Chapter 67: Growing Feelings Unconscious Speakers

4.6K 415 7
                                    

Gerry begitu yakin jika gadis yang di hadapannya itu bukan Sofia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gerry begitu yakin jika gadis yang di hadapannya itu bukan Sofia. Ratunya pasti mengganti gadis itu. Karena si gadis tomboy itu tidak mungkin bisa berubah menjadi seperti bidadari yakin Gerry pada diri sendiri.

Suara musik iringan dansa mulai berdentum. Seiring berjalannya Sofia dengan wajah gugup ke hadapan Gerry. Pria itu tampak begitu mempesona dalam balutan jas putih dan celana yang senanda.

Jika bukan karena sedang diperhatikan oleh ratu dan rajanya. Sofia tidak sudi berdansa dengan pria tengil itu. Gadis itu terus saja mengumpat dalam hati. Dia sudah beberapa kali kepergok ingin menangis oleh Aria.

Seolah terhipnotis dengan kecantikan Sofia. Gerry tiba-tiba berlutut dan mengulurkan tangannya. "Berdansa denganku!"

Itu bukan ajakan tetapi paksaan. Namun entah kenapa Sofia tidak bisa menolak. Gadis itu seolah tersihir melihat Gary yang begitu gentle dan romantis.

Baru ketika Gerry meletakkan tangannya di pinggang Sofia dan mulai membawa Gadis itu berdansa. Sofia tersadar dan menatapnya garang. Berani sekali dia menyentuh pinggang indahku pikirnya kesal.

"Jika bukan dalam keadaan seperti ini. Aku pasti akan mematahkan tanganmu." bisik Sofia yang membuat Gerry sadar.

"Ah, ternyata memang kau Gadis tomboy." ucap Gerry sembari tersenyum miring.

Sofia melotot kesal dengan terus mengikuti gerakan dansa. Beruntung Dia pernah berlatih sebelumnya. Jadi tidak sampai mempermalukan diri sendiri. Namun Sofia sedikit ragu karena daya ingatnya yang lemah. Gadis itu baru hafal setengah.

"Aku memiliki nama Tuan tengil."

Gerry menaikkan sebelah alisnya mendengar panggilan Sofia untuk dirinya. Kemudian pria itu berbisik di telinga gadis itu. Membuat Aria bersorak karena pria itu terlihat seperti mencium pipi Sofia.

"Aku lebih tua dari Nona. Jadi tunjukkan kesopananmu." bisiknya dengan nada yang begitu sinis.

Sofia pura-pura kaget dan menatap sebal. "Oh kalau begitu maafkan Aku-- kakek."

"Kau!"

Gerry melototkan matanya kesal menatap mata Sofia. Pria itu baru sadar jika mata Sofia sangat indah. Yang membuatnya lantas terpaku beberapa saat. Sampai Sofia menginjak kakinya karena tidak hafal gerakan berikutnya.

"Ups, maaf." Sofia ikut meringis melihat Garry meringis.

"Kau bisa berdansa tidak!" kesal Gerry masih tetap melanjutkan gerakan dansa mereka.

Sofiahanya bisa meringis dan kembali menginjak kaki pria itu. "Aku lupa."

"Ck." Gerry berdecap kesal dan mengangkat tubuh Sofia. Sontak membuat Gadis itu kaget. "Injakan kakimu di atas kakiku."

"Tapi..."

"Cepat!"

Sofia menurut daripada membuat Gerry kembali kesal. Sebenarnya Gadis itu sedikit merasa bersalah. Karena bagaimanapun sendal yang digunakannya adalah high heels. Kaki pria itu pasti sakit setelah dansa ini selesai. Tanpa sadar perasaan khawatir muncul di benak gadis itu.

SF 4 : Our Story Where stories live. Discover now