PART 68

2.6K 198 24
                                    

Author Pov.

"Sampai kapan Ares? Sampai kapan kau rela menunggu seperti ini? Mengapa kau tidak mendesak Meggy?. Ini sudah berbulan-bulan lamanya!"

Samuel tidak bisa menahan emosinya begitu mendengar lamaran Adiknya belum di terima. Samuel baru saja datang berkunjung menemui Ares sekaligus melakukan perjalanan bisnis dan begitu penasaran pada Adiknya yang akhir-akhir ini enggan bertukar kabar dengannya.

Ares menyeringai, begitu tenang seakan ia tidak terbebani sedikit pun. Yeah sudah berbulan-bulan dan jika semakin di hitung hampir mendekati satu tahun, dan yang Ares lakukan hanya menunggu. Menunggu yang membuatnya begitu tersiksa tapi alih-alih menyelesaikan siksaan itu, Ares justru memilih terus menunggu dan bersabar. Ares masih seperti pria pada umumnya tapi tidak ada yang tahu ia pria gila yang begitu mendambakan sebuah pernikahan bersama kekasihnya.

"Aku tidak tahu Bang," Sahut Ares.

Samuel menggeram.

"Tidak tahu?? Tidakkah kau tanyakan pada Meggy kapan penatianmu berakhir?"

Ares mengangguk, ia selalu bertanya dan jawabannya tetap saja sama.

"Apa jawabannya?"

"Meggy memintaku untuk tetap menunggu dan bersabar."

"Kau bodoh!!" Tukas Samuel nyaring. Meja kerja Ares menjadi pelampiasan pukulan kuat kepalan tangan Samuel.

"Hati-hati Bang, aku tidak ingin kau merusak mejaku." Sinis Ares.

"Persetan dengan mejamu! Yang seharusnya kau pikirkan adalah masa depanmu!. Mau sampai kapan kau menunggu huh?"

Sampai kapan pun. Batin Ares.

Lelah, Ares sudah bisa dikatakan terlalu lelah untuk selalu bertanya dan pada akhirnya akan tetap mendapatkan jawaban yang sama. Ia rela menunggu selama ini karena ia menghargai Meggy, ia mencintai Meggy. Jika penundaan ini terjadi dan membuat Meggy bahagia, tidak ada yang bisa Ares lakukan selain menunggu, lagi pula Ares sudah terlalu sering memaksa dan kenapa tidak untuk menjadi yang terpaksa menunggu untuk sebuah kebahagiaan?.

"Tenang saja Bang, kami akan tetap menikah."

"Kapan?? Seribu tahun lagi?," Samuel kesal, benar-benar kesal. Ares menyeringai.

"Mungkin lebih," Sahut Ares mencemooh.

Samuel mendesah, seharusnya ia berbicara dan memarahi Meggy tapi gadis itu sulit untuk ia temui. Profesi Meggy sebagai sekretaris Ares jelas-jelas sebuah profesi yang bukan main, hampir seluruh pekerjaan Ares di limpahkan pada gadis itu dan Samuel tidak memiliki hak untuk mengganggu waktunya. Lagi pula tidak harus Meggy yang ia marahi, Ares saja sudah lebih dari cukup untuknya.

"Jika begini lebih baik kau melepaskan Meggy dan mencari wanita lain yang----"

"Tutup mulutmu," Netra Ares berkilat tajam, merampungkan kalimat paling bodoh yang pernah Ares dengar dari mulut Samuel.

"Aku serius Ares...kau terlalu lama menunggu! Jika Meggy benar-benar mencintaimu kenapa ia tidak segera menerima lamaranmu?"

"Kau pikir menerima lamaran semudah saat kau menanggalkan pakaianmu huh? Menerima bukan seperti meminta. Saat aku melamar Meggy pun aku membutuhkan waktu untuk mengyakinkan diriku."

Samuel mengerjap.

"Tapi kau---"

"Semuanya butuh proses," Sanggah Ares.

Samuel mengerang.

"Tapi mau sampai kapan??? Kenapa kau begitu santai dan terlihat baik-baik saja huh!"

HALFWAY TO THE LOVE (COMPLETE)✔Where stories live. Discover now