2.3:Murid baru

7.5K 258 0
                                    

Renata melangkah memasuki kelas, masih sepi. Istirahat selesai 15 menit lagi, ia sangat bosan. Terpikir untuk membuka ruang obrolan dengan Alena, sayangnya ia baru ingat bahwa disana pasti sudah masuk.

Istirahat di sekolah ini bisa dibilang lebih lama dari pada di sekolah Renata dulu. Renata menopang dagunya dengan telapak tangan bagian kanan miliknya. Manik coklatnya menatap ke arah jendela, garis tipis yang dari tadi datar mulai agak melengkung sedikit.
Renata tersenyum samar, senyuman rindu.

Brakk

Sontak Renata Segera menghapus senyuman di wajah manisnya tersebut, ia segera menoleh ke asal suara. Pintu kelas terbuka dengan lebar, sebuah dorongan keras dari seorang anak lelaki, pipi bagian kanannya agak lebam, seperti habis bertengkar.

Renata merinding ketika sorot mata anak itu mengarah kepada Renata, tatapan kejam penuh kebencian. Dengan cepat, anak itu langsung menutup dan mengunci pintu kelas,Renata melotot.

Brak!Brak!!

"BUKA ,THAN!"

Renata agak kaget, terdengar suara pintu ditendang dari luar,anak lelaki tersebut mengintip ke jendela, masih banyak murid yang menantangnya berkelahi. Anak tersebut mendengus lalu duduk di tempatnya. Kakinya ia angkat lalu ia usap lutut nya yang lecet.

Renata yang merasa takut mengeluarkan ponsel miliknya lalu berpura-pura menyibukkan diri.

"Nama gue Ethan!"

Sebuah sodoran tangan tiba tiba muncul didepan ponsel Renata, Renata melirik anak itu sekilas. Penampilan nya hampir sama dengannya, agak berantakan tapi lebih rapi Renata. Perempuan itu hanya melirik tangan Ethan yang tersodor lalu mengabaikannya.

Anak bernama Athan tersebut mengerutkan dahi, agak kesal dengan perempuan didepannya.

"Nama gue Ethan!"

ucap anak itu lagi,tapi tetap tak ada jawaban dari Renata. Ethan menarik uluran tangannya, anak itu benar benar cuek

"Namaku Et-"

"Nggak nanya."

Ucapan Ethan dipototong Renata,kejam? Tidak, ia hanya malas berkenalan dengan murid seperti itu. Ethan mengerutkan dahi lalu mendengus, sedetik kemudian ia berbalik lalu membanting pintu kelas dan segera keluar. Renata melirik anak itu sekilas,menahan tawa melihat tampang Ethan yang cemberut.

***

Kring!!

"Renata!Kita jajan yuk!!"

Renata yang dari tadi tidak menyimak penjelasan guru tentang berbagai pelajaran, akhirnya menoleh ke arah Keira yang tersenyum sumringah. Renata kembali mengingat pesan mamanya, ia mengubah sorot matanya dari datar ke agak peduli lalu mengangguk.

"Ayo!" seru Keira segera menarik tangan kiri Renata,mereka berlari mengikuti Aron dan Reven,sementara Leon tertinggal dibelakang."Woy!" teriak Leon mengejar Aron yang meledeknya.

"Mas cilok satu!"

"Satu apa neh, bungkus atau satu doang?"

"Satu ribu."

"Yee, seribu kali!"

Begitulah akrabnya Aron dengan sang mas mas ini, Renata hanya menggeleng melihat betapa buruknya matematika Aron saat di praktekkan.

"Kalian inget tadi waktu El nyebut Renata?" ucap Leon tersenyum mengingat kejadian tadi.

Pandangan tersebut hanya ditanggapi Renata dengan lirikan malas,

"Kebiasaan ngomong nggak liat sekitar..."

sahut Reven.Renata kembali mengingat hal tadi,memang jika dilihat lihat agak lucu.

"Kamu tau El, Ren?" tanya Keira, menoleh ke Renata, Renata menggeleng sambil memasukan sebuah cireng ke dalam mulutnya.

"Dia itu bisa dibilang..."

"Perfect!"

ucap Reven mendahului Keira,Keira mengerutkan dahi lalu memukul lengan Reven."Itu bagianku yang cerita!" ujar Keira menatap tajam orang yang ia anggap kakanya itu.

Reven hanya terkekeh,ia kembali Melihat Renata yang masih menoleh ke kanan dan kiri,memandangi wilayah sekitarnya.

"ARON,PUNYAKU!!"

Semua pandangan langsung menuju ke arah Aron dan Leon, Aron tertawa jahat,terlihat bungkusan siomay milik Leon ditaruh di atas pohon yang sangat tinggi. Leon mendengus lalu mendorong Aron menjauh agar ia bisa memanjat dan mendapatkan kembali siomay miliknya tersebut.

"Waktu dia bilang 'Aron punyaku', gue pikir Aron nya, ternyata siomay..."

Bisik Keira membuat Renata terkekeh sedikit. Ia mengangguk setuju.

Leon langsung melompat lalu menatap tajam Aron yang terkekeh, Keira dan Reven tidak akan ikut campur. Renata menghela napas pelan, tersenyum tipis yang mungkin akan membuat suasana hatinya lebih baik.

Perempuan itu baru sadar jika sebentar lagi Lina akan menjemputnya

"Gue duluan ya."

Ijin Renata membuat Keira yang masih mengunyah cilok mengangguk sambil mengacungkan jempol. Perempuan itu berjalan menuju pos satpam, dimana seharusnya dijemput di sana

Drtt

Saku seragam Renata bergetar, ia mengeluarkan ponsel miliknya. Membuka ponselnya , ia menatap malas isi pesan itu. Lagi lagi hanya iklan dengan malas ia mematikan ponsel miliknya lalu menggenggam ponsel tersebut.

Dibawahnya pesan dari Lina yang menyuruhnya bersiap-siap, ia memasukkan ponselnya ke dalam saku dan memantau jalan raya dimana seharusnya mobil Lina berhenti

"Renata?"

Renata langsung menoleh ke kanan, merasa namanya dipanggil. Elvano, anak yang tadi membicarakan ya waktu di kantin.

"Belum pulang?"

Tanya Elvano basa basi,Renata yang merasa tak mood untuk berbicara tetap diam sambil menunggu Lina. "Kamu temennya Aron dari kecil ya?" tanya El lagi, diam, Renata hanya mengangguk tanpa melihat wajah Elvano.

El menghela napas, merasa mobil jemputan nya datang ia langsung bangkit, tepat waktu Renata menoleh. "Dah!" ucap El tersenyum dan diangguki Renata pelan, cowok itu masuk ke mobil, dan selama itu pandangan Renata tak kelas dari punggung cowok itu, ia baru sadar saat mobil yang dinaiki Elvano pergi, perempuan itu menggelengkan kepalanya mencoba mengembalikan kesadarannya.

Revisi season 2.3

Vote...

Ice GirlWhere stories live. Discover now