Chapter 40: Bland Wedding

4.5K 468 11
                                    

"Anakku!" jeritan pilu itu berhasil membuat orang di sekitarnya merasa iba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anakku!" jeritan pilu itu berhasil membuat orang di sekitarnya merasa iba. Mereka hanya bisa memberikan doa agar yang telah pergi akan tenang.

"Maafkan ibu! Maafkan ibu yang sudah lalai menjagamu, hiks."

Aria mengusap rambut kepala gadis yang ditolongnya. Gadis itu bernama Mirabella, dia awalnya sedang menjaga adiknya yang masih berusia 5 bulan, ketika Ibunya sedang pergi membeli sesuatu.

Namun, ibunya tidak kunjung datang dan malah terdengar suara berisik dari luar. Mirabella melihat keluar jendela dan terkejut melihat orang-orang yang mengacau di depan rumahnya.

Gadis itu langsung bersembunyi di dalam lemari ketika pintu rumahnya digedor-gedor. Dia memeluk adiknya yang sedang tertidur lelap.

Beberapa menit kemudian rumahnya begitu panas dan berasap membuatnya sesak. Adiknya menangis dan hampir membuat orang-orang itu menemukan keberadaannya.

Mirabella mencoba menenangkannya dengan bernyanyi kecil. Tetapi adiknya tidak kunjung diam dan terus saja menangis. Tidak kehabisan akal Mirabella meletakkan jari telunjuknya di bibir sang adik.

Adiknya itu langsung mengira jika telunjuknya itu adalah saluran ASI. Bayi itu kemudian tenang namun, asap semakin memenuhi ruangan yang membuat Mirabella mau tak mau harus memeluk adiknya agar tidak terkena asap panas.

Entah berapa lama Mirabella memeluk adiknya sampai Aria datang menolongnya. Ketika Gadis itu melonggarkan pelukannya, adiknya sudah tidak bernafas lagi.

Mirabella berlari memeluk ibunya yang terus saja meminta maaf kepada adiknya yang sudah meninggal. Tanpa sadar Gadis itu menyalahkan dirinya sendiri atas kematian sang adik.

Kejadian ini pasti akan membuatnya sedikit sulit untuk menjalani hidup. Mentalnya akan sedikit terganggu apalagi melihat ibunya yang begitu terpukul.

Aria berjalan mundur tanpa suara agar tidak ada orang yang menyadarinya. Ketika sudah cukup jauh gadis itu membalikkan tubuhnya. Sebuah pelukan menyambutnya!

Air mata Gadis itu tumpah seketika. Dia merasa gagal karena tidak bisa melindungi orang lain dengan kekuatannya. Dia merasa tidak berguna karena tidak dapat menolong bayi yang tidak berdaya itu.

"Besok aku ingin air mata bahagia yang keluar dari mata ini." ucap Kenzie mengusap pipi Aria yang basah.

"Aku gagal." Aria tidak dapat menghentikan tangisannya. Benar-benar menyayat hati Kenzie!

"Kau sudah melakukan yang kau bisa."

*******

Meskipun keadaan keadaan baru saja membaik, pernikahan yang sudah direncanakan oleh Kenzie untuk Aria tetap harus dilakukan.

Mereka tidak bisa menunda dengan masalah yang terus berdatangan. Karena saat ini banyak pihak yang tentunya tidak suka dengan kebersamaan mereka.

SF 4 : Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang