47 - Pertarungan dan Pertaruhan

151 13 6
                                    

Iya iya, abis hiatus sebulan lebih sepuluh hari :')
Sibuk akutu gengs. Maklumilah makanya 😚
Ini apa adanya, bukan "seadanya" lho ya.
Happy reading gengs.

Awas kalo ga vote+komen!

Anyway selamat berpuasa buat yg puasaaaa! 💕

***

Gasta mulai tenang.

Dia sadar dia telah menyakiti Aimee. Dia tau dia telah mendorong Aimee tadi. Yang dia tidak tau, kenapa dia tiba-tiba melakukannya? Semua gara-gara sirosis kampret dan brengsek itu.

Sepulangnya Aimee, Feliz kembali ke kamar Gasta untuk menemaninya. Gasta tampak muram, lalu menghambur ke pelukan Feliz. Hendak menangis lagi, tapi Feliz menyentuh pipinya.

"Ada Kakak di sini. Gasta yang tenang ya."

Gasta mengangguk dengan rasa nyaman yang mengalir dalam hati. Kembali, dia tenggelam dalam pelukan Feliz. Feliz menyandarkan dirinya di tembok, di atas kasur, membiarkan Gasta tidur di pelukannya. Feliz tau, saat itu Gasta tidak butuh apa-apa selain rasa aman dan nyaman yang dapat dipercayainya.

***

Gasta memainkan rubiknya di atas kasur. Dua jam berlalu setelah insiden mengejutkan tadi. Kondisi Gasta sudah  kembali stabil, tapi Feliz masih menunggui di sampingnya.

"Kak, aku jahat ya?" cetus Gasta tiba-tiba.
Kedua mata Feliz menyipit. "Kenapa?" sahutnya heran.
"Tadi dorong Aimee." timpal Gasta, masih sibuk memutar-mutar rubiknya.
"Emang sengaja?" Feliz pura-pura tidak tau.
"Sengaja. Tapi reflek, Kak."
"Kok bisa gitu?"
"Gatau." Gasta membuang rubiknya. "Aimee pasti benci ama aku."

Feliz mendekatkan dirinya pada Gasta, lalu menepuk-nepuk pundaknya lembut. "Ya udah, minta maaf aja kalo ngerasa bersalah."

Gasta jelas menolak. Dia menggeleng cepat-cepat, lalu memekik, "Gengsi lah Kak."
"Mau benci-bencian nih?" pancing Feliz, mulai kesal. Lagi-lagi Gasta menggeleng cepat.
"Ya udah." dengus Feliz. "Minta maaf sana."

"Caranya?" tanya Gasta, terlihat bego, membuat Feliz berdecak.
"Ck. Ya telepon. Ato chat. Apa kakak yang ngechatin?" Feliz menawari. Tentulah Gasta menolak mentah-mentah.
"Kenapa lagi?" kegeraman Feliz sudah pada puncaknya.
"Takut." timpal Gasta singkat, "Takut dicuekin."
"Ya yang penting kamu udah minta maaf, sayaaaaang."
Gasta menunduk. "Gitu ya, Kak?"
"Udah, nih!" Feliz menyodorkan ponsel Gasta yang aplikasi chatnya sudah terbuka pada kontak Aimee.

"Bismillah." ucap Gasta, mulai mengetikkan sesuatu.

Sementara itu, di belahan bumi lain dimana kaki Aimee berpijak...

Drrrk. Ponsel Aimee bergetar, pertanda ada chat masuk.

Begitu dibukanya chat itu, airmukanya berubah. Aimee menangkupkan satu tangan ke mulutnya, mulai merasakan airmatanya yang mulai merebak.

"Gasta...." gumamnya lirih.

Tampak jelas di layar ponselnya, beberapa chat dari Gasta masuk, yang mana berbunyi:

"Mee"
"Maafin aku ya"
"Tadi kasar ama kamu"
"Dorong kamu"
"Aku ga maksud gitu mee"
"Tadi itu reflek"
"Maaf ya mee"
"Jangan marah ya"
"Aku juga kangen kamu"

Aim for AimeeWhere stories live. Discover now