PART 2

5.4K 260 7
                                    

Author Pov.

Terbangun di waktu yang tidak tepat membuat kepala Meggy sakit, pandanganya masih berkunang-kunang ketika ia mencoba fokus pada titik terendah kesadaranya. Bunyi alaram membuat Meggy kesal, baginya alarm berbunyi diwaktu yang tidak tepat! Meggy merasa ia baru saja terlelap setelah perjalanan panjangnya kemarin malam. Dengan gusar Meggy menendang jamnya, jatuh dan mungkin rusak tapi Meggy tidak peduli. Ia kembali ingin terlelap jika saja ponselnya tidak mengeluarkan nada serupa seperti jamnya, alarm pembangun!.

"Oh Jesus, please!."

Tidak hilang kekesalannya ketika ia harus meraih ponsel kemudian dengan sembarangan membuka penutupnya dan mencabut baterainya lalu melempar ponsel itu ke nakas. Puas ketika seluruh hal yang akan mengusiknya telah berakhir, Meggy kembali berniat terlelap tapi kesadaran tiba-tiba saja mengumpul penuh dirinya.

"Oh my god!." Pekik Meggy turun dari ranjang terpekik kuat ketika kakinya menendang jam yang tergeletak di lantai, bahkan tidak cukup itu ia limbung karena ketidak seimbangan. Meggy mengerang, menyayangi bokongnya dan berharap tidak mengalami hal serius di bokongnya akibat terhempas kuat.

Dengan segala kekuatan yang ada Meggy bangkit, masuk ke dalam kamar mandi. Ia menyelesaikan ritual mandi secepat yang ia bisa.

Tidak seperti biasanya Meggy melupakan bahwa setiap kali alarm berbunyi maka itu pertanda Meggy harus segera bangun dan bersiap menyelesaikan studinya. Meggy gadis berusia 23 tahun itu masih harus dibangunkan oleh sebuah alarm untuk mengingatkannya waktu adalah segelanya!. Dan sekarang ia hampir terlambat 20 menit ketika sampai di kampus, beruntung keajaiban memihak padanya karena Dosen pemarah yang akan mengajar di kelas Meggy saat itu belum tiba.

Meggy menghela nafas lega, duduk dengan gamblang.

"Hey, Meggy! kau terlambat."

Meggy mendelik gusar pada seorang pria tampan berkulit putih hampir transparan. James Arthur.

"Sepertinya." Sahut Meggy acuh.

James menarik salah satu kursi menghadap Meggy lalu duduk di kursi itu.

"Beruntung Mr. Barrow belum tiba jika tidak---."

"Aku akan digantung." Celoteh Meggy. James tertawa, tawa yang renyah mengundang lawannya untuk ikut tertawa tapi Meggy hanya tersenyum, mengagumi ketampanan James.

James adalah sahabat Meggy yeah setidaknya sejak Meggy melayangkan tinjunya pada wajah tampan James, waktu itu sekitar 2 tahun yang lalu di sebuah taman sepi, James dengan terang-terangan mengajaknya bercinta. Tentu Meggy kesal dengan ajakan itu, memangnya dia wanita murahan? tentu saja bukan! kemudian tinju itu berdampak untuk James, James meminta maaf keesokan harinya kemudian pria itu selalu mengikuti Meggy, awalnya Meggy menduga James masih bertekat dengan otak mesumnya tapi ternyata ia salah, James tulus ingin berteman dengannya lalu mengapa tidak? James tampan, dan ternyata pria yang baik setelah cukup lama mengenal pria itu.

"Kau terlihat sangat berantakan." Jemari James terulur merapikan tiap helai surai Meggy yang liar hingga surai itu terlihat rapi menampilkan kecantikan luar biasa yang Meggy miliki. Meggy tidak menolak ketika James menata rambutnya, James sahabatnya, ia sudah terbiasa mendapat perhatian lebih dari pria itu.

"Mr. Barrow cuti!." Teriak seorang pria membuat heboh seisi kelas terkeculai Meggy dan James. Mereka hanya tersenyum senang. Meggy menghela nafas, itu bagus untuk dirinya.

James menatap sayang pada Meggy. Meggy nampak terlihat lelah dan James yakin gadis itu belum memakan apa pun.

"Kita gunakan waktu untuk mengembalikan energimu, ayo."

HALFWAY TO THE LOVE (COMPLETE)✔Where stories live. Discover now