14 - Mengutuk Baskara

125 14 5
                                    


Dua hari berlalu setelah insiden Danes ketahuan memfitnah Gasta. Dua hari pula Danes tidak masuk karena diskors.

Baskara datang menghampiri Feliz.
"Aku denger adekmu abis kena masalah lagi. Kenapa dia?"
Feliz menggeliat setelah duduk seharian nengentry nilai di laptopnya.
"Difitnah, Bas. Dituduh nyuri duit. Gasta, gitu loh. Nggak pernah sedikitpun terbersit keinginan buat ngelakuin hal gitu."
"Pelakunya udah ketauan?"
"Udah. Diskors malah."
"Bagus deh."
"Gasta tuh ya, nakalnya paling mentok itu pulang sekolah mampir dulu di warnet ampe mau magrib dan nggak ngabarin. Padahal di rumah udah ada wifi. Terus ngerjain ato nakut-nakutin temen gitu. Udah." papar Feliz seakan membela.
Baskara tersenyum dan duduk di sebelah meja Feliz.
"Deket banget ya dia sama kamu."
"Lumayan sih. Tapi, namanya ama adek cowok, nggak afdol kalo nggak berantem." Feliz tertawa.

Obrolan mereka berdua dihentikan oleh bel pergantian pelajaran.

"Masuk yuk." ajak Feliz.
"Kemana?"
"Ke kelas lah."
"Oh, kirain ke hatimu." seloroh Baskara.

Feliz mencubit nakal lengan Baskara sambil tertawa.

***

Kali ini Baskara waktunya mengajar di kelas Gasta. Gasta sebenarnya suka dengan pelajaran ini, namun pengajarnya yang bikin malas. Sok asik, menurutnya. Selain itu, melihat tingkah Baskara pada Feliz membuat Gasta cemburu. Karena, kadang Feliz lebih mementingkan Baskara daripada Gasta. Gasta seakan tidak mau kasih sayang Feliz dibagi dengan Baskara. Harus aku saja yang dapetin curahan kasih sayang Kak Feliz, begitu batinnya.

Saat menerangkan materi, Baskara terkesan serius. Berbeda dengan Feliz yang lincah dan penuh canda tawa. Tentu saja hal itu berpengaruh pada antusias siswanya. Kebanyakan, mereka pasang wajah sok merhatiin, padahal otak melayang kemana-mana. Namun wajah tampan Baskara yang mirip aktor Dimas Anggara membuat para murid, terutama yang cewek, rela memasang mata lebar-lebar untuk mentelengin dia.
Banyak anak yang sudah tidak fokus dengannya, termasuk Gasta.
Gasta ini, meski dia cerdas dan pintar, bukan termasuk anak yang disiplin di kelas. Baju masih berantakan, masuk kelas saat jam istirahat suka telat, dan yang paling fatal... berkicau sendiri saat guru sedang getol-getolnya menerangkan.
Seperti siang itu.
Karena bosan, Gasta nyemilin keripik kentang yang dibelinya di kantin tadi. Keripiknya ditaruh di loker, sehingga yang nampak hanya Gasta yang mengambili sesuatu dari loker dan memakannya. Di samping itu, dia juga menggodai Azhar yang duduk sebangku dengannya. Konsentrasi Azhar jadi terganggu. Dan itu menyita perhatian Baskara.
"Gasta." panggil Baskara tegas. Gerakan Gasta otomatis terhenti.
"Kein Essen in der Klasse!" tegurnya.
"Artinya Herr?" Gasta malah bernada menantang.
"Artinya? Masa gitu aja nggak tau?" sahut Baskara sedikit kesal.
"Oh, artinya 'masa gitu aja nggak tau' ya Herr?" Gasta malah menggoda, disambut tawa riuh teman-teman sekelasnya. Gasta malah cengengesan.
"Sei bitte ruhig! Diam semua!" tegur Baskara dengan nada tinggi.
"Gasta, jangan becanda mulu ya. Jangan makan di kelas. Kemana aja kamu pas bel istirahat? Gangguin teman-temanmu? Jangab mentang-mentang kakak kamu guru di sini, terus kamu bisa seenaknya bertingkah waktu pelajaran ya." cecar Baskara. Mata Gasta terbelalak perlahan. Dia terdiam. Seluruh siswa diam.
"Sudah. Semuanya, fokus ke saya!" Baskara mengakhiri.
Gasta membisu dengan kedongkolan besar di dadanya. Bisa-bisa Baskara menyinggung hal sensitif itu. Tidak ada hubungannya antara ketidakdisiplinan Gasta dengan status Feliz sebagai guru di situ. Gasta jelas menahan malu. Satu hal yang pasti: Gasta semakin tidak menyukai Baskara.

Setelah menerangkan materi, siswa 8A diminta membuat kalimat tertulis dengan materi tersebut. Gasta ogah-ogahan, terlebih setelah kata-kata Baskara yang menyayat hatinya tadi. Karena bingung, dia memilih untuk langsung bertanya pada Gasta di meja depan.

"Herr, ini strukturnya bener ga?"
"Betul. Eh ini kebalik. Ini dulu baru ini." beritau Baskara.
Gasta manggut-manggut, lalu menggantinya di depan Baskara.
Setelah Gasta menanyakan beberapa pertanyaan, giliran Baskara yang bertanya padanya. Gasta masih menulis ulang jawabannya.

Aim for AimeeWhere stories live. Discover now