Chapter 9: More Open

7.2K 786 10
                                    

"Bagaimana ini Caesa? Dia tidak mau melepaskan tanganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana ini Caesa? Dia tidak mau melepaskan tanganku." ucap Aria bingung. Wajah gadis itu memelas menatap Caesa.

Saat ini mereka berada di kamar Caesa. Karena Aria tidak tahu letak kamar pria yang memeluknya secara tiba-tiba itu. Lagi pula Gadis itu tidak tahu siapa pria ini.

Caesa menatap Mario, kemudian beralih menatap Aria. Gadis itu memberikan senyum lembut untuk menenangkan perasaan gelisah Aria.

"Sebaiknya untuk saat ini kau temani dia. Mungkin dengan begitu dia akan cepat sadar." saran Caesa. Gadis itu tidak mengatakan jika pria yang memeluk Aria adalah Kenzie sang putra mahkota.

Wajah Aria merengut sedih. "Tapi aku bisa mati kebosanan! Padahal aku sudah berencana untuk pergi ke perpustakaan." ucapnya dengan bahu melemas.

Caesa tersenyum kecil, Gadis itu memiliki ide yang bagus. "Tenang saja buku-buku di sana akan datang sendiri padamu."

"Maksudmu?"

Caesa membawa sekitar 20 buku untuk Aria baca. Gadis itu juga meminta pelayan untuk membawanya cemilan dan buah-buahan, agar sahabatnya itu tidak bosan karena terlalu membaca buku.

Nyatanya saat membaca buku kedua, Aria mengantuk sekali hingga tertidur dengan memegang tangan Kenzie.

Beberapa menit setelah Aria tertidur pulas, Kenzie membuka matanya perlahan. Pria Demon itu menegakkan tubuhnya dan melihat Aria yang tertidur pulas di samping setumpuk buku.

Pasti dia membaca hingga tertidur pikir Kenzie. Dengan perlahan Kenzie melepaskan tangannya dari genggaman tangan Aria. Pria itu turun dari tempat tidur dan menggendong tubuh Aria untuk dipindahkan.

Meletakkan tubuh Aria dengan sangat hati-hati agar tidur Gadis itu tidak terganggu. Aria bergumam pelan, membuat pergerakan Kenzie berhenti sesaat.

Kenzie tersenyum tipis dan mengusap pipi Aria lembut. "Maaf merepotkanmu." bisiknya setelah melayangkan kecupan hangat di kening gadis itu.

Setelah itu Kenzie menghilang dari sana tanpa jejak. Seakan tidak pernah ada yang terjadi di sana!

********

Caesa tersenyum tipis, matanya menerawang jauh ke depan.

"Sepertinya aku tahu, alasan mengapa kita diminta untuk datang ke sini oleh Aunty."

Mario mengalihkan pandangannya dan menatap adik kembarannya itu penasaran. "Apa menurutmu?"

Caesa beralih menatap Mario dan tersenyum manis. "Untuk menyaksikan kembali, kisah cinta yang telah lama pudar."

Percakapan keduanya terdengar oleh Al yang tidak sengaja melewati rooftop istana. Pria itu tersenyum tipis dan menghembuskan nafas yang panjang.

SF 4 : Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang