3.15: Special Date

3K 109 2
                                    

"Kenapa nggak bilang-bilang kalo mau balik ke sini? Kuliah El gimana?"

Elvano tersenyum tipis menatap perempuan didepannya

"Aku udah S2, aku lulus tanpa bilang kamu. Surprise."

Ucap cowok itu membuat Renata terdiam

"Jadi..."

"Aku nggak perlu ke Australia lagi untuk kuliah."

"Beneran?"

El mengangguk

"Terus El ngapain disini?"

Pertanyaan dari perempuan itu membuat Elvano tersenyum

"Beberapa hari lalu. Ada temen papa yang ngajak aku jadi manager di pabrik plastik, aku terima."

Renata hanya mengangguk lalu kembali meminum es teh manisnya. Elvano merasa ada yang aneh

"Nggak seneng aku pulang?"

Renata langsung mendongak dan menggeleng

"Bukan, aku cuma lagi banyak pikiran aja."

"Cerita aja, aku sekarang ada disini. Nggak perlu telpon lagi."

Ucap El mengelus kepala Renata, perempuan itu tersenyum tipis.

"Dulu aku punya sahabat munafik, dia buat aku di bully sebelum aku pindah ke sini. Dan 2 minggu lalu, dia datang ke apertemen ku."

"Dia ngapain?"

"Dia minta aku ijinin dia numpang di apartemen, katanya keuangannya down semua."

"Terus?"

"Aku usir."

Jawaban Renata membuat Elvano terkekeh

"Yaudah, biarin aja dia susah. Kecuali dia bener-bener minta maaf. Tapi itu terserahmu."

Ucap El bangkit berdiri, Renata hanya mengangkat kedua bahunya

"Kamu nggak mau ke timezone? Main?"

Ajak Elvano, cowok itu sangat mengeti bagaimana mengembalikan mood Renata, perempuanku tersenyum dan segera berdiri

"Ayo!"

Seru perempuan itu segera menarik lengan El ke lantai 3. Renata tersenyum kecil, sudah lama El tidak menggenggam tangannya

***

"Mau main apa?"

"Basket!"

Seru Renata segera menjawab, Elvano tersenyum

"Lawanan?"

"Ayo!"

Elvano segera menggeser kartu, dan permainan dimulai,

"Ayo, masa kamu baru 10 poin..."

Ucap El terkekeh melihat Renata yang kesusahan menembakan bola ke sasaran

"Aku bisa sendiri!"

Balas Renata menggerutu. El tertawa lepas melihat poin miliknya dan Renata beda jauh

El - 26

Renata - 12

"Mau main lagi?"

"Renata segera mengangguk dan mencoba meraih kartu yang ada ditangan El, tetapi Elvano segera menjauhkan tangannya nya dari Renata

"Bareng."

Ucap El dengan jarak sangat dekat, Renata terdiam dan menelan saliva. Ia sudah lama tak memandang wajah Elvano sedekat ini.

"Gantengnya."

Ucap Renata tak sadar. Perempuan itu masih bengong terpaku memandangi wajah sang kekasih. Elvano mengerutkan dahi,

"Aku ganteng?"

Ulang Elvano membuat Renata tersadar akan lamunannya, perempuan itu segera menjauh dari El dan menyadari perbuatannya.

"Enggak, itu..."

Ucap Renata tergagap, Elvano tersenyum hangat lalu segera merangkul Renata, perempuan itu menunduk malu.

"Beli burger yuk?"

Renata mengangguk perlahan.

*****

"Kemarin, waktu aku ngelamar, kaget nggak?"

"Iyalah, aku pikir gajadi lulus."

Ucap perempuan itu terkekeh, ia menggigit cheeseburger milik nya. Mereka berdua di mobil El, melihat pemandangan di bukit

"Tapi agak malu aja sih, diliatin orang banyak."

Elvano mengerutkan dahi

"Terus, maunya gimana?"

Renata tersenyum kecil menatap El

"Yang...privat."

"Emangnya les apa gimana..."

Seru El mengacak-acak rambut perempuan itu, Renata mendumel

"Beneran, ih!"

Kesal perempuan itu

"Mau privat?"

Renata mengangguk, El mengangkat satu alisnya lalu meraih sebuah kentang goreng

"Would you marry me, Renata Agatha?"

Ucap Elvano menyodorkan sebuah kentang, ia bermaksud menyuapi perempuan itu. Renata tersenyum dan terdiam, perempuan itu mengangguk.

"Aku, nggak nyangka."

Ujar Renata, ia menatap ke pemandangan kota

"Dulu, aku pernah kesel sama El gara-gara El itu kakak kelas yang ngeselin dan sok pinter.

El berusaha buat Rena senyum ataupun ketawa. Dan lama-kelamaan aku luluh juga."

Ucap perempuan itu, Elvano terdiam

"Kalau boleh tanya, kenapa El mau sama Rena? Padahal ada si kak Aurel yang cantik dan sederajat sama El, ada banyak cewek di sekeliling El. Tapi kenapa pilih Rena?"

Pertanyaan itu membuat Elvano tersenyum tipis, cowok itu menggenggam tangan Renata

"Soal itu, aku juga nggak tau. Kenapa aku bisa suka sama cewek yang judes, sering nangis, makannya banyak."

Renata mencubit El, membuat cowok itu meringis

"Aduduh!"

Seru cowok itu, Renata melirik kesal El. Elvano terkekeh

"Tapi waktu dia senyum rasanya hangat di hati ini. Dan aku sadar, aku butuh kamu. Dan yang paling sabar dan kuat ngadepin aku."

Ucap Elvano merangkul Renata, perempuan itu tersenyum kecil

"Nggak bawa oleh-oleh dari Australia?"

El terkekeh, ia sudah menduga Renata pasti akan menanyakan pertanyaan itu

"Dibelakang mobil tuh, buka aja semua."

Perempuan itu segera keluar dan membuka garasi mobil, El tersenyum kecil melihat Renata yang tersenyum ceria saat membuka oleh-oleh itu semua.

Akhirnya update
Ya mon maap lama banget nunggunya😥

Typo?
Vote!!

Ice GirlWhere stories live. Discover now