Bagian 14

2.8K 384 14
                                    

Borderline personality disorder, sebuah kondisi yang juga disebut gangguan kepribadian ambang

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Borderline personality disorder, sebuah kondisi yang juga disebut gangguan kepribadian ambang. Salah satu gangguan pada mental yang dapat menimbulkan gangguan fungsi seseorang dalam menjalani kehidupannya. Hingga kemudian, seorang ahli—seingat Semesta namanya Sterm—mengidentifikasikan adanya sifat negatif karena sikap yang berubah-ubah.

Setidaknya, itu sepenggal mengenai BPD yang Semesta ketahui. Selebihnya, ia tidak pernah mempelajari lebih jauh. Tapi, ketika tiba-tiba Kafka berkata bahwa ia mengalami gangguan semacam itu-

"Lo nggak bakal ninggalin gue, 'kan?" Kafka kembali bertanya. Kali ini, kedua manik matanya menatap intens. Raut kesedihan tampak jelas, mengisi kekosongan di kedua bola indah tersebut. "Gue nanya serius loh, Kak."

-Semesta tidak tahu harus bersikap seperti apa.

"Gue janji gue bakal jadi anak yang baik. Gue nggak akan ngerepotin lo sama sekali. Gue bakal jadi adek yang-ah, terserah lo mau menganggap gue apa, tapi gue bakal jadi saudara yang baik buat lo. Jadi ...." Cairan tampak melapisi mata Kafka. Ketika ia berkedip, setetes mengalir dari sudutnya. "Tolong jangan tinggalin gue."

Melihat itu, Semesta jadi tidak tega. Ia meraih cangkir tehnya dengan canggung dan menyesapnya. Walau sebelumnya tidak berhenti menatap Kafka, tapi kali ini Semesta beralih.

"Kak ...." Kafka membasahi bibirnya yang terasa kering dan menunduk. "It's okay if you-"

"Iya." Semesta menyela ucapan Kafka. "Nggak usah takut. Gue bakal jadi ... saudara lo, 'kan?"

Binar tampak menari di kedua bola mata Kafka saat ia mendengar penuturan Semesta. Kepalanya terangkat, seiring dengan terulasnya senyum yang tulus di bibir. Ia mengangguk cepat.

"Can I hug you?"

"No!" Semesta bergidik di tempatnya.

Di lain sisi, Kafka tertawa pelan. Ia mengusap sudut matanya dan tidak henti tersenyum. "Lo suka tehnya?" tanyanya, keluar dari topik. Walau sebenarnya Kafka yang memulai pembicaraan itu terlebih dahulu, tapi ia tidak ingin berlarut-larut.

"Lumayan," jawab Semesta singkat. "Cukup bisa diterima sama lidah gue."

"Great. Kebetulan gue beli banyak. Lo harus bawa pulang juga. Bunda lo wajib nyobain." Kafka bangkit setelah sebelumnya meletakkan piringnya di atas meja. "Mau creamer juga nggak? Gue punya banyak-"

"Nggak usah. Gue punya banyak di rumah."

Kafka berhenti berjalan, kemudian mengangguk pelan. "Oke, oke. Siap." Lalu, sosoknya menghilang di balik dinding, meninggalkan Semesta yang baru bisa menghela napas lega.

Apa-apaan itu tadi?

Niat Semesta datang ke sini hanya untuk mengantar makanan, lalu pulang. Tidak ada sedikit pun di benaknya terpikir bahwa Kafka akan mengumbar hampir seluruh rahasia yang ia punya. Mulai dari apa yang terjadi pada bundanya sampai ke kondisi dirinya sendiri. Semesta tidak mengantisipasi sama sekali.

KelabuKde žijí příběhy. Začni objevovat