1.7 : Marah?

9.7K 362 5
                                    

Pintu berwarna coklat tersebut diketuk, Lina yang sedang mencuci piring segera berjalan dari dapur dan membuka pintu ruang tamu

"Tante, Rena pingsan!!"

Lina yang dikagetkan oleh kedatangan Rian yang datang bersama Alena menggendong putri tunggalnya tersebut,

"Kamarnya di atas..."

Ucap Lina diangguki Rian yang segera membawa Renata ke kamarnya. Lina menghela napas

"Dia ngeliat darah ya?"

Alena mengangguk, "Itu lukanya udah aku obatin, tante." Sahut Alena langsung, Lina tersenyum lega dan berterimakasih pada perempuan itu

"Dia cuma shock, makasih ya." Ucap Lina tersenyum sambil mengelus kepala putrinya yang terbaring di tempat tidurnya

"Boleh aku tungguin?"

Lina melihat ke arah jam, masih jam 4

"Kamu boleh sampe jam berapa emang?"

"Aku bebas tante, mama lagi ada acara sama papa lagi rapat." Ucap Rian membuat Lina mengangguk,

"Kalo udah bangun bilang ,ya."

Rian mengangguk, Lina menutup pintu kamar, sementara Rian menatap Renata dan bergumam sendiri

"Semua gara gara gue, seharusnya gue dengerin kata lo sama Aron..."

***

Flashback 7 tahun lalu

"Mpusss, sini!!!"

Renata berteriak memanggil seekor kucing di sebrang jalan, 3 anak ini sedang bermain sepeda di depan rumah Rian, yang seharusnya mereka mainkan di dalam garasi tapi karena ada mobil maka mereka bermain di depan rumah alias di pinggir jalan.

  "Lena, jangan ke  pinggil jalanan!!

Seru  Aron ketika Renata ingin turun ke trotoar, berhubung hanya ada 2 sepeda, maka Aron dan Renata berbonceng. Renata mendengus gadis kecilnya turun dari sepeda Aron lalu duduk di bawah pohon.

Rian menatap kucing kecil yang ditunjuk Renata, ia tersenyum lalu mengayuh sepedanya ke sebrang jalan.

Aron melotot, anak itu segera berteriak kencang

"Ada mobil!"

Seru bocah itu membuat Rian lebih cepat mengayuh

Bruk!!

Sepeda hijau serta Rian tersungkur di pinggir jalan, memang tidak tertabrak tapi ban belakang sepeda Rian tertabrak. Renata yang tadinya bermain dengan daun langsung melotot dan  berlari menuju bocah yang menangis kesakitan.

Napas perempuan kecil itu tak teratur melihat darah Rian mengalir keluar, Renata terlihat pusing, Rian yang tadinya menangis langsung berteriak ketika Renata yang ada di sebelahnya pingsan.

Flashback off

***

Rian menghela napas, cowok itu menatap Renata miris.

"Sebenarnya apa yang lo tutupin dari gue?"

Rian bangkit dari kursi tersebut, ia melihat lihat meja perempuan itu. Tersenyum kecil ketika melihat foto mereka bertiga di tempel di papan tulis kecil Renata, terlihat biasa tapi ada kenangan yang sangat rindu untuk ditemui.

***

"Ren,"

Renata menoleh, Farrel dengan senyum tipisnya duduk disebelah perempuan itu. "Lo udah ngerjain tugas?" Renata hanya mengangguk meneruskan membaca novelnya, Farrel terlihat enggan untuk berbicara

"Lo, ada waktu ga?"

"Ga."

"Buat nemenin ke toko buku."

"Ada."

Farrel mengerutkan dahi, Renata menjawab setengah setengah. "Lo bisa Temenin gue beli komik ?" Farrel bertanya memastikan, perempuan didepannya ini setuju ikut dengannya ke toko buku. Renata hanya mengangguk memikirkan novel apa yang akan ia beli.

***

"Tante, Renata kemana?"

Lina yang tiba tiba dikagetkan oleh kehadiran Rian bingung akan menjawab apa. Cowok itu datang me rumah Renata berniat menanyakan sesuatu, tapi malah mendapati perempuan itu tidak ada

"Renata kan pergi sama temannya ke toko buku, tante pikir sama kamu..." ucap Lina membuat Rian mengerutkan dahi, ia langsung masuk ke mobil lalu menyuruh supirnya pergi ke suatu tempat yang pasti dikunjungi perempuan itu.

***

Renata berjalan menelusuri rak novel, Farrel dari belakang mengikutinya.

"Lo lebih suka teenfict atau fanfict?"

"Teen."

Farrel hanya mengangguk, Renata menjawab dengan sangat singkat, "Gue ke bagian komik, ya." Renata mengangguk membiarkan cowok itu pergi ke pojok toko buku. Setelah setengah jam berkeliling, akhirnya 1 novel dibawanya ke kasir lalu ia menuju ke tempat komik-komik, mencari Farrel dan hendak pulang


"Ren, Ren, liat nih, ini lucu banget,coba lo baca!"

Renata langsung berbalik ketika Farrel menunjukan sebuah komik yang ia baca, Renata mengerutkan dahi lalu membaca komik tersebut

"Pft..."

Sebuah garis miring tercetak di wajah perempuan itu, Renata tertawa. Farrel terdiam melihat Renata tertawa kecil,

"Gue udah selesai."

Ucap Renata berhenti tertawa, ia menunjukan plastik berisi novel yang ia beli Farrel mengangguk

"Yaudah, pul-"

"RENATA!"

Renata dan Farrel segera menoleh, Rian dengan wajah marah nya berjalan sambil mengentakan kaki menuju kedua orang itu

"Ayo pulang!"

Rian segera menarik lengan Renata dengan paksa, Renata tertarik ia segera menghempaskan pegangan itu

"Apaan sih?!"

"Lo yang kenapa sama dia!"

Tunjuk Rian ke Farrel, cowok itu menelan saliva. Renata menatap Rian tajam

"Kenapa emang?"

"Gue gasuka liat lo sama dia!"

"Gue juga gasuka liat lo sama Cella!"

Ucap Renata membuat Rian terdiam, perempuan itu segera menarik lengan Farrel pergi ke kasir untuk membayar dan meningalkan Rian.

Rian dipandangi oleh orang orang sekitar, cowok itu mendengus sambil mengacak-ngacak rambutnya sendiri tanda ia frustasi.

Revisi 7
Vote!

Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang