104 ❐ Merasa Dianiaya

3.4K 593 25
                                    

Yan Jie menundukkan kepalanya dan menggaruk bagian belakang lehernya dengan canggung, bukannya menjawab pertanyaan Le Yao. Dia sudah membuka dan menutup mulutnya tiga kali, tapi masih tidak bisa membuat dirinya menyuarakan pikirannya.

Le Yao juga tidak berniat mengorek masalah ini terlalu dalam. Melihat Yan Jie gelisah dan duduk dalam postur tegang, dia memutuskan untuk membawa nougat dan kue yang dijanjikan, serta beberapa teh bunga buatan tangan.

Saat ini, dia tidak punya banyak waktu untuk membuat manisan karena ada tiga anak yang harus diasuh. Namun, karena seseorang tertentu suka makan yang manis-manis, dia masih akan mencoba membuatnya sesekali, kapan pun dia bisa punya waktu.

"Ini nougat cranberry dan beberapa kue yang kubuat baru-baru ini. Silahkan makan." Le Yao duduk di seberang Yan Jie.

"Oh, ini enak sekali. Apa kamu suka makanan manis, Tuan Xiao Le?" tanya Yan Jie. Hampir sesekali, semua jenis makanan ringan dan manisan dapat ditemukan di rumah Le Yao.

"Bukannya aku menyukainya, tapi dage-mu menyukainya. Aku sebenarnya tidak begitu cocok dengan makanan manis, hanya satu atau dua gigitan saja sudah cukup untukku."

"Kalau begitu, untungnya aku datang ke sini," Yan Jie berkomentar, karena dia juga suka makan yang manis. Dia makan dua potong nougat dan minum teh, tapi tidak terlalu tertarik pada kue itu. Mungkin, dia membutuhkan camilan manis khusus untuk membuat dirinya lebih bahagia saat ini.

Benar saja, Yan Jie dalam suasana hati yang terlihat lebih baik setelah makan makanan ringan dan sama sekali tidak terburu-buru untuk pergi. Aneh untuk dikatakan, meskipun dia memiliki begitu banyak teman dan sahabat di sini, dia paling dekat dengan Le Yao. Yang membuatnya lebih aneh waktu dia untuk mengenal orang lain juga paling singkat.

Dia terlalu malu untuk membicarakan masalah ini dengan para xiongdi-nya yang lain, tapi tampaknya nyaman dan wajar untuk membicarakannya dengan Le Yao.

Mungkin itu karena meski dia tidak mengatakannya, Le Yao akan bisa mengetahuinya?

Yan Jie membuka bungkusan nougat lainnya dan perhatiannya sesaat tertuju ke inkubator di samping. Ketiga roti kukus kecil berwarna putih itu sedang tidur nyenyak. Dia memandang mereka sebentar, dan saat dia hendak membuang muka, dia melihat yang terbesar telah bangun. Bayi itu memutar tubuhnya dengan tidak nyaman dan merengek pelan.

"Hei, ini kamu lagi!" Berpura-pura marah, Le Yao melengkungkan jarinya dan mengetuk inkubator dua kali. "Sangat nakal!"

"Apa ada yang salah dengan dia?" tanya Yan Jie.

"Tidak apa-apa. Dia baik-baik saja. Baru pagi ini, dia memanggil dage-mu 'Papa' dan masih melekat padanya untuk waktu yang lama sebelum dage-mu berangkat kerja." Le Yao tersenyum dan mengeluarkan putra tertua dari inkubator. "Hanghang, mari kita bicara. Apa pantas bagimu untuk menjadi nakal dan menunda ayahmu berangkat kerja?"

"Wu ya~" Xu Hang mengepakkan kaki kecilnya, mengepalkan tinjunya dan menyaksikan Le Yao sambil tersenyum.

"Tuan Xiao Le, tampaknya genmu dan Xu-ge sangat bagus. Dia sudah tumbuh dengan sangat cepat."

Yan Jie melihat beberapa anak, tapi tidak ada yang bisa menandingi pertumbuhan Xu Hang. Jelas sekali gen orang tua memainkan peran penting dalam perkembangan mereka.

"Lebih baik mereka tumbuh lebih cepat, karena dengan begitu akan lebih mudah merawat mereka. Awalnya, aku benar-benar tidak tau harus berbuat apa. Aku sangat takut bahkan saat mengganti popok mereka." Le Yao melanjutkan dengan senyuman, "Tapi, untungnya sudah tidak seperti itu lagi. Bukankah begitu, Hanghang? Ucapkan 'Papa' atau 'Lele'."

「√」 Jenderal Suka Mengoleksi Bunga Merah KecilWhere stories live. Discover now