2.8: Bolos SMA

6K 210 0
                                    

"Mama, dasi ku mana?" 

Teriak Renata sibuk mencari dasinya, ia dari jam setengah 7 tadi sudah lari kesana kemari, telat bangun karena salah memasang jam weker nya.

Lina menghela napas,anaknya itu masih sama saja, selalu lupa dimana letak ia menaruh barangnya.

"Ren,cepetan!" kesal Aron di ruang tamu, Leon hanya menikmati snack di meja tersebut, tak peduli sahutan dari Renata-Aron, yang ia tahu kue yang ia makan enak. Renata meraih tas ranselnya, merapikan rambutnya sebentar di cermin lalu segera ke tempat yang lain menunggu.

"Pergi,ma.."

pamit Renata, Lina hanya mengangguk,

"Jangan cari masalah lagi!"

hanya itu kata kata Lina yang hanya dijawab lYa' dari anak itu.Renata,Aron,dan Leon sudah naik ke mobil,Renata menelan saliva, agak ragu jika Aron yang menyetir.

Entah apa yang ada dipikiran Aron, sejak liburan kemarin ia sudah belajar mengendarai mobil meski tak memiliki SIM. Aron menyeringai, Leon duduk di kursi belakang masih membawa setoples nastar dari rumah Renata , entah dapat dari mana dan ia masih sibuk memakan.

"Ayo,mereka udah nunggu!" kesal Renata menunggu Aron tak jalan jalan, Aron hanya menyengir

"Anu, aku masih takut, kita jalan aja gimana?" ujar Aron yang mendapat balasan helaan napas dari Renata.

"Minggir!" seru renata mengambil kemudi,sekaranfg malah renata yang akan menyetir.

"Hati-hati, aku masih mau hidup!" saran Leon,Renata mengangguk, ia menjalankan mobil matic tersebut.

***

Ricuh

Suasana lapangan Trisakti padat dengan para anak anak, termasuk Aron dan geng nya. Akhirnya mereka berlima lulus dengan nilai yang cukup memuaskan bagi mereka. Seperti pagi ini, Keira sudah menabrak beberapa orang di lapangan karena berlari ke bawah pohon tempat mereka biasa berkumpul. Anak itu sudah mengabaikan sekitar 4 kali teriakan senior yang menyuhnya tidak lari-lari, tapi apa daya jika yang mereka teriaki seorang Keira?

Reven sudah duduk dibawah bayangan pohon, tak peduli ia sekarang mengenakan seragam putih-abu-abu yang artinya ia sudah SMA sekarang.

Kedua anak itu menunggu kedatangan Renata, Aron, dan Leon. Sejak mereka bersama, Renata lebih lsering ikut dua cowok tersebut. Akhirnya ketiga orang itu datang dengan Leon dan Aron yang nampak shock.

"Napa kalian?Tumben lama.." cerocos Keira,Renata hanya melirik Aron,anak itu menjadi penyebab mereka hampir terlambat. Sejak Renata menyetir tadi Aron teriak-teriak tak jelas, seakan mobil dan motor didepan mereka yang berjarak 3 meter hampir ditabrak perempuan itu.

"KALIAN!KESINI SEKARANG!!"

Kelima anak itu menoleh,terlalu asik berbicara sampai sampai sekitar mereka sepi,seluruh murid sudah berbaris rapi didepan para senior dan guru.

"Mampus.." ujar Reven berjalan ke depan. Mereka menjadi tontonan, disaksikan oleh seluruh murid dimarahi dan diberi hukuman pada hari pertama.

***

"Aishh.."

Lega Leon memutar pinggangnya ke kanan dan ke kiri, mereka disuruh lari keliling lapangan 10 kali, entah mengapa pada hari pertama sangat kejam. Istirahat mereka gunakan untuk berkumpul di tempat biasa, rooftop sekolah tempat paling seru.

Renata duduk, mengatur napas, Keira langsung mengambil minum lalu tanpa malu langsung menuangkannya ke dalam mulutnya.

"Dasar gila!" ucap Reven mencibir,Keira hanya menyengir. Aron dan Leon melepaskan dasi mereka ,sesak,dipasang oleh Renata pastinya.

"Abis ini ngapain sih?" tanya Leon mengibas-ngibaskan tangannya ke tubuhnya,"Hm,perkenalan sekolah." ucap Renata membaca rancangan materi. Seketika semua diam,saling menoleh satu sama lain

"Bolos?"

Usul Reven yang tak ada bantahan, mereka semua menyelinap mengambil tas dikelas lalu kembali ke rooftop.Bel berbunyi, tandanya itu acara selanjutnya,perkenalan bagian-bagian sekolah.

Tak mungkin mereka ketahuan, murid yang ikut terlalu banyak bahkan sampai para guru kewalahan. Maka dengan sukarela kelima anak itu terbaik hati mengurangkan pekerjaan para guru tersebut.

"Ngapain nih.." ucap Keira menguap, bosan,sudah setengah jam mereka disana.

"Woi! Sini!"

Mereka berlima menoleh,mancari sumber suara tersebut. Cowok bersepatu merah keluar dari dekat pintu.

"Lo bolos juga?" tanya Aron agak heran,Ethan hanya mengangguk

"Jelas banget kali..." ujarnya tanpa melirik Aron. Ia berjalan menuju Renata,

"Cie, udah pake rok abu-"

"Tadi bukannya ketemu waktu dihukum?"

Belum selesai Ethan berbicara,Renata sudah menyela. Keempat anak lainnya menahan tawa, Ethan dikalahkan Renata."Oh iya.." ucap Ethan meringis,

"Gue duluan!" dengan tak jelas Ethan melambaikan tangan,

Hanya pergi begitu saja.

"Hm,datang tak diundang, pergi seenaknya.." ucap Leon memandang anak itu keluar.

"Biarin! Kantin aja,yo!" seru Keira berati kebawah duluan, disusul yang lain.

Revisi 2.8

Ice GirlWhere stories live. Discover now