Chapter 68: END

8.4K 526 42
                                    

"...mu hanya sebagai teman."

Sofia tersenyum manis kepada pria bangsawan itu. Dengan lapang dada pria bangsawan itu menerima keputusan Sofia.

Sebenarnya pria itu sudah menduga sejak awal akan seperti ini akhirnya. Tetapi dia sangat penasaran dan ingin mencoba.

Aria tertawa kecil. Ah, Padahal tadi suasananya begitu tegang pikirnya lucu. Siapa yang tahu akhirnya memang benar-benar seperti yang aku duga.

Gerry duduk dengan lemas di kursinya. Astaga, rasanya seperti terlepas dari hukuman eksekusi mati pikirnya ngaco. Beban yang berada di pundaknya seakan terangkat begitu saja. Benar-benar ringan!

Pria itu menatap Sofia yang sedang berbicara dengan Aria. Sebuah senyum mengembang di bibir seksi pria itu. Matanya menyiratkan akan sebuah rencana.

*********

Hari ini cuacanya begitu mendung dan tidak bersahabat. Harusnya ini siang hari yang begitu terik matahari. Tetapi karena mendung malah terlihat seperti sore hari yang hampir malam.

Hawanya benar-benar dingin dan begitu menusuk. Aria bahkan tidak mengizinkan suaminya kemanapun. Menyuruh pria Demon itu untuk memeluknya karena dingin. Selimut bernyawa!


"Aku mendapatkan firasat buruk, Zie." ucap Aria menatap suaminya itu gelisah.

Kenzie mencoba menenangkan istrinya itu dengan mengusap punggungnya. Memberikan kecupan hangat di keningnya. "Semuanya akan baik-baik saja. Kau tidak perlu memikirkan apapun, amor. Hanya pikirkan buah hati kita." ucapnya sembari mengusap perut Aria yang besar.

"Hmm.. kau benar." Aria ikut mengusap perutnya yang sedikit ada pergerakan. Bibirnya tertarik membentuk senyuman manis.

"Dia merespon sentuhanmu." ucapnya menatap Kenzie dengan tatapan berbinar.

Kenzie tersenyum gemas dan mencubit hidung istrinya itu. "Tentu saja, amor. Karena mereka adalah tahu jika aku adalah ayahnya."

Aria tertawa senang. Tetapi kemudian mengerutkan keningnya ketika menyadari sesuatu. "Mereka?"

Wanita itu menatap suaminya bingung. Sedangkan yang ditatap malah bersikap seakan lupa apa yang diucapkan. "Apa maksudmu anak kita lebih dari satu?"

Belum sempat mendapatkan balasan dari Kenzie. Suara gaduh di luar sana berhasil membuat mereka terdiam. Aria hendak beranjak dari tempat tidur tetapi Kenzie menahannya.

"Jangan!" Pria itu menggelengkan kepalanya menatap wanita itu dengan tatapan serius. "Aku akan menyuruh Sofia kemarin. Kau jangan keluar."

Aria merenggut tidak setuju. "Tapi.."

"Amor!" Kenzie menyebut panggilannya untuk Aria dengan penuh penekanan.

Mau tidak mau Aria menuruti perkataan suaminya itu. Tetapi sepertinya keadaan tidak mendukungnya untuk diam. Tepat ketika Sofia masuk, Aria meringis dan memeluk perutnya.

"Queen!" Sofia lantas membantu wanita itu untuk berbaring tenang.

"Sofia, sepertinya aku akan melahirkan." ucap Aria menyentuh perutnya yang terasa sakit.

"Saya akan menyuruh warrior untuk memanggil tabib." ucap Sofia. Gadis itu tidak bisa meninggalkan Aria yang sedang seperti ini.

Di dalam Sofia menemani Aria yang berusaha melahirkan anaknya. Di luar terjadi pertempuran yang cukup besar.

Entah dari mana beberapa kaum Lucifer pemberontak datang menyerang. Mereka terlihat begitu ambisi untuk menghancurkan apapun yang berada di depan istana Aldridge.

SF 4 : Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang