13 - Terungkap

112 17 0
                                    

Jelas saja Gasta terkesiap. "Bu, bukan saya Bu! Sungguh, bukan saya!" kilahnya gelagapan.

"... tujuh ratus... tujuh ratus tujuh puluh...delapan ratus." Bu Nia sengaja berhenti.

"Delapan ratus dua puluh." pekiknya, mengacungkan segepok uang itu ke wajah Gasta.

Mata Gasta terbelalak. Betapa hancurnya hatinya ketika tahu bahwa ada yang mencoba memfitnahnya.

Bagaimana bisa uang itu masuk ke dalam tasnya?

"Pas nih, Gas." cetus Bu Nia lagi.

Gasta memandang sekitar. Pandangan mata teman-temannya menunjukkan ekspresi tidak senang sekaligus tidak menyangka.

"Bu, sumpah bukan saya!" tandasnya getir.

"Tapi ini di tas kamu." tukas Bu Nia.

"Tapi... ini... gak, Bu! Gak mungkin saya ngambil uang mereka. Kapan saya mau ngambilnya, Bu? Gak, Bu! Ini fitnah! Ada yang ngefitnah saya!" tukas Gasta emosi.

"Uangnya pas, Gas."

"Apa ada bukti lain kalo saya yang ngambil? Kapan ada waktu saya ngambil Bu?"

Semua terdiam menyaksikan Gasta yang berkilah. Aimee lebih-lebih. Kedua matanya menyipit dingin pada Gasta.

"Tadi lo ke kelas, kan? Ijin?" tandas Lefina. Gasta menelan ludah.

"Iya kan guys? Tadi Rinka bilang Aimee abis digodain Gasta pas ke kelas ama Sandra. Ya kan?" lanjutnya lagi. Kalau saja Lefina ini laki-laki, sudah Gasta hajar mulutnya daritadi.

Aimee dan Sandra mengangguk, ragu-ragu. Batin Aimee tidak yakin bahwa Gasta pelakunya. Begitu pula Sandra. Namun, sebagai korban, Sandra tidak mungkin membela Gasta.

"Nah! Itu bukti lainnya, Gas." timpal Bu Nia. Semua anak tampak tertegun, memandang Gasta dengan tatapan tak percaya. Sungguh mencengangkan.

Gasta terdiam. Kedua matanya menghadap lantai. Dia benar-benar stuck tidak tau harus berbuat apa. Gasta tidak terima sebenarnya difitnah seperti ini. Tapi bukti bahwa uang tersebut ada di tasnya dan keberadaannya di kelas saat jam olahraga tadi cukup kuat untuk membuatnya dianggap menjadi tersangka.

"Bu, ini fitnah, Bu! Untuk apa saya nyuri? Bu Nia pikir saya nggak tau kalo nyuri itu dosa? Lagian kalo saya nyuri, saya nggak sebodoh itu Bu naruh uangnya di tas! Bu Nia nggak percaya sama saya?" tantang Gasta mulai kehilangan kesabaran. Wajahnya yang biasanya penuh senyum, kini sirna berganti raut penuh amarah dengan mata berkilat penuh kebencian. Baru pertama kali mereka melihat sisi lain dari Gasta yang memang jarang sekali ditampakkan ini.

"Percaya sama kamu? Setelah kamu membuat kericuhan pake tikus kemaren?" tukas Bu Nia sinis. Gasta terhenyak. Ternyata wanita ini sudah berada di oposisinya.

"Terus mentang-mentang saya yang di kelas, saya yang dituduh, gitu?"

"Bukan dituduh, Gas. Tapi terbukti." sanggah Bu Nia.

"Bu, terbukti itu kalo ada video yang jelas-jelas menunjukkan bahwa saya yang ngambil uang mereka. Ini mana? Jelas saya difitnah ini Bu!" amuk Gasta dengan nada tinggi.

"Siapa tau juga ada yang ke kelas ini selain saya, ya kan?" imbuhnya.

Aimee membuka suara.

"Betul Bu. Saya yakin bukan Gasta pencurinya. Satu, Gasta bukan tipikal yang seperti itu. Gasta kan kaya Bu. Dua, kalopun mencuri, gak mungkin dia masukin di tasnya gitu aja. Pasti disimpen di tempat yang aman." belanya.

Betapa terharunya Gasta. Dia menatap Aimee dengan tatapan terima kasih.

"Ini fitnah Bu! Fitnah!" bentak Gasta tak sabar.

Aim for AimeeWhere stories live. Discover now