SPECIAL LETTER

3.6K 99 0
                                    

Hari Minggu, keluarga Renata membersihkan gudang mereka. Dhito mengerutkan dahi membaca sebuah kardus di depannya. Ardhan yang sedang membawa barang, melihat bahwa adiknya itu tidak bekerja langsung menyenggolnya.

Sontak saja Dhito segera menoleh, tanpa berbicara Dhito sudah mengerti maksud Ardhan. Kakaknya itu hanya menunjuk kardus di depannya dengan dagunya lalu pergi. Dhito yang tak tahu akan ia bawa kemana kardus bertuliskan 'KENANGAN' tersebut, akhirnya ia membawanya ke sang papa.

"Pa."

Panggil Dhito, Elvano yang sedang membaca laporan perusahaan langsung menaruhnya dan memperhatikan anaknya itu.

"Kenapa?"

Dhito hanya menyerahkan kardus tersebut, setelahnya remaja itu pergi kembali ke gudang membereskan yang lain.

Sementara Elvano memperhatikan kardus itu, seketika ia tersenyum kecil. Kardus itu berisi kenangan nya dengan Renata dulu.

Pria itu membuka kardus tersebut, ia menatap isi nya, Ada banyak boneka kecil, gantungan kunci, dan pernak-pernik lainnya yang pernah ia dan Renata dapatkan waktu muda dulu.

Elvano menyernyitkan dahi melihat sebuah lipatan kertas terkubur boneka kecil. Pria itu segera meraihnya dan membuka surat tersebut.

Kepada Elvano Ford Xavier

Kamu ingat waktu pertama kali kita bertemu? Kamu pasti ingat waktu kamu berusaha buat aku senyum. Waktu setiap pagi kita ketemu dan kamu selalu menyapaku. Aku memang selalu menunjukan wajah datarku, tapi dalam hati Ada rasa senang yang tak dapat ku luapkan.

Terimakasih telah bersabar selama ini, membuatku merasa tidak sendirian di dunia ini. Membuatku nyaman di pelukkan mu, juga mengajarkanku apa arti dewasa.

Aku memang bukan perempuan yang romantis seperti di novel yang sering ku baca. Bukan perempuan pintar yang bisa memenangkan lomba di sekolah. Tapi malah merepotkanmu untuk mengajarkanku matematika.

Aku perempuan yang manja, selalu meminta kamu untuk selalu di sisiku, menemaniku. Aku perempuan cengeng yang selalu menangis saat ada hal buruk terjadi.

Tapi kamu tetap menerimaku, tersenyum padaku, lalu memelukku seakan berkata "Aku ada disini" . Kadang aku sadar, bahwa aku perempuan paling beruntung di dunia, bisa mendapatkan Elvano yang diinginkan banyak orang.

Percayalah, aku tidak bisa berkata bahwa aku menyukaimu, tapi aku selalu nyaman bersamamu.

Renata Agatha

Elvano terdiam membaca surat tersebut, ia sudah lama tidak membaca surat dari istrinya itu.

"El, file perusahaan ada di meja makan!"

Seru Renata memarahi Elvano yang lalai dalam menyimpan barang. Elvano mendongak, ia tersenyum tipis lalu ia bangkit berdiri.

Pria itu berjalan dan memeluk hangat Renata, seperti dulu.

"Aku sayang kamu."

3 kata itu membuat wajah Renata merah merona, perempuan itu tersenyum kecil.

"Kenapa?"

Elvano menggeleng, ia hanya mengecup dahi wanita itu lalu mengambil file yang diberikan Renata. Sementara itu Renata mengerutkan dahi, ia melihat sebuah kertas di atas kasur dan langsung menelan saliva

"Kamu baca ini?"

"Iya."

Jawaban yang diberikan El membuat Renata membuka matanya lebar

"Nggak usah malu."

Ucap El yang tersenyum kecil itu, tapi percuma saja, wanita itu masih malu, ia melirik Elvano yang tersenyum sambil meliriknya

"Jangan senyum-senyum kamu!"

Peringat Renata membuat suaminya tersebut terkekeh lalu keluar dari kamar, meninggalkan Renata sendiri di sana.

Renata menghela napas, ia tersenyum tipis menatap surat yang sudah lama ia buat itu

"Aku juga sayang El."

"Makasih."

Renata langsung mendongak melihat Elvano yang masih ada di dekat pintu kamar

"EL!!"

Seru Renata menatap tajam suaminya tersebut.

Hiyak update
Yak Renata bisa puitis ges

Typo??
Vote!!

Ice GirlWhere stories live. Discover now