Wateria terus mengikuti langkah kaki Kenzie kemanapun pria itu. Dia bahkan mengikutinya sampai keluar meskipun berakhir kehilangan jejak.
Wajahnya begitu tebal padahal dirinya sudah mendapatkan sindiran keras dari Gerry. Yang mengatakan jika akhir-akhir ini istana sering ketempelan dengan parasit.
Anehnya Meilin malah memarahi Gerry karena tidak sopan kepada Wateria. Pria itu jadi yakin jika ibunya terkena jampi jampi aneh wanita itu.
"Dari mana saja kau?" tanya Louis heran melihat Gerry yang cengengesan tidak jelas.
"Aku baru saja mengajak hewan dua alam berkunjung ke kamar wanita parasit itu." ucap Gerry polos. Louis mengerutkan keningnya bingung.
"Dua alam? Maksudmu katak."
"Yup!"
Louis hanya bisa menggelengkan kepalanya heran. Tidak mengerti apa yang ada dipikiran sahabatnya itu.
Tidak lama terdengar kegaduhan di kamar Wateria. Beberapa orang langsung memeriksa keadaan wanita itu.
"Astaga! Bagaimana katak-katak ini bisa berada di sini?" bingung Meilin sekaligus kaget melihat banyak katak yang meloncat kesana kemari. Wanita itu bergidik ngeri dan mundur secara perlahan. Bukannya takut hanya saja sedikit jijik.
Gerry tertawa terbahak-bahak dari kejauhan. Ingin sekali dia menjawab pertanyaan ibunya, jika dialah sang pelaku yang meletakkan para katak itu.
"Ih menjijikkan!" Wateria bergerak seperti cacing kepanasan. "Singkirkan para hewan menjijikan itu!" jeritnya menghindari katak, yang sepertinya senang sekali membuntutinya. Mendekati wanita itu yang membuat beberapa orang menahan tawa melihat tingkahnya.
"Kau senang?" tanya Gerry ada Louis yang hanya menonton tanpa ekspresi.
"Tidak!"
Gerry sudah menduga jika sahabatnya itu menganggap ini receh. Tetapi kemudian pria itu tercengang mendengar kalimat yang keluar dari mulut Louis.
"Harusnya kau memasukkannya bersama belalang, cacing, lintah sejenis dengannya."
********
Berkat ulah Gerry, Wateria terpaksa pindah kamar. Karena wanita itu mengeluh tidak ingin kembali ke kamar yang sebelumnya.
Wanita itu menghampiri Kenzie yang sedang membaca berkas. Ditangannya terdapat sebuah minuman berisi darah dan mawar hitam di sampingnya.
"Mungkin Lord haus, silahkan diminum." Wanita itu kembali mengeluarkan suara yang persis mirip Aria.
Kenzie tidak menanggapinya sama sekali dan memilih memutar kursinya sehingg membelakangi meja. Wateria mengepalkan tangannya, dia tidak mengerti kenapa pria Demon itu susah sekali terpengaruh.
YOU ARE READING
SF 4 : Our Story
Fantasy"Kau hanya terlahir untuk satu hal." "Apa itu?" "Menjadi istriku." _____________Follow sebelum membaca! Luka tertoreh jelas dalam hati pangeran mahkota dunia Immortal. Mengingat bagaimana sang kekasih menutup matanya dan tidak akan pernah terbuka ke...