Chapter 48: War I: Old Rival

3.9K 426 6
                                    

Aria berseru sinis melihat siapa yang menghampirinya paling depan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aria berseru sinis melihat siapa yang menghampirinya paling depan. Terlihat sekali jika mereka benar-benar ingin menghabisinya.

"Pertemuan yang indah bukan?" tanya Wateria tersenyum sinis. Disampingnya ada Lana yang memutar pedang di tangannya seakan itu adalah mainan.

"Sangat indah!" Aria tersenyum manis dengan mata menyipit. "Sampai aku merasa udara begitu harum."

Tidak ada yang berani mendekati mereka bertiga karena aura yang dikeluarkan begitu pekat. Jelas jika seorang saja mendekat bisa mati dengan singkat.

Air bergerak di sekitar tubuh Aria, seakan menunggu wanita itu memerintahkannya. Wateria berdecih melihat itu, karena seharusnya kekuatan itu miliknya.

"Kau yakin akan melawan kami berdua?" tanya Wateria sinis. Tentu saja dia meremehkan Aria karena wanita itu hanya sendirian.

"Kalian bahkan tidak bisa mengalahkanku di pertarungan satu lawan satu." ucap Aria polos. Keduanya sedikit kesal dengan ekspresi Aria yang malah terlihat seperti mengejek mereka.

"Hentikan omong kosong ini!" geram Lana mulai menyerang Aria. Wanita itu mengayunkan pedang yang ditangkis dengan mudah oleh Aria.

Wateria tentunya tidak ingin kalah, dia begitu berambisi ingin menghabisi Aria. Wanita itu mengeluarkan dua pedang sekaligus yang ikut bergabung dengan ayunan pedang Lana.

Mereka terlibat adu pedang yang begitu sengit, meskipun 2 lawan 1 tapi Aria bisa mengimbangi serangan 3 pedang itu sekaligus. Wanita itu belum membiarkan Ying ataupun Yang untuk turun tangan.

Aria masih ingin menikmati suara dentingan pedang yang beradu ini. Karena semakin keras pertarungan dengan pedang, semakin kuat kobaran emosi yang tercurah di dalamnya.

********

Louis menggeram kesal, dia harus mengakui jika musuh kali ini lagi begitu licik. Dia tidak bisa berada di samping Kenzie karena sibuk mengurusi penyerangan yang terjadi di klan Elf.

Pria itu sempat kebingungan karena manusia batu yang menyerangnya tidak bisa dilumpuhkan dengan mudah. Tubuh mereka bisa kembali bersatu padahal sudah beberapa kali berpisah.

Batu tidak bisa dibakar, jadi percuma saja jika harus membakarnya. Pikiran terakhir Louis hanya satu, yaitu menghancurkannya hingga menjadi butiran kecil.

Brak

Louis mengganti pedangnya dengan sebuah gada berduri, menghantam tubuh setiap manusia batu. Menghancurkannya hingga menjadi kerikil kecil.

Sepertinya ampuh! Louis kembali mengulanginya dan membantai pasukan batu yang tidak ada habisnya itu. Ada beberapa pasukan batu yang terperangkap dalam rumput merambat yang dibuat para Elf

SF 4 : Our Story Where stories live. Discover now