2.20: El marah

4.5K 161 4
                                    

"Cie, anak mama senyum senyum sendiri..." goda Lina pada Renata, dari pagi tadi Renata terus menerus bersikap aneh dan terus tersenyum.

"Ma..." ujar Renata melirik Lina malas, wanita tersebut hanya meringis,semalam ia diceritakan putrinya bagaimana caranya ia mendapatkan 2 buku novel tanpa mengeluarkan uang, dan tentunya bagaimana El menembaknya.

***

"Ciee yang barusan jadian..."

"Traktirannya ditunggu..."

"Udah kerja!!"

Seru Renata kesal karena semua menggodanya.

"Kalian beneran pacaran?"

Tanya Angga berbisik pada El, El mengerutkan dahi "Iya, kan kemarin udah gue bilang 3 kali." 

Pengunjung cafe berkurang, akhirnya Leon dan Renata yang bertugas memasak akhirnya bisa beristirahat, terutama para waitter yaitu Reven, Keira dan El tak lupa Angga.
Entah sejak kapan El dan Angga sudah resmi bergabung dengan mereka,  Aron tak apa apa, lagipula mereka terbantu atas kehadiran kedua orang tersebut, ditambah kepopuleran El yang membuat pengunjung cafe diminati para perempuan.

El duduk di salah satu meja, karena sudah saatnya mereka makan siang, maka cafe di tutup sementara. Renata dan Leon keluar membawa beberapa makanan dan snack,
"El mau?" Tanya perempuan tersebut menyodorkan kentang goreng, El mengangguk lalu tersenyum .

Keira, Reven dan Aron memandang mereka sinis, apalagi Angga yang mengipas ngipaskan tangannya seolah olah panas, meskipun AC di cafe mereka berfungsi baik.
Reven dan Keira saling melirik, seluas senyuman sinis ada di wajah mereka.

"Ekhem."

"Panas ya, disini..."

Ujar Reven menggoda Renata dan El, Renata hanya tersenyum miring ketika El melempar es batu ke wajah cowok itu.

"Sialan lo!" Seru Reven melempar es batu tersebut balik, mereka semua tertawa.

"Itu beneran lo pake?"

"Hah?" Ucap Keira tak mengerti pertanyaan Reven,

"Gelang buatan gue, itu kan jelek banget."

"Hadiah dari lo emang jelek semua,"

"Lanjutin..."

"Maka gue menghargai karya lo, ga bersyukur!" Ucap Keira menoyor kepala Reven, Aron mendecih,

"Kayaknya emang kita berdua yang masih jomblo." Ucap Aron menghela napas, Angga mengerutkan dahi, merasa terhina oleh ucapan Aron

"Lo? Gue aja kali, lo kan sama Leon."

"Kurang ajar..."


***


Sebuah mobil berhenti di depan cafe mereka, beberapa anak turun dari mobil kecil tersebut, El mengetahui mereka, ia berdiri menatap kerumunan tersebut.

"Elvano, inget kami kan? Sahabat lo yang paling baik sedunia...Tambah ganteng aja lo..."

ucap salah seorang cowok dari mereka basa basi. El mendengus,

"Apa mau kalian?"

"Jadi, gini, usaha ortu Karin lagi terancam, dan lo mau 'kan minjemin uang buat bantuin usahanya?"

Ucap cowok tersebut enteng, Renata mundur beberapa langkah saat dipandang beberapa orang disana.

"Berapa?"

"Cuma 20 juta, mau ya, kami butuh lo banget."

 Pinta cewek bernama Karin maju, ia memelas pada El. Elvano meringis

"Saya? Kalian berani minta bantuan saya? Apa kalian lupa setelah kejadian itu kalian meninggalkan saya tanpa belas kasihan, dan sekarang kalian mau minta bantuan?

Terus tadi kalian bilang apa? SahabatBullshit, apa kalian ada saat saya butuh kalian. Maaf saja saya kasar, jika kamu ngomong cuma 20 juta, kamu seharusnya bisa sendiri, kamu sendiri yang bilang 'cuma' benar 'kan?"

Renata menelan saliva,  melihat tangan pacarnya tersebut terkepal, ia baru kali ini melihat wajah El yang marah.

Orang orang tersebut dibuat diam seribu bahasa oleh cowok itu, El mendengus,

 "Maaf, gue ga bisa bantu kalian."

 Ucap El berbalik lalu menarik tangan Renata ke dalam cafe. Renata melirik ke depan cafe, gerombolan tadi kembali masuk ke mobil yang mereka pakai tadi lalu pergi. Renata melirik El, tampang cowok tersebut benar benar mengerikan.

Elvano duduk dengan gelaran napas kasar, ia memandang Renata,

 "Tolong anggap kejadian tadi nggak pernah ada." 

Ucap El serius, Renata hanya mengangguk, lalu membiarka El sendiri.


Revisi 2.20

Ice GirlOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz