PART 31

3.3K 212 17
                                    

Author Pov.

"Kau tidak bisa?." Meggy mengoreksi ulang ucapan Ares karena tiba-tiba saja pria itu membatalkan kunjungan mereka ke markas sementara Meggy sudah sangat ingin ke sana dan menemui Miana.

"Ya, lain kali saja." Ares menatap tatapan gusar gadisnya. Ares tahu Meggy akan membantah.

"Tidak bisa, Ares! aku ingin sekarang."

Ares merapikan kerah kemeja putihnya. Dua kancing teratas di biarkan terbuka, Ares terlihat tampan dan panas.

"Aku tidak bisa, Sayang. Mendadak Dastan mengadakan meeting malam ini." Itu alasan Ares. Meggy memutar bola matanya, beranjak dari ranjang, menghampiri Ares kemudian merapikan rambut Ares yang  berantakan.

"Kau akan bertemu dengan banyak orang'kan, mengapa tidak memperhatikan penampilanmu?, kau Pengusahaan yang berantakan." Ucap Meggy, Ares menyeringai membiarkan Meggy menata rambutnya.

"Yang di perlukan adalah otak dan tenagaku bukan penampilanku."

Meggy mencebik.

"Benar tapi perhatikanlah penampilan juga, bagaimana jika partner-partner bisnismu adalah seorang wanita? mereka pasti menilai buruk tentang penampilanmu." Tangan Meggy merapikan sampai ke bagian tengkuk, rambut Ares lumayan panjang untuk ukuran seorang pria maskulin seperti Ares.

"Aku tidak peduli, aku hanya peduli pada apa yang mereka lihat dari kemampuanku menjalankan bisnis bersama mereka."

Sudahlah, Meg. Kau tidak bisa melawan Kekasih tampan mu itu.

Meggy selesai dengan kegiatanya menata rambut Ares, rapi dan tidak membuat Ares terlihat culun justru Ares terlihat semakin tampan.

"Begini lebih baik, kau tidak keberatan?." Meggy tersenyum, ia tahu Ares pria yang sulit di tata pada bagian rambut.

Ares tersenyum, tangannya memeluk pinggang Meggy.

"Apa pun yang kau lihat baik untukku, aku tidak akan keberatan."

Hening hanya tatapan mata mereka yang seakan berbicara. Pancaran rasa kasih sayang dari mata ke mata, terpesona untuk yang ke sekian kalinya pada satu salam lain. Meggy menarik nafas, menghembuskanya pelan, ia menjadi yang pertama memutus kontak mata mereka, ia takut semakin lama menatap Ares semakin ia tidak bisa menampik ketampanan Ares dan tidak bisa berpaling dari pria itu.

Sementara Ares pun sama, ia bernafas lega ketika Meggy memutus kontak mereka karena jika tidak Ares tidak yakin ia akan berhenti menatap kecantikan Meggy yang menyihir akal sehatnya. Meggy bak penyihir, gadis itu mampu membuat fokus Ares tak teralih. Kecantikan dan sifat yang tidak banyak di miliki gadis jaman sekarang benar-benar telah menghipnotis Ares sedemikian rupa hingga untuk sesaat Ares lupa bagaimana cara bernafas dengan benar ketika berada dalam jarak yang sangat dekat dengan Meggy.

"Kapan kau berangkat?." Tanya Meggy, Ares melirik jam tangannya yang menunjukan pukul setengah tujuh malam.

"Sebentar lagi, kenapa kau ikut?." Jika benar, Ares akan sangat senang dan ia akan memamerkan keberadaan Meggy di sisinya sebagai Kekasihnya.

Meggy terkekeh lantas mengalungkan lengannya di leher kokoh Ares.

"Tidak tapi izinkan aku menemui Miana malam ini."

Senyum Ares surut, ia bingung mengapa Meggy harus peduli pada Miana?. Ares melotot menolak keinginan Meggy, ke markas tanpa dirinya tidak akan Ares izinkan.

"Ayolah." Meggy berjingkrak-jingkrak kecil memohon seperti anak kecil.

"Tidak, Mage. Kau harus tahu di luaran sana ada banyak mata yang mengintaimu."

HALFWAY TO THE LOVE (COMPLETE)✔Where stories live. Discover now