Chapter 32: Another Different Side

4.6K 492 51
                                    

Kehidupan Aria sebagai Dewi Air tidak sepenuhnya diterima oleh semua orang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kehidupan Aria sebagai Dewi Air tidak sepenuhnya diterima oleh semua orang. Banyak bagian yang tidak mempercayai kekuatannya.

Masih menganggap Gadis itu sebagai gadis yang lemah dan manja. Karena status Aria yang merupakan seorang putri membuatnya hidup dalam keluarga yang penuh penjagaan ketat.

"Oh.... ini dia yang di disebut sebagai Dewi Air!" seru langsung seorang gadis mermaid dengan sedikit lantang, Albira.

Tentu saja, berhasil membuat beberapa orang mengalihkan pandangannya kearah mereka.

"Apa istimewanya? Kau tidak terlihat kuat hahaha." remeh seorang gadis lainnya, Tisa.

"Hanya karena warna ekor dan warna rambutmu berubah, bukan berarti kau adalah Dewi Air." sinis seorang gadis yang terlihat seperti pemimpin dari kedua gadis itu, Maria.

Rambut Aria yang berwarna coklat dan ekornya yang berwarna emas, berubah menjadi biru sepenuhnya. Tentu saja membuatnya berbeda dari sebelumnya.

Ketiga Gadis itu tidak tahu jika perubahan ini juga berdampak pada sifat Aria. Mereka tidak tahu saja jika gadis yang sedang mereka usik ini bisa lebih sinis.

"Kenapa?" tanya Aria kalem. "Kalian iri? Heh?"

Maria mendengus sinis. "Sombong sekali kau!"

"Aria! Jangan karena kekuatan barumu, kau jadi banyak tingkah!" seru Albira tidak suka, dengan menujuk bahu Aria.

Aria mengusap bahunya seperti mengusap debu. Lantas membuat Gadis itu sedikit tersinggung melihat tingkah Aria. "Jika kalian masih ingin berbicara dengan datang saja ke istana. Aku masih memiliki urusan lain!"

Hap

Aria menangkap pergelangan tangan Albira ketika Gadis itu melayangkan tangannya dan hampir menampar pipi Aria.

"Jaga tanganmu ini sebelum aku patahkan!" desis Aria yang kemudian menyentakkan tangan Albira.

Albira langsung menyentuh pergelangan tangannya yang sedikit terasa sakit. Cekalan Aria sungguh tidak main-main!

"Kau akan menerima akibatnya!" ucap Albira menunjuk wajah Aria benci.

Aria tersenyum sinis dengan sebelah alis yang terangkat. "Uw, takut."

"Mati saja kau!" geram Maria melihat wajah Aria yang terkesan seperti mengejek mereka. Gadis itu hendak melayangkan pukulan namun hanya sebatas mengenai air kosong.

"Tidak kena!" ejek Aria. Beberapa mermaid yang menyaksikan mereka lantas tertawa mengejek.

"Awas kau!" Maria mengepalkan tangannya dan menatap Aria marah.

"Pegangi dia!" titahnya pada Tisa dan Albira. Kedua Gadis itu langsung menuruti perintahnya dan mencekal kedua tangan Aria.

Tapi tidak ada raut takut sedikitpun di wajah Aria yang membuat Maria semakin geram. "Kau tidak bisa menghindar sekarang, Putri manja!"

SF 4 : Our Story Where stories live. Discover now