PART 59

2.8K 203 48
                                    

Author Pov.

Tidak ada yang bisa Meggy lakukan selain menutup mata dan berdoa. Tidak ada yang bisa ia lakukan nanti selain merutuki dirinya yang bodoh dan penuh dengan kesialan itu, akhirnya James kembali menjadi korban dan kali ini James mengalami hal yang lebih parah. Pria tampan itu tertembah di bagian dada dan sampai sekarang Meggy belum tahu kondisi James yang tengah di tangani para Dokter ahli di dalam ruangan operasi. Debaran jantung Meggy tidak sedikit pun berkurang meski ia yakin James pasti selamat tapi ia begitu takut jika kenyataan James tidak selamat. Oh Tuhan, Meggy sudah terlalu sering mengecewakan sahabatnya itu, tolong jangan membuat pertemuan mereka di taman beberapa waktu yang lalu menjadi pertemuan terakhir mereka.

"Meg duduklah," Pinta Gally yang sedari tadi setia menunggu dan mengamati kegelisahan Meggy. Gadis itu gelisah pada kondisi sahabatnya, nyawa sahabat tengah di pertaruhkan di dalam ruang operasi itu.

Meggy menggeleng tidak sedikit pun membuka matanya. Air mata turun perlahan, membentuk garis air mata yang panjang dan ironi.

"Percayalah Meg, sahabatmu baik-baik saja."

"Aku percaya, aku percaya." Sahut Meggy berupa sahutan lirih namun kuat, yakin pada kepercayaannya.

"Nak,"

Refleks Meggy membuka matanya, menatap pria paruh baya yang tidak lain adalah Ayah James.

"Paman, maaf...maafkan aku." Hisak Meggy, melipat tangannya meminta permohonan.

Kingston tersenyum getir, ia mengulurkan tangannya membelai puncak kepala Meggy. Hal seperti ini mungkin tidak wajar terjadi pada James tapi siapa yang tahu kapan musibah menghampiri James?. James pria yang baik tapi bukan berarti musibah tidak ingin menghampirinya.

"Tenanglah Nak, aku tidak menyalahkanmu."

"Tapi James kembali kemari karena sedang bersamaku dan kali ini lebih parah Paman." Meggy benar-benar tidak bisa menahan air matanya.

Kingston masih memamerkan senyumnya, ia menatap pintu ruang operasi berharap anak satu-satunya itu bisa di selamatkan. Tatapannya kembali pada Meggy, menatap Meggy dengan iba kemudian meraih Meggy kedalam dekapannya.

"Sudah jangan menangis, sebaiknya kita sama-sama mendoakan James."

Oh Tuhan, Kingston terlalu baik dan penyayang. Bagaimana bisa Meggy menerima kebaikan Kingston di saat ia telah membuat anaknya kritis, seharusnya Kingston mencacinya, menuntutnya tapi yang pria paruh baya itu lakukan justru menenangkannya bahkan memeluknya. Oh Meggy, kau terlalu beruntung memiliki orang-orang yang begitu menyayangimu dan mereka menutup mata atas apa yang terjadi karena ulahmu.

"Mage,"

Meggy yang tengah memejamkan matanya, mendongak dari atas bahu Kingston. Menatap dengan nanar pria bersetelan khas seorang pimpinan perusahaan yang tengah menatapnya lembut. Meggy menarik diri dari pelukan Kingston, tersenyum minta maaf pada pria paruh baya itu sebelum melangkah dengan pelan menghampiri Ares.

Ares membuka lengannya, menyambut Meggy dan gadis itu mendapatkan sambutan pelukan hangat lengan-lengan Ares. Yang awalnya tangis Meggy mereda kini ketika ia berada di dalam pelukan Ares, Meggy kembali menangis.

"Sstttt, jangan menangis....ku mohon." Bisik Ares. Pria itu dengan penuh perhatian mengusap sepanjangan punggung Meggy yang bergetar.

"Aku....sudah melihat....Amber, dia.....dia yang melakukannya."

Ares berdesis menenangkan, ia sudah tahu. Sebelum kemari ia sudah mencari tahu apa penyebab tertembaknya James dan Ares bisa di katakan sangat marah saat mengetahui siapa pelakunya. Entah kenapa Ares merasa beruntung peluru itu tidak mengenai Meggy tapi justru James dan tidak pelak juga rasa iba ia tujukan untuk James, karena bagaimana pun juga James sahabat Meggy dan lihat gadisnya tengah menangis untuk pria itu.

HALFWAY TO THE LOVE (COMPLETE)✔Where stories live. Discover now