15 - ❤

144 14 7
                                    

Minggu yang mendung kali itu terasa cerah bagi Gasta. Dikarenakan, hari itu ada kerja bakti di sekolah. Membersihkan kelas dan lingkungan sekitar, berikut mengurusi tabulampot tugas Pendidikan Lingkungan Hidup mereka. Tentunya, Gasta semangat karena itu berarti hari ini dia akan bekerja kelompok dengan Aimee.
Gasta punya wacana untuk mengajak Aimee main di rumahnya. Dan sepertinya, Tuhan mendengar keinginannya.

"Gas, aku abis ini ke rumahmu loh. Hehe." ujar Aimee tiba-tiba. Gasta terhenti. Dia mendongak ke arah Aimee, menaruh sekop kecilnya. Dadanya bergemuruh seketika.

"Oh ya?" Gasta memasang raut cool. Padahal dadanya bergemuruh.
"Iya dong. Aku mau ketemu Miss Feliz."
"Ga mau ketemu aku?" seloroh Gasta.
"Ini kan udah ketemu, oneng!" Aimee menarik hidung Gasta. Gasta terperanjat, namun tertawa saja. "Eh, jail ya, tangannya. Nih, pake nih masker tanah!" Gasta membalas menorehkan tanah di pipi Aimee.

Alhasil, mereka kejar-kejaran sambil berteriak-teriak. Aimee berlari mengejar Gasta, hingga menyita perhatian anak kelas lain juga bekerja bakti. Mereka berlari sampai kemana-mana, hingga akhirnya Gasta menyerah lalu terjerembab ke belakang, duduk di bangku semen depan kelas. "Ampun Mee! Ampun! Hahahaha." pekik Gasta berkali-kali sambil menghalangi wajah dengan kedua tangannya, agar Aimee tidak membalas menorehkan tanah di wajahnya.

Terlalu romantis memang. Gasta merasa dirinya ada di puncak dunia.

Pukul sebelas menjelang. Urusan mereka sudah selesai. Aimee ikut Gasta pulang.
"Kakak masih keluar katanya. Tapi palingan abis ini balik." kata Gasta sambil memasang helm.
"Kemana?"
"Auk dah. Pokoknya ama Herr Bas. Hih."
Aimee tertawa. "Sensi banget sih ama Herr Bas. Dia kan baik, ganteng lagi."
"Yeee, gantengan juga aku." sahut Gasta, kepedean, dan disambut cubitan mesra dari Aimee.
"Ayo naik." Gasta sudah di atas motor. Aimee duduk di belakang Gasta. "Peluk dong Mee." goda Gasta. "Najis!" Aimee memukul pundak kanan Gasta. "Hehehe. Canda keles Mee. Yuk."

Mereka menikmati perjalanan berdua. Gasta tidak pernah sebahagia ini. Ini kali ke sekian dia membonceng Aimee, namun saat-saat membonceng Aimee akan selalu terasa jadi yang pertama. Selalu terasa berbeda. Selalu penuh kejutan. Gasta sangat bahagia. Gasta ingin memeluk bulan rasanya.

Namun, langit sedang tidak bersahabat. Mendung semakin gelap, dan tik! tik! Rintik hujan mulai menyentuh kulit mereka. Dan, hujan jaman now sepertinya tak berbeda dengan ABG jaman now. Yang suka pergi dan datang sesukanya tanpa memberi tanda-tanda.

Gasta mengurangi kecepatan motornya. "Ujan nih Mee. Aku gak bawa jas ujan. Gimana dong?"
"Gapapa Gas." jawab Aimee sedikit keras, melawan suara rintik hujan.
"Mau neduh dulu?" Gasta menawari.
"Terserah kamu, kamu ga apa emangnya kalo hujan-hujan?"
"Udah ga apa, kamu sendiri ga apa kalo hujan-hujan?"
"Iya, gaapa." pungkas Aimee. Gasta tersenyum, mengarahkan spion motornya ke arah Aimee. Di balik rintik hujan yang kian menderas itu, Gasta bisa melihat Aimee mengurai senyum manisnya. Senyum Gasta pun turut terurai.

Gasta menambah kecepatan motornya. "Pegangan ya, Mee."
Dan, merekapun menerobos derasnya hujan siang itu. Motor Gasta makin gesit melaju. Jalanan licin, membuat Aimee ketar-ketir dengan cara menyetir Gasta.
"Pelan dikit, Gas." ucap Aimee, lagi-lagi sedikit teriak karena menembus derasnya hujan.
"Apa???" Gasta tidak kedengaran.
"Pe-lan!" ulang Aimee.
"Hah? Gak bisa Mee. Nanti kuyup." Gasta ikut-ikutan teriak.
"Aku takut."
"Pe-ga-ngan!" pekik Gasta.
Aimee menoleh belakang, hatinya ragu.
"Licin, Gas."
"Hah??"
"Li-cin!"
"Apanya???" suara Gasta hampir hilang ditelan suara gemuruh petir.
Aimee mendengus agak kesal. Tidak mau repot, diputuskannya untuk nekat saja.
"Aku peluk kamu ya Gas??"
What???
Gasta serasa tersambar petir.
"Apa???" kali ini untuk memastikan dirinya tidak salah dengar.
"Peluk. Aku peluk kamu." ulang Aimee. Anehnya kali ini suara Aimee terdengar jelas.
Gasta langsung tersenyum, dan bersyukur karena tidak rugi dia memanggul tasnya di dada, tidak di punggung seperti biasanya.
"Iya, Mee." jawab Gasta.

Aim for AimeeWhere stories live. Discover now