49 - Kali Ke-Entahlah

94 8 3
                                    

Haloooo zheyeng 😘
Setelah berapa bulan ya ini ga post post wqwqwq
Bukan sibuk, cuma ga ada inspirasi aja 😁
Alhamdulillah ini ±2000 kata. Kenyang ga tuh
Selamat menikmati 😘

***

Setelah hampir sebulan Gasta menghilang, usaha-usaha Feliz menolaki usulan besukan teman-teman sekelas Gasta, bahkan guru Gasta, akhirnya Gasta kembali menghirup atmosfer sekolah.

Gasta menjadi lebih kurus. Padahal dia tidak ke sekolah cukup lama. Dia belum 100% sehat, namun sudah cukup kuat mengikuti aktifitas di sekolah, kecuali olahraga tentunya.

Kelas masih sama, masih riuh dengan teriakan dan kehebohan yang tak dapat dideskripsikan meski kenyataannya mereka adalah kelas unggulan. Namun hari itu Gasta cukup dikejutkan oleh satu fenomena yang berbeda dari yang terjadi di hari terakhir dia masuk sekolah beberapa minggu lalu.

Aimee dan Danes tak lagi duduk sebangku.

Kening Gasta tentu berkerut. Aimee jadi cuek terhadap Danes. Sikap Danes pun kembali seperti dulu. Pada Aimee, dan padanya. Salah apa lagi aku kini? batin Gasta berkecamuk.

Tak lama setelah pelajaran berlangsung Gasta mulai mengulik.

"Itu si Danes..." mulainya, sedikit ragu. Valdi melirik. "Kenapa?"
"Kok... Beda aja gitu."
"Apanya?"
"Duduknya."
Valdi tertawa singkat. "Ngga ama Aimee?"
Jelas Gasta menelan ludah. Valdi peka juga kalau masalah ginian.
"Nah itu."
"Auk dah." timpal Valdi asal. "Katanya kemarin ada konflik."

Deg. Apa lagi kali ini?

"Konflik apaan?" serang Gasta, tampak sekali rasa ingin tahunya.
"Mana gue paham. Gue kan bukan wartawan infotainment."
"Yah, ga asik lo Di." dengus Gasta kesal.
"Kenapa emangnya? Lo masih ngarep ye?" Valdi langsung to the point.
Membelalaklah netra Gasta. "Mana ada." sanggahnya.
"Ya udah kaga usah kepo. Kek ibu ibu aja lo."
"Heran geblek, terakhir gue liat mesranya kek Dilan ama Milea." cetus Gasta.
"Mana ada Dilan darah tinggian."

Tawa Valdi dan Gasta mengudara, membuat Bu Lisa menoleh pada mereka berdua. Keduanya tertegun lalu kembali pada posisi fokus pada papan tulis.

***

Istirahat pergantian ke jam pelajaran tambahan dimulai. Kelas sepi. Hanya ada Gasta dan beberapa cewek tidak populer di kelas 8A sedang duduk di pojok kelas. Gasta sedikit pusing sehingga memutuskan untuk tidak ke kantin selepas sholat duhur.

Tiba-tiba dia sadar, buku paket matematikanya raib. Seketika dia ingat terakhir tadi dipinjam oleh Mefi karena kelompokan. Gasta menoleh pada Mefi, yang tiba-tiba berjalan ke arah Gasta sambil bilang,

"Gas, buku lo ada di Aimee."

Gasta ingin sekali menendang pantat Mefi jika Mefi bukan perempuan.

Gasta hendak diam saja, tapi tugas matematikanya tadi belum selesai. Aimee tak ada di kelas. Dia hendak mencurinya saja dari bangku Aimee, daripada harus berurusan dengan Aimee yang berujung pedih di hati.

Namun, ketika Gasta sudah tiba di meja Aimee, si empunya bangku muncul tiba-tiba seperti kang parkir.

"Ngapain lo?" tegur Aimee dari ujung pintu. Gasta jelas membeku di tempatnya. Berkata-katapun tidak.

Aim for AimeeWhere stories live. Discover now