1.6: Gue bertugas menjaga lo!

10.8K 361 0
                                    

  Rian menatap sekeliling, banyak kakak kelas yang menatapnya , ia mendengus. Cowok itu berjalan menuju ruang kepala sekolah, ia akan menerima akibat dari perbuatannya.

"Silahkan duduk."

"Kenapa kamu langsung memukul Farrel?"

Rian hanya membuang wajah, Farrel yang duduk di sebelahnya dengan wajah sebagai korban

"Tadi saya lagi nge-hampiri dia pak, soalnya dia kayak bawaannya marah, terus tiba tiba saya di tonjok pak."

Rian mendecih kecil, dusta

"Baik, Rian, apa kamu benar memukul Farrel?"

Rian menoleh ke arah pria tersebut, ia tertawa kecil lalu bangkit

"Iya, saya memukul dia. Tapi bapak ingat, setiap saya bertindak pasti ada sebabnya!"

Seru Rian menatap Farrel tajam, Farrel menelan saliva

"Baik, silahkan keluar, orang tua kalian sudah dipanggil kesini."

Ucap sang kepala sekolah membuat Rian tersenyum sinis, sementara Farrel melotot

"Mama saya akan segera datang?"

Pak kepsek mengangguk, Farrel terlihat gelisah. Mereka berdua segera keluar dari ruangan tersebut

"Kenapa? Takut ya dimarahin mama?"

Rian terkekeh lalu meninggalkan Farrel setelah puas mengejek. Sebenarnya bagi  Rian tak masalah, toh ia bisa cerita yang sebenarnya, hanya saja apakah Renata mau mendengar penjelasannya?

***

Rian memasuki kelas, seluruh pasang mata menatapnya sebagai seorang penjahat, ia mencari cari seseorang

"Len, Rena mana?"

"Rooftop."

Cowok itu segera berlari menuju rooftop, ia tak bisa membiarkan perempuan itu terjebak dalam permainan Farrel

"Renata!"

Rian membuka pintu rooftop lebar, napasnya terengah-engah akibat berlari menaiki 30 anak tangga. Terlihat perempuan itu menatapnya sekilas lalu kembali memandang ke depan.

"Ini bukan kamu."

Renata berbicara tanpa melihat Rian yang bersender pada tiang, Rian melirik perempuan itu

"Lo pasti ada alasan 'kan?"

Rian tersenyum lega, Renata mengerti dirinya.

"Plis, jauhin Farrel, dia mau buat lo terluka..."

Lirih Rian membuat Renata menoleh,

"Kalo gue terluka, emang kenapa?"

"Artinya gue gagal jagain lo."

Renata terkekeh, ia memandang Rian

"Lo udah sering nyakitin gue..."

"Ren, gue nggak tau lo bicara apa, tapi tolong percaya gue...Farrel ada niat buat nyakitin lo..."

"Oke gue percaya."

Jawaban itu membuat Rian tersenyum lega

"Tapi jangan gini lagi."

Ucap perempuan itu datar, ia meninggalkan Rian di rooftop, membiarkan cowok itu menenangkan diri.

***

Farrel mengunci diri di kamar, ia tak menduga Rian dapat berkata seperti itu, apa ia keterlaluan?

From: boss
Jangan cari masalah, gue tau semua yang kamu lakukan, kalau kamu mau tau siapa pengirimnya, ikutin permainan

Farrel9:
Siapa lo sebenernya ?

Boss
Ultah kita sama, kita pernah ketemu tapi pernah pisah.

Farrel mengerutkan dahi, ia tak mengerti maksud yang dikatakan orang itu.

"Aneh."

***

Rian menghela napas, cowok itu harus diam di rumah selama 3 hari, skors? Bagi dirinya itu hari libur. Toh ia sudah bercerita semua pada orangtuanya.

Lelaki itu menatap ke arah Jam di kamarnya, sudah jam 3 yang artinya sudah pulang, cowok itu merasa bosan, sedari tadi yang ia lakukan hanya tiduran  dan main game, apalagi yang harus dilakukan

"Hoi!"

Rian berbalik, ia tersenyum. Renata dengan tampang judesnya menatapnya,

"Gue bawa pasukan."

Rian tertawa ketika Clara dan Alena muncul dari belakang perempuan itu.

"Kalian ngerasa aneh sama Farrel, nggak?"

"Banget."

Sahut Alena disetujui Clara, Rian menghela napas

"Sana kalian pulang!" Usir cowok itu tanpa perasaan, Alena dan Clara mengerutkan dahi sambil berteriak heboh.

"Btw, gue mau ambil minum, dibawah kan?"

Rian mengangguk, membiarkan Renata turun ke bawah. Lagipula, perempuan itu sudah tahu seluk beluk rumah besarnya, mustahil jika ia tersesat dalam rumah besar keluarga Rian tersebut.

Renata membawa gelas yang sudah terisi jus jeruk melewati lemari kaca. Lemari kaca tersebut menarik perhatian Renata, ia mengerutkan dahi. Sebuah album foto kecil didalam lemari tersebut, Renata mengingat hal itu, dimana dirinya , Rian dan Aron sedang bermain di pinggir jalan, ia menelan saliva

"Ren!"

Renata segera berbalik, tak sengaja lengannya tergores ujung besi lemari tersebut. Rian dari tangga yang melihat darah perempuan itu menetes segera berlari, sementara Renata melihat darah itu merasa pikirannya berputar, pandangannya buyar, ia pernah merasa seperti ini

"Renata!!"

Revisi 6
Vote!

Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang