2.34: Butuh

3.4K 138 4
                                    

Elvano berlari menelusuri lorong rumah sakit, tak peduli para perawat yang menegurnya. Ia berhenti ketika menemukan pria yang sedang duduk di depan ruang UGD

"Mama gimana pa?"

Mr.Xavier hanya melirik putra kedua nya itu.

"Mobil yang tadi pagi mama pakai ketabrak bus."

Icha dengan wajah lolosnya berlari mengikuti El, mereka datang tanpa Al. Tak ada yang berbicara lagi selain Icha yang terus mengoceh.

Pintu ruangan terbuka, menampakan seorang dokter yang hendak berbicara dengan Mr.Xavier. Dokter tersebut pergi meninggalkan Mr.Xavier dan El

"Mama koma."

Satu kata tersebut langsung membuat Elvano segera masuk ke ruangan VIP tersebut, ia menatap wanita didepannya yang diberikan selang pernafasan

"Ma...mama bisa denger El kan?"

"Ma...jawab ma..."

El terus terisak memegang tangan Rose yang lemas.

****

Renata membuka pintu, ia berkedip dua kali menemukan Angga ya ga da di depan rumahnya

"Kenapa kak?"

"Kamu tau berita soal El?"

Renata menggeleng, Angga menghela napas

"Kalian berantem?"

Renata menggulung bibirnya, tak menjawab pertanyaan Angga.

"Setelah kemarin Jumat kamu ke rumah dia, El dapet kabar mamanya kecelakaan."

Renata terdiam, setelah ia pulang artinya keadaan El sedang buruk

"Aku harus ngapain?"

"Ayo ke rumah sakit..."

"Tapi kami berantem."

Angga menatap Renata

"Kamu nggak mau ketemu El cuma gara gara kalian berantem? El butuh kamu Ren,

Dia sekarang dipisahin di ruangan khusus, dia kayak orang gila lebih parah dari Al. Om Xavier juga nggak bisa ngadepin, cuma kamu yang tau caranya."

Renata terdiam, ia mencerna baik baik perkataan Angga

"Selama aku temenan sama El, dia nggak pernah senyum segembira itu karena lo."

Renata segera masuk ke dalam kamar meninggalkan Angga sendirian didepan, tanpa 5 menit ia sudah keluar berlari dan meminta ijin dari Lina untuk ke rumah sakit

"Ayo cepet kak!"

Angga tersenyum tipis melihat Renata, mereka segera menuju rumah sakit dengan mobil Angga.

****

"Itu ruangannya."

Angga menunjuk sebuah ruangan di pojok, Renata menelan saliva. Ia berjalan pelan pelan menelusuri lorong menuju ruang khusus tersebut. Ia mengambil napas dalam dalam lalu membukanya

Seperti kata Angga, Elvano dengan peredam suara di sekelilingnya berteriak kencang tak jelas. Renata menutup pintu lalu melangkah ke arah Elvano yang berteriak

Elvano terdiam seketika, Renata memeluknya hangat. Ia tak bersuara apapun selain isakan tangisnya

"Hai El..."

Renata tersenyum tipis ke arah pacarnya itu, Elvano menatap manik coklat milik Renata itu dengan genangan air di matanya

"Mama koma Ren..."

Teriak El lalu kembali mengatur emosinya. Renata melepas pelukannya

"El percaya kan mama El bakal selamat?"

Elvano hanya mengangguk, Renata tersenyum lalu menarik lengan El untuk bangkit

"Maafin Rena kemarin."

Ucap perempuan itu menatap ke atas, Elvano dengan kantung mata yang tebal menatap Renata ,ia tersenyum tipis

"Aku yang salah, nggak bilang..."

Ucap El memeluk perempuan itu dengan erat

"Makasih udah selalu ada saat aku butuh..."

****

"Gimana?"

Renata langsung mendongak ketika Angga tiba tiba ada didepannya,

"Tidur."

Angga menoleh ke samping melihat El yang ketiduran dengan selang infus di tangannya. Renata hanya tersenyum kecil

"Makasih ya."

Angga mengerutkan dahi

"Buat?"

"Nganter aku."

Angga hanya mengangguk, cowok itu keluar dari ruangan tersebut lalu menghela napas

"Jomblo ngeliat bucin nyesek  bat!"

****

Elvano mengunyah pizza tersebut, Renata berjalan ke sebelah ranjang cowok tersebut lalu duduk di sofa ikut menonton TV

"El beneran mau kuliah di Eropa?"

El menggeleng

"Aku cuma ikutan tes, aku udah daftar kuliah kok."

Renata menyembunyikan senyum nya dibalik pizza mozarella tersebut

"Aku tau kamu senyum."

"Uhuk!"

El terkekeh, Renata menyenggol cowok itu kesal

"Mama El gimana?"

"Kata papa udah sadar, lagi masa pemulihan."

"Aku pulang dulu ya."

Ucap perempuan itu bangkit lalu meraih tas kecil miliknya, Elvano hanya tersenyum menatap Renata yang berikan menuju pintu keluar

"Apa?!"

Elvano tertawa, wajah Renata merah ketika perempuan itu dipandangi

"Gak ada ucapan gitu?"

Renata terlihat berpikir sejenak

"Cepet sembuh biar bisa foya foya lagi."

Ucap Renata tersenyum sambil mengecilkan sebelah matanya lalu keluar dan pergi.

"Nggak lah..."

Seru Renata kembali masuk ke ruangan tersebut, dengan membawa sebuah buku yang lumayan tipis

"Nih kalo bosen."

Renata menaruh novel tersebut di sebelah tempat tidur El,

"Aku pulang ya."

El segera menarik tali tas Renata

Cup

Renata melotot, Elvano terkekeh setelah mengecup dahi perempuan itu

"Langsung kerasa obatnya."

Ucap Elvano sambil mengacak ngakak rambut Renata yang shock

"EL!!"

Revisi 2.34

Ice GirlWhere stories live. Discover now