5 - Sebuah Pengakuan

187 18 13
                                    


Sore itu Gasta cuci baju setelah diancam oleh Feliz. "Kalo kamu nggak cuci baju, kamu makan telor ceplok aja!" Mau tidak mau, Gasta mencuci baju. Biasanya, Gasta dan Feliz cuci baju di akhir minggu. Tapi akhir minggu lalu, Gasta ada mini-turnamen, jadinya terabaikanlah cuciannya. Sehingga, kali ini Gasta harus menyelesaikannya.

Feliz memasak di dapur. Lagi asyik-asyiknya mencoba menaburkan garam ke atas masakan dengan teknik ala-ala saltbae, tiba-tiba bel pintu rumah berbunyi.

"Eh, tamu tuh. Buka Gas!" pinta Feliz.

"Tanganku basah Kak, busa semua lagi."

"Oke, kakak ambil telor di kulkas." ancam Feliz, licik sekali.

"Iyaaaa iyaaaaa. Bentar." Gasta langsung melesat menuju pintu depan. Senyum jahil Feliz terkembang di bibirnya.

Gasta membuka pintu.

"Hei, Gas." sapa tamu itu.

Ternyata Aimee.

Kaki Gasta lemas.

"Miss Feliz ada?" tanya Aimee.

"Eh, mm... Ada... Lagi di dapur." tampak sekali salah tingkahnya Gasta.

"Bisa tolong panggilin?"

Gasta terdiam lagi.

"Hey!" seru Aimee, menyadarkan Gasta.

"Ah! Iya bisa. Masuk dulu, Mee. Masa di pintu gitu. Tar dikira mau nagih utang lho." gurau Gasta. Aimee tersenyum. "Thanks."

Memasuki ruang tamu, Aimee melihat beberapa gumpal busa melekat di tangan dan dada Gasta.

"Mmm, Gas, lagi syuting iklan sabun?" celetuknya.

Jgerrrrr. Runtuhlah wajah dan reputasi Gasta saat itu.

"Hehe, bukan. Lagi bisnis car wash aja di belakang rumah." sahutnya disambut tawa Aimee. "Aku panggilin Kak Feliz dulu ya."

Feliz muncul di ruang tamu. "Hai... Halo Aimee. What's up?" sapa Feliz riang.

Aimee lagi-lagi tersenyum.

"Miss, itu Gasta banyak busa gitu, abis ngapain Miss?"

Feliz menoleh ke arah dapur. "Hahaha. Lagi cuci baju dia. Biasa, sok rajin." padahal dia sendiri yang nyuruh.

"Jadi Gasta nyuci baju sendiri Miss?" nada bicara Aimee terdengar kaget.

Feliz mengangguk. "Of course. Di sini kami tinggal cuma berdua, jadi kami sendiri yang tanggung jawab dengan barang-barang kami."

"Cuci piring, nyapu, ngepel, dia juga yang ngerjakan?"

"Sure. Gantian sama Miss Feliz. Masa Miss Feliz semua yang ngurusin?" ujar Feliz tertawa.

Benak Aimee melayang jauh. Dia merasa malu pada dirinya sendiri. Dia yang perempuan saja jarang sekali mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Bahkan, merapikan tempat tidurnya saja dia menyuruh pembantu atau Bundanya. Tiba-tiba saja dia merasa sangat salut pada Gasta.

Gasta yang idola di sekolah aja nyuci baju sendiri, masa kamu kalah, Mee?

"Ada apa Mee? Kok tumben kesini nggak ngabarin Miss Feliz dulu?" tegur Feliz.

"Saya mau tanya-tanya soal Deon, Miss. Tadinya saya mau telepon Miss Feliz aja, tapi kok kayanya enak ngomong langsung." jawab Aimee.

Gasta, yang saat itu sudah hampir selesai mencuci, tak sengaja mendengar ucapan Aimee itu. Lagi-lagi, retakan hatinya melebar perlahan.

Aim for AimeeWhere stories live. Discover now