PART 39

3.2K 218 41
                                    

Author Pov.

Amarah. Hanya ada amarah yang tersirat jelas dari netra abu kelabu milik Meggy, semua kenangan memilukan itu mengikis akal sehatnya hingga hanya terbentuk satu perasaan yaitu kebenciannya terhadap pria tampan yang datang menggenakan pakaian resmi seakan ia adalah pria yang tidak pernah terlibat skandal dan kriminal.

Bayangan tubuh seluruh keluarganya seakan menguar dari kedatangan pria itu dan Meggy menyerapnya, mengabaikan rasa sakit yang menghujamnya saat tatapan pria itu menyiratkan kepuasan, kepuasan yang berpusat pada masa lalu Meggy. Meggy bergeming di tempatnya, fokusnya tidak pernah beranjak dari Ambrose, bibirnya membentuk garis tipis yang mengancam dan kedua tangannya terkepal, seluruh amarahnya bersatu padu dalam jiwa dan raganya. Meggy tidak menutupi apa pun dalam dirinya yang menyorakan amarah mendalam pada Ambrose.

Sementara Ambrose, untuk yang pertama kalinya ia berhadapan dengan seorang wanita cantik yang menatapnya horor, penuh dengan luka, kepedihan, amarah dan kebencian. Ambrose tahu apa yang membentuk tatapan tak biasa gadis itu hanya saja gadis itu terlalu cantik dan menggoda untuk melayangkan tatapan sebengis itu padanya. Gadis itu salah satu Dallson dan betapa beruntungnya gadis itu selamat dari kekejamannya. Ambrose menyeringai tipis, ingatan saat ia dan orang-orangnya membantai habis seiri rumah Dallson sangatlah menyenangkan bahkan ia tidak bisa melupakan perbuatannya itu. Dan satu kesalahan Ambrose yang tidak mencermati secara detail seluruh bagian dari Dallson hingga sekarang karena kecerobohannya sendiri, ia kembali berhadapan dengan satu-satunya Dallson yang tidak terprediksi olehnya. Satu-satunya Dallson itu telah banyak merugikan Ambrose hampir sepama lima tahun, sekutu-sekutunya lenyap tanpa jejak dan itu perbuatan gadis luar biasa cantik beberapa meter di depannya saat ini.

Awalnya Ambrose tidak peduli pada sekutu-sekutunya yang lenyap begitu saja tapi lama kelamaan ia gusar dan penasaran hingga akhirnya ia sedikit mencari tahu kemudian pencariannya berakhir pada hubungan gadis itu dan musuh sebenarnya, Ares yang di sebut sebagai sang Master kegelapan. Amarah Ambrose memuncak seketika saat ia tahu Ares membantu gadis itu dan sejak saat itu Ambrose memutuskan untuk memburu Meggy, menginginkan kematian gadis itu berserta dengan nyawa Ares yang notabene sebagai rivalnya saat ia masih berada dalam kepemimpinan Stallon Wood.

"Selamat datang Boss."

Hermes menghampiri Ambrose, sebisa mungkin menutupi kegugupan dan ketakutannya, ia sangat peduli pada skenario barunya karena di sudut lain ada seseorang mengamatinya dan Hermes tidak ingin gegabah. Secara langsung nyawanya berada di tangan dua orang pria berbahaya di kerajaan gelap mereka masing-masing.

Ambrose hanya tersenyum, senyum memukau milik pria-pria tampan. Sementara Meggy masih bergeming di tempatnya lengkah dengan seribu tatapan menusuknya pada Ambrose.

"Kerja bagus Hermes, aku senang."

Hermes tersenyum kemudian melangkah mundur kembali menduduki tahtanya. Ia menyerahkan sisanya pada rencana Meggy dan Ares. Ia hanya berharap setelah ini ia masih bisa bernafas, itu saja.

Meggy memiliki pengendalian diri yang cukup baik sehingga ketika Ambrose menghampirinya ia tidak langsung menerjang pembunuh yang sialan tampan itu.

"Hallo Dallson." Ucap Ambrose mengejek, menyepelekan.

Meggy menahan ludahnya agar tidak melayang ke wajah Ambrose.

Tatapan Ambrose menelusuri keseluruhan diri Meggy, ia tersenyum manis.

"Kau sangat cantik dalam penyamaranmu tapi kau akan lebih cantik lagi jika tidak menyamar." Ambrose menenjukan ketertarikanya pada kecantikan dan keseksian Meggy.

Tatapan Meggy menunjukan penilaiannya tentang keparat di hadapanya saat ini. Tampan dan kurang ajar, perpaduan sempurna untuk seorang keparat.

Ambrose beranjak untuk mengitari Meggy, menjadikan Meggy poros perputarannya.

HALFWAY TO THE LOVE (COMPLETE)✔Where stories live. Discover now