1.8: Dia kuat

9K 351 1
                                    

Renata memasuki kamarnya, dengan kencang ia membanting pintu lalu menguncinya. Tanpa berganti pakaian ia langsung duduk di kasur sambil menutupi wajahnya dengan bantal.

"Gue juga gasuka liat lo sama Cella!"

Kata kata yang diucapkannya terus terbayang di pikirannya, ia menahan tangis mengingat bagaimana Rian selalu mengawasinya ketat tanpa memikirkan perasaan dirinya. Renata terisak, ia menangis dalam diam.

***

Rian terus menerus menghentakan kaki, ia sudah berada di jelas dari jam setengah 7, menunggu perempuan itu datang. Ia bangkit ketika Renata memasuki kelas, Rian segera menghampirinya

"Ren, Ren, maksudku itu-"

"Bacot."

Satu kata itu mampu membuat Rian melongo, Renata meninggalakan dirinya yang berdiri terdiam disebelah meja nya sendiri. Perempuan itu berkata tanpa menatapnya sama sekali, Rian berbalik memandangi punggung Renata yang mulai menjauh.

"Lo ngapain dia? Tumben kalian brantem?"

Rian segera menoleh ketika Alena sudah ada di sampingnya. Rian hanya menggeleng pelan lalu pergi ke meja Alex, Alena dan Clara saling bertatapan.

"Kalo Rian sama Renata saling nggak bicara, artinya mereka saling marah."

"Tapi kapan? Kemaren masih biasa biasa aja tuh..."

***

"Gue nggak mau tau, pokoknya tempel ini dan sisanya urusan gue!"

Ucap seorang perempuan dengan angkuh, ia menaruh beberapa tumpukan kertas tersebut laku pergi meninggalkan 2 orang yang tersisa di kelas.

***

"Ren, cepetan ke sini!"

Renata langsung berlari menuju Alena yanga di didepan kelas, semua pasang mata menatap dirinya. Renata menelan saliva, terdiam dengan yang ia saksikan. Papan tulis penuh dengan kertas kertas.yang tertempel, bertuliskan kata kata yang kasar, ada nama 'Renata' juga tertulis besar. Meja kayu nya yang masih baru sekarang ter ukir tak jelas, Renata melangkah mengambil kertas kertas itu lalu membuangnya.

"SIAPA YANG NGELAKUIN INI?!"

Semua anak langsung menoleh ke arah Rian, rambutnya berantakan, napasnya tak teratur, ia marah besar. Renata hanya mencoba mengabaikan hal itu,

"SIAPA?!"

"LO KAN, LO TADI IJIN AMBIL MINUM TAPI 10 MENIT NGGA BALIK!!"

Renata melotot , Rian mencengkeram kerah seragam Farrel, cowok itu nampak ketakutan

"Rian."

Ucap Renata pelan, Rian hanya terkekeh sinis lalu melepas cengkeraman nya itu kalu mendorong Farrel ke bawah. Rian tak berkata apapun, semua nya diam. Alena dan Clara mengganti meja tersbeut dengan yang baru di gudang, sementara Rian membantu Renata membersihkan papan tulis.

"Makasih."

Rian hanya melirik sekilas lalu kembali berpura pura acuh.

***

Pulang sekolah, seperti biasa. Renata dengan hoodie biru tua nya bersama Alena dan Clara. Setelah kejadian tadi, tak ada yang berani membahas hal tersebut. Renata enggan berbicara dengan kepala sekolah, ribet katanya.

Renata menatap layar ponsel nya, Lina menjemputnya telat. Perempuan itu berjalan melangkah ke toilet saat Alena dan Clara membeli cilok. Renata melangkah memasuki toilet, ia terdiam ketika ada 3 perempuan menatapnya sinis.

"Lo yang namanya Renata?"

"Lo yang deket sama Farrel?"

"Ini mukak apa comberan!"

Plak!!

Wajah perempuan itu tertoleh ke samping. Pipinya merasa panas, Renata ditampar, perempuan itu menggangu pipinya yang terasa sakit.

"Apa? Lawan sini kalo berani!"

Renata menelan saliva ketika salah satu dari mereka melemparkan gayung yang berisi air dingin penuh,

Byur!!

Renata berjongkok, ia disiram. Ketiga perempuan itu tertawa lalu menoyor kepala Renata, setelah itu mereka pergi meninggalkan Renata yang bergetar.
Renata terdiam, matanya berlinang air mata.

Brak!!

Renata meringkuk lebih erat, ia menatap ke arah pintu. Rian dengan napas tak beraturan menatapnya khawatir

"Lo diapain ?"

Rian berjongkok menatap mata perempuan itu yang seragamnya basah. Renata menggeleng pelan, ia hanya terisak

"Lo aman sama gue."

Rian memeluk perempuan itu, Renata tak dapat menahannya lagi. Ia menangis, entah mengapa hari ini baginya sangat berat.

***

"Tante, Rena ada dirumahku."

Ucap Rian setelah itu mematikan saluran telepon. Renata dengan kaos merah yang agak kebesaran hanya menunduk tak berani menatap Rian. Cowok itu hanya mendengus

"Lo kenal mereka?"

"Tau."

Rian hanya tersenyum tipis, ia menatap Renata hangat

"Gue tau lo kuat."

Revisi 8

Akhirnya lesai part ini, setelah berulang kali buat selalu Kehapus.

Vote!!



Ice GirlWhere stories live. Discover now