3.19:Rumit

3.5K 98 1
                                    

Renata menandatangani surat kontrak didepannya, ia menggenggam erat pulpen di tangannya. Ia baru saja me-nandatangani surat perjanjian nya.

"Kamu bisa mulai sekarang, minggu depan deadline ya."

Ucap Richard, pria yang menjadi editor Renata.

"Minggu depan?"

Ulang Renata memikirkannya, Richard mengangguk. Apakah ia bisa menyelesaikannya sendirian?

***

Elvano tersenyum tipis, memandangi Renata yang sedang menikmati waktu memasaknya. Sudah tercium harumnya wangi bawang putih yang di tumis oleh perempuan tersebut.

Ting!

El menoleh, sebuah pesan masuk di ponsel Renata. Elvano mengerutkan dahi

Richard
Besok Ada waktu?

Siapa Richard? El hendak membuka pesan itu untuk membalasnya

"El."

Ucap Renata menaruh piring berisi spaghetti yang masih hangat. Elvano mengangguk

"Ayo maka-"

"Sebentar."

Sela perempuan itu meraih ponsel didepannya, ia membalas pesan dari Richard. Renata mengabaikan Elvano, pria itu mendengus ketika Renata terkekeh sendiri saat bermain ponsel.

Dengan kesal pria itu makan sendirian, sambil menatap tajam ponsel Renata.

***

"Night El."

Ucap Renata, hanya butuh waktu 10 menit perempuan itu sudah tertidur pulas. Elvano melirik ke sebelah, dimana ponsel Renata ditaruh di meja.

El segera meraih ponsel perempuan itu dan membaca history chat Renata dengan pria bernama Richard tersebut.

Richard
Besok Ada waktu?

Renatagatha
Ada, jam 12 aku kosong

Richard
Besok datang ke kafe xxx ya,sekalian bicarain hal hal penting

Renatagatha
Oke

Elvano menatap sinis percakapan itu, nampak kedua orang ini sudah akrab. Setidaknya ia tahu besok akan pergi ke mana.

***

Renata berjalan menuruni mobil, ia masuk ke dalam kafe dan mencari-cari seseorang. Ia mengangkat kedua alisnya ketika menemukan orang yang ia cari.

"Pesen dulu aja, abis itu kita bicarakan ini."

Ucap Richard tersenyum hangat pada Renata, perempuan itu mengangguk dan segera memesan minuman kepada pelayan.

Elvano yang tak jauh dari sana terus memperhatikan, bagaimana Renata nampak cukup sering dibuat tertawa oleh pria itu.

Cukup sampai disini dulu pengamatan Elvano. Ia segera keluar kafe setelah membayar pesanannya. Ia tak mau berlama-lama membiarkan hatinya panas.

Dia cemburu, dan jika ia cemburu, Elvano pasti akan membiarkan dirinya larut dalam pekerjaan, mencoba melupakan hal itu.

***

Untuk menambah feels, kalian bisa sambil dengerin lagu
'More and more' - Finding Hope

Happy read😊


Pukul 9 malam, Renata menghela napas. Elvano masih belum pulang, mungkin karena kemarin mereka ke Australia dan pekerjaan El menumpuk banyak.

Ice GirlWhere stories live. Discover now