membisikkan sesuatu

"Tolong tunggu aku."

Renata menangguk, El tersenyum dan berjalan menuju pintu penerbangan. Renata merasa tenang, mungkin ia rindu, tapi...ia merasa semua akan baik-baik saja.

Angga yang melihat semua itu hanya menghela napas

"Gue baru pertama kali liat El nangis."

Ujar cowok itu membuat Renata terkekeh.

***

"Hai."

Elvano memberikan tatapan hangat tersebut pada Renata, mereka melakukan video call.

"Di apartement ada apa aja?"

El segera menunjukan setiap sisi ruangan apartemen miliknya,

"Kamu tadi kelulusan beneran lulus?"

"Iyalah!"

Seru perempuan itu membuat El terkekeh

"El kira-kira disana berapa tahun?"

El terdiam, ia mencoba menghitung

"Mungkin bisa 6 tahun, aku lanjut sampai S2."

Renata hanya mengangguk

"Nanti aku DKV, aku mau bikin komik nanti"

"Bikin komik tentang kita?"

"Iya, tentang aku sama El."

Elvano tersenyum

"Tolong tunggu aku, aku pasti balik kesana."

Renata mengangguk menatap layar laptop miliknya.

"Disana udah jam berapa?"

"Jam 1 pagi. Disana masih jam 10."

"Eh? El besok kuliah kah?"

"Iya, jadwal nya jam 9 sih."

"Bangun! Aku nggak mungkin dateng ke Australia cuma buat bangunin El yang tidur."

"Iya, iya, goodnight."

"Night, El..."

Lanjott

Typo? Vote!!

Ice GirlWhere stories live. Discover now