2.1:Back

8K 293 0
                                    

Jam weker berwarna biru tersebut berbunyi nyaring.Renata mengerang lalu mengerjapkan kedua matanya,tangannya meraih weker tersebut. Dengan tanpa perasaan dilemparkannya weker tersebut ke kasur hingga tak terdengar lagi bunyinya.

Renata memejamkan kembali matanya, hampir larut dalam mimpi lagi. Seketika ia terbangun, matanya melotot.Kembali meraih weker yang ia buang tadi,jarum jam menunjukan angka setengah 7. Sontak anak itu segera lari terburu-buru bagai kuda~

"Mama!!" jerit Renata meraih seragamnya di gantungan.Lina nampak tenang tersenyum ke putrinya tersebut.

"Udah bangun?"

sapa Lina ramah kepada anaknya tersebut.

"Kok nggak bangunan Rena..."

sahut Renata merengek, Lina mengerutkan dahi.

"Kamu kan masuk jam 8."

suara bariton milik Dion yang baru keluar dari kamar, Renata terdiam, ia mencoba mendownload isi otaknya kembali

"Oh iya.."

cengir perempuan itu sembari duduk di kursi makan, Lina hanya menggelangkan kepalanya melihat kelakuan Renata tersebut.

"Nanti langsung cari Aron ya."

saran Lina yang diangguki Renata. Renata hanya menghela napas, padahal sudah hampir 1 bulan mereka disini, tapi ia masih belum bisa membiasakan diri dengan lingkungan ini.

***

Renata dengan menoleh kanan kiri berjalan memasuki gerbang sekolah tersebut. Melihat para murid lain ia merasa asing, ia rindu teman lamanya,sahabat lamanya entah bagaimana kabar mereka sekarang.

"Rena!"

Renata menoleh ke samping kanan, nampak seorang anak menyuruh Renata kesana,dengan langkah santai Renata segera menuju ke Aron yang duduk dibawah pohon besar.

"Nyariin?" tanya Aron tak jelas,Renata diam tak mengerti maksud Aron.

"Udah biarin aja, ni anak emang agak autis."

Renata menoleh ke sebelah Aron, seorang perempuan dengan cengiran dan kuncir kudanya menyindir Aron

"Oh iya, Keira."

sebuah sodoran tangan dengan mengarah ke depan dada Renata.

"Renata." ucap Rena datar menyalami anak itu datar, serasa seluruh memori di kepalanya berputar sedemikian rupa.

"Halo!"

Keira melambaikan tangannya didepan wajah Renata."Hm?" ucap Renata datar."Ron, ini anak emang cuek ya..." bisik Keira pada Aron.

Bukannya dijawab,anak itu malah menoyor kepala Keira."Jahat lo!" ketus Keira mengusap dahinya yang didorong Aron.

"Kalian ngapain?"

Suara Leon muncul dibelakang Renata,Renata menoleh ke belakang mendapati anak berwajah polos yang menipu itu. Leon terdiam, memandangi Renata dari atas sampai bawah.

"Kamu Renata?" tanya Leon menebak nama perempuan tersebut.
Renata hanya mengangguk datar,

"Bisa nggak cuek-cuek amat nggak mbak?"

bisik Aron, meski ia sudah di beritahu oleh Rian soal Renata.

"Kalian bawa topi?" tanya Keira langsung.
Aron dan Leon mengangguk,Renata hanya tetap diam,"Kamu bawa?" tanya Keira menunjuk Renata, Renata mengangguk sekali saja.

Aku ingin teriak bebas di angkasa..

Gumam Kiara menahan sabar dengan Renata yang super hemat bicara ini.

"Masuk yuk.." ujar Keira kepada Renata, Renata hanya mengikuti ketiga anak itu. Seluruh murid yang mendengar bel berbunyi langsung berlarian membentuk barisan.

Kecuali Aron dan yang lain, dengan santainya mereka tertawa tawa sambil berbincang hingga seuara teriakan seorang guru membuat mereka langsung berlari. Keempat anak tersebut langsung menuju lapangan,dengan perintah senior langsung dibariskan.

"Gila,tu mulut ga bosen apa ya.." cerocos Leon berbisik pada Aron dengan sikap siap. Sang kepala sekolah masih berpidato yang entah didengarkan oleh para murid atau tidak.

"Kena hukum tau rasa lo!"

sahut Aron melirik Leon,tepat dibelakang mereka ada beberapa guru yang mengawasi barisan mereka.

Berbeda dengan Keira yang tak peduli dipandang tajam oleh sang guru karena terus berbicara pada Renata.

"Disini makanannya enak,cuman yang paling enak siomay buatan mbak Yanti."

"Terus yang kedua enak itu baksonya pak Mamat."

"Terus-"

"Ekhem!"

Keira berhenti bicara,ia melirik ke belakang ingin mengetahui siapa yang menyela dirinya saat berbicara pada Renata.

"Silahkan dilanjutkan ngobrolnya."

ucap sang guru tersenyum kejam.

"Makasih pak!"

sahut Keira lalu langsung melanjutkan obrolannya, ralat, ucapannya ke Renata yang tak mendengarkan.
Guru yang memperingati Keira tersebut mencoba bersabar pada anak macam Keira ini.

***

Sementara di tempat lain, sekolah lama Renata, meski tempat sama tapi suasana di sana tak sama.

Rian menatap lurus ke depan, pidato kepala sekolah ia abaikan. Topi biru yang menghalangi sinar matahari menuju wajahnya mulai basah akibat keringat anak itu.

Begitu juga Alena dan Clara yang merasa rindu pada sahabat mereka, setiap pertanyaan selalu muncul di benak Clara yang memikirkan Renata.

Apakah anak itu baik baik saja?

Apakah Renata masih menjadi es?

Apakah Aron bisa dipercaya menjaga Renata?

Rian berdecak pelan saat melihat Farrel yang meliriknya, perasaan bersalah Farrel masih tersisa di hatinya. 

***

"KEPADA SELURUH BARISAN,BUBAR JALAN,GRAK!"

perintah sang petugas upacara berteriak lantang,seluruh murid yang tadinya merasa bosan dan tak bersemangat langsung berlarian setelah diumumkan kelas mereka,beberapa hanya berjalan santai."Kita sekelas lagi!!" teriak Keira berloncat loncat didepan Renata,Aron dan Leon.

"Kita ke Reven dulu,dia di barisan nggak lengkap." ucap Aron menenangkan Keira.Renata yang masih belum mengetahui siapa Reven hanya mengikuti mereka. Setelah barisan tak lengkap bubar,salah satu anak dengan tanpa topi dan dasi dikeluarkan berjalan santai ke arah mereka.

"Sekelas lagi !" sahut Keira sambil ber- tos dengan cowok itu, Reven melirik ke perempuan di sebelah Aron

"Kamu siapa?" tanya Reven langsung melihat Renata. "Renata." jawab Rena singkat dan datar, Reven langsung melirik Aron. Aron hanya mengangguk mengiyakan.

"Yuk ke kelas!" ujar Leon langsung menarik mereka ke lorong kelas, Renata masih belum bisa beradaptasi di sekolah barunya ini.

Bruk

Tanpa sengaja Renata menabrak seseorang,  tanpa nada dan menatap orang itu   Renata hanya berkata

"Sori."

kepada anak berseragam OSIS tersebut. Ia segera menyusul yang lain,tertinggal karena menabrak seseorang.
Cowok itu menatap punggung Renata yang menjauh lalu menggelengkan kepalanya

"Dasar adek kelas."

Revisi season 2.1

Vote!

Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang