88 ❐ Serangan Mendadak

2.9K 641 9
                                    

"Apa itu?" Xu Yao bertanya ketika dia melihat penelepon itu Yan Jie.

"Xu-ge, sesuatu terjadi di Vodapei." Nada suara Yan Jie terdengar panik. "Beberapa saat yang lalu, sekelompok orang tak dikenal menyerbu salah satu tambang di Vodapei, penanggung jawab yang ditempatkan di sana sudah mengirimi kami sinyal untuk mendapatkan bantuan."

"Bajingan!" Xu Yao segera menjadi sangat marah. Dia membanting meja dan berdiri. "Bagaimana dengan penjaga?!" Raungannya yang tiba-tiba mengejutkan Le Yao, dan dia dengan cepat berbalik untuk membelai punggung Le Yao untuk menenangkannya.

"Kapal perang lawan berada dalam mode tersembunyi. Aku tidak tau kenapa, tapi keamanan kita tidak mengeluarkan alarm apapun, jadi para xiongdi yang sedang bertugas jaga tidak bisa bersiap untuk serangan mendadak. Selain itu, pihak lain langsung menuju ke tambang, dan banyak orang tidak bisa bereaksi sebelum mereka dibunuh di tempat. Pos terdepan Vodapei terdekat kita sudah bergegas ke sana dengan bala bantuan, tapi bahkan setelah mereka dimasukkan, tenaga kerja pasti tidak akan cukup."

"Berapa banyak yang ada di pihak lawan?"

"Setidaknya seribu orang, empat kapal perang berukuran sedang."

"Leslie, masuk ke DEFCON 2 dan jalankan arahan perintah prompt untuk semua anggota." Xu Yao berteriak. "Zhang Xuwei, Ke Yang, Liu Yi, Li Chenfei!"

"Siap!/Siap!/Siap!/Siap!"

"Segera kumpulkan tim kalian di Serigala Terbang IV. Di mana Letnan Jenderal Tang?"

"Aku di sini."

"Kamu pimpin tim, gunakan Gerbang Haixuan dan pergi ke Vodapei sebagai pendukung! Yan Jie, catat situasi Vodapei, kalau ada masalah, laporkan padaku. Cari tau identitas pihak lain segera!"

"Ya!"

Xu Yao mencoba berbicara dengan suara lembut pada Le Yao. "Kamu harus makan, aku akan pergi ke Pusat Komando."

Le Yao berulang kali melambai padanya dengan tangannya dan meyakinkannya. "Pergilah, pergi saja! Jangan khawatirkan aku."

Mobil hover sudah menunggu di depan pintu mereka dan lepas landas begitu Xu Yao melangkah ke dalamnya. Le Yao masih memegang sumpitnya, merasa sedikit teralihkan. Dia menatap langit dari jendela dan merasa itu mimpi. Tanpa sadar, dia mencubit kakinya untuk merasakan sakit. Dia berdiri dan dengan usaha yang tidak terlalu kecil, berlutut di tanah dan menggambar sebuah rune. "Di sini, di tanah ini, aku memanggil Dewa yang paling Spiritual..."

Tidak lama kemudian, Ji Fengyu dan Rong Gui muncul. Ji Fengyu bertanya, "Le Yao, untuk apa kamu memanggil kami?"

Dia sibuk karena hotel dan restoran baru saja memulai layanan untuk malam saat ini.

Le Yao menjawab, "Vodapei diserang. Letnan Jenderal Tang sudah memimpin tim pendukung ke Vodapei tapi sudah terlambat bagiku untuk membuat boneka lagi untuk membantu mereka. Bisakah kamu dan Tuan Rong membantu mereka dalam menghadapi situasi yang tidak terduga?"

Ji Fengyu memikirkannya dan menjawab. "Ya, kamu bisa memanggil Lao Bei dan Song xiongdi untuk membantumu di sini."

Rong Gui juga mengangguk. "En."

Le Yao dengan cepat pergi untuk mencuci tangannya, sebelum mengeluarkan boneka itu, dan kemudian menempelkan jimat yang sebelumnya digambar Xu Yao. Ji Fengyu dan Rong Gui segera memasuki boneka kecil itu. Boneka kecil inilah yang tersisa dari kumpulan boneka yang dia buat sebelum berangkat ke Tarot. Dia mengambil boneka itu dan berteriak ke arah halaman. "Han-ge! Kamu di mana?"

Segera, jawaban Han Mo terdengar dari komunikatornya. "Aku di pintu depan. Tuan Xiao Le, apa kamu membutuhkan sesuatu?"

Le Yao langsung membuka pintu dan menyerahkan boneka kecil itu padanya. "Kirim mereka ke Letnan Jenderal Tang. Mereka akan lebih memudahkan untuk memata-matai dan mengumpulkan informasi. Mereka seharusnya bisa membantunya. Ingat, beri tau Letnan Jenderal Tang untuk menempatkan mereka dalam kegelapan."

「√」 Jenderal Suka Mengoleksi Bunga Merah KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang