20 - Definisi Kecewa

193 20 4
                                    


Suasana sekolah tanpa Gasta terasa berbeda. Rasanya lebih hampa. Hal tersebut dirasakan baik oleh Feliz maupun Aimee. Feliz yang dibayang-bayangi rasa cemas, dan Aimee yang dibayang-bayangi rasa rindu yang tidak dia sadari.

Aimee bertanya-tanya mengapa Gasta tidak masuk kemarin. Baik Feliz dan Gasta tidak ada yang bisa dihubungi. Chat Aimee pada mereka tak kunjung terkirim. Maka ketika dia lihat Feliz datang pagi itu, dia kontan saja langsung berlari menghampiri.

"Miss Feliz!" panggilnya, seraya berlari.

"Hai pretty. Ada apa? Kok lari-larian?" sahut Feliz. Aimee terengah-engah. Wajahnya tampak lelah.

"Itu, Miss... Gasta sakit ya? Sakit apa Miss? Saya coba hubungin nggak bisa... Whatsapp juga centang." tanya Aimee.

Tertegun, Feliz hanya menyunggingkan senyum tipis. Dia sudah janji pada Gasta agar tidak memberitahu siapapun perihal penyakitnya itu.

"Oh, Gasta... Iya dia sakit. Biasalah, demam, sakit perut... Gitu katanya. Ada perlu apa sayang?" Feliz balik bertanya.

Raut Aimee terlihat sedikit lega, namun masih ada kerut di dahinya.

"Dia nggak buka hape sama sekali Miss?"

"Hmmm, kayaknya enggak. Miss Feliz juga nggak merhatiin, tuh."

"Sakitnya parah ya Miss? Kok sampe nggak mainin hape?"

Feliz menggigit bibir. "Ya, biasa sih. Cuma emang butuh istirahat total."

Aimee manggut-manggut. "Saya boleh nengok Gasta nggak, ntar sepulang sekolah Miss?"

Glek. Kali ini Feliz menelan ludah. Tercekat kebingungan.

"Mmm... Gasta lagi di rumah mamanya nih Mee. Mama Miss Feliz galak orangnya. Kalo ama orang nggak dikenal, apalagi temen-temennya Gasta, itu judes banget. Besok aja ya, kalo Gasta udah pulang ke rumah Miss Feliz, Aimee jengukin. Nggak apa ya?" bujuk Feliz, terpaksa berbohong. Aimee nampak kecewa. Namun disunggingkannya senyumnya begitu saja.

"Ya udah deh Miss. Oh iya Miss. Miss Feliz buru-buru?" tanya Aimee lagi.

"Nggak, sih. Ini Miss Feliz masih kosong 1 jam. Ada perlu apa?"

Keraguan terpancar dari raut Aimee.

"Saya mau ngomong sesuatu penting sama Miss Feliz."

Feliz terhenti sebentar. "Soal Gasta?"

"Bukan, Miss. Eh tapi, iya sih, dikit."

"Loh? Gimana deh?"

"Ngomongnya di kantor, boleh? Penting Miss."

Feliz jadi penasaran. "Boleh. Yuk, di meja Miss Feliz aja."

***

Aimee terlihat gelisah. Muram sekali rautnya. Ada kepanikan tersirat dari sorot matanya yang alisnya sedikit menukik ke tengah. Namun Feliz, walau sangat penasaran, tetap bersikap santai tanpa tergesa-gesa.

"Sit down, please." Feliz mempersilahkan. Aimee duduk di kursi di samping meja Feliz.

"So... What is it about?" Feliz membuka perbincangan.

Mata Aimee menyapu sekeliling. Rasa takut menyelimutinya. Dua hal yang terbayang di benaknya kali itu: Gasta dan amarahnya.

"Saya bingung gimana mau mulainya, Miss." cetus Aimee ragu-ragu.

Alis Feliz terangkat. "Just... Tell me." sahut Feliz.

Aimee tetap terdiam sambil memainkan jemarinya, pertanda kebimbangan melanda hatinya.

Aim for AimeeWhere stories live. Discover now