62 - Hadiah Pertandingan

119 11 10
                                    

Belum sebulan kan? 😊
FYI, aku bikin part ini tuh riset dulu tauk.
Akutu gapernah nonton pertandingan basket yang bener bener nonton kan, jadi aku nanya ke some of my students yg anak basket.
Niat kali kan aku.

Ya udah. Met baca aja. Awas aja kalo gak komen ama vote.

***

Besok adalah harinya Hoopers.

Setidaknya itulah yang Gasta tanamkan dalam-dalam pada hatinya.

Gasta betul-betul jaga diri baik-baik hari itu. Dia tidak banyak aktifitas, sepulang sekolah langsung pulang, beristirahat di rumah.

Hari itu tidak ada latihan. Beberapa saat sebelum bel pulang terdengar, Gasta bimbang setengah mati. Pasalnya, Aimee tidak segera membalas chatnya, dan dia tidak berani membuka arsip chatnya pada Aimee. Tapi rasa penasarannya tetap ada. Penasaran apakah Aimee bisa datang atau tidak ke turnamennya.

Aimee tampak mengemasi buku-bukunya. Gasta dari tadi mengamatinya dari jauh. Aimee duduk di dekat pintu, sedangkan Gasta di bangku belakang. Kedua matanya tak lepas dari gerak-gerik Aimee.

"Ngeband ga?" tanya Valdi yang juga memasukkan buku-bukunya.
Gasta terdiam.
"Babi! Tuli lo?" bentak Valdi.
"Hah?"
"Apaan sih? Aimee lagi?" Valdi mencoba memastikan arah pandang Gasta.
"Paan sih." cibir Gasta. "Tadi lo nanya apa?"
"Ngeband ga lo?"
"Engga lah. Besok tanding juga."
"Ya udah, bareng gue." ajak Valdi kemudian.
"Tumbenan nebengin?" Gasta heran.
"Nyokap lagi mau ngomelin gue. Biasa, abis ribut ama gue. Kalo ada lo kan, nyokap gue ga bakal ngomelin siang ini." papar Valdi. Gasta melirik Valdi kesal.
"Sama aja, tar nyampe rumah juga diomelin kan lo."
"Ya at least rada keulur lah." dalih Valdi. "Bareng gue ya?"
"Iye iye." sahut Gasta, kembali melongok ke arah Aimee.

"Ya udah sih Gas, kalo belum dijawab juga, lo tanya langsung kan bisa sih ribet bat gitu doang juga." gerutu Valdi sambil menutup resleting tasnya.
Gasta melotot ke arah Valdi. "Bacot lo babi. Paan sih."
"Lo pikir gue ga tau? Makanya punya telinga yang tajem. Gue denger dari Rinka. Katanya lo chat Aimee tapi ga dibales ya? Iyalah orang Rinka yang baca."
Gasta mendongak ke arah Valdi. "Jangan ngadi-ngadi lo."
"Gas, mending gue ngadi-ngadi kalo bumi itu bentuknya hexagonal daripada gue ngadi-ngadi gosip murahan ga jelas kaya gitu." kilah Valdi emosi.

"Emang Rinka bilang apa?" tanya Gasta penasaran.
"Yeu, kepo juga kan lo akhirnya. Intinya dia ngegep chat lo masuk di hape Aimee, terus dia ga sengaja buka gitu. Katanya sih. Terus kayanya dia ngga bilang ke Aimee." jelas Valdi.
"Kampret." umpat Gasta.

***

"Mee!" panggil Gasta saat dia mengikuti Aimee keluar kelas. Langkah Aimee terhenti saat dia sudah di depan kantor guru.
"Ya?" kerlingan Aimee begitu lembut. Membuat Gasta kehilangan kata-kata. Bibirnya mendadak terkunci rapat.

Sepenuh tenaga, Gasta mencoba membuka mulutnya.
"Besok bisa dateng ngga di arena kota? Aku tanding. Ama Valdi juga."

Aimee tampak menyipitkan matanya.
"Kayanya... ngga bisa deh Gas. Aku udah ada janji."
"Yaaaah..." Gasta mendesah kecewa, "ya udah deh. Ngga apa hehe."
"Maaf ya Gas." sesal Aimee.
"Ngga apa. Aku duluan ya." pamit Gasta singkat.
Aimee melambaikan tangannya.

Aim for AimeeWhere stories live. Discover now