PART 15

3.3K 204 5
                                    

Ares Pov.

Meggy aman dan ia masih sangat cantik. Aku mengingatkan diriku sendiri untuk berterima kasih pada Gally yang telah menjaganya. Aku menyukai kebersaman yang terjalin diantara kami walau hanya sebatas kerjasama tapi aku bisa merasakan batasan itu mulai menipis seiring kebersamaan kami.

Entah rasa apa yang kurasakan padanya dan entah juga rasa apa yang Meggy rasakan padaku. Aku tidak mengerti dan aku terlalu sibuk untuk mementingkan perasaan diantara kami. Yang jelas aku senang bersama dengan dirinya, bersamanya aku merasa seperti lengkap...ahh aku yakin diriku sudah mulai gila. Meggy mungkin melengkapiku dalam hal kerjasama kami ya, itulah arti lengkap yang ku maksud.

Seperti malam ini, dimana kami telah berhasil dalam misi kami. Nickolas masuk kedalam perangkap dan kini Nickolas hanya tinggal nama. Untuk yang kesekian kalinya aku membantu Meggy memuaskan dahaga dendamnya, jika aku menjadi gadis itu aku pun akan melakukan hal yang sama yeah digaris besari jika terlahir menjadi manusia yang pemberani sepertinya.

Meggy adalah gadis yang tak gentar pada gelap dan berbahayanya dunia kelam, ia memanfaatkan keberanian yang ia miliki untuk membalas perbuatan fatal Ambrose. Ambrose sudah terlalu lama berkeliaran melenyapkan nyawa-nyawa tak bersalah seperti keluarga Meggy, hanya karena pengaruh besar Dallson pada pihak kepolisian, Ambrose tega mempupuskan harapan seluruh keluarga Meggy. Aku tidak tahu keberuntungan seperti apa yang memihak gadis disampingku ini. Antara beruntung atau sial? itu yang mengambarkan kehidupan Meggy.

"Kau baik-baik saja?." Ku lihat ia lebih banyak melamun sejak misi selesai.

"Sangat baik." Sahutnya tanpa melihatku.

Kami dalam perjalanan menuju rumahnya.

"Kau lapar?."

Ia menoleh.

"Pertanyaan yang bagus. Ya aku lapar tapi aku tidak ingin makan."

Berbelok memasuki perumahan Meggy.

"Lalu?."

"Mungkin tidur lebih baik."

Aku tersenyum.

"Sampai."

Ia menoleh, menatap lama halaman rumahnya dari balik kaca mobilku.

"Turun, Mage."

"Oh!." Ia terkesiap kemudian membuka pintu dan turun. Aku mengikut beberapa detik kemudian.

"Mampir?." Tanyanya.

Aku menatap penampilan Meggy kemudian menatap pintu rumahnya dan memutuskan untuk menggeleng walau sebenarnya aku ingin.

"Kau perlu istirahat, lagi pula aku sudah terlalu sering mampir kau pasti bosan."

Ia tersenyum, itu lebih baik daripada wajah lelah yang ditekuk.

"Benar-benar bosan tapi aku tidak keberatan. Kita partners wajar jika kau sering mampir."

Aku terkekeh. Merogoh kunci mobil tuanya dari saku celanaku kemudian melemparnya pada Meggy dan Meggy dengan sigap menyambutnya. Mobil tua yang ia khawatirkan ketika melihat mobilku yang akan membawa kami beraksi. Sebelumnya, ketika ia sibuk di make over, aku menyempatkan diri mengurus mobil tua itu.

"Selamat malam, partners." Ku kedipkan sebelah mataku, suatu kebiasaanku untuk menggodanya.

"Selamat malam." Sahutnya nyaris tidak kudengar. Ahh ya aku melupakan sesuatu.

"Tunggu, Mage!." Aku membuka bagasi mobil mengambil tas hitam berukuran sedang, membawanya pada Meggy.

"Ini bagianmu."

HALFWAY TO THE LOVE (COMPLETE)✔Où les histoires vivent. Découvrez maintenant