Chapter 19: Be My Wife, Aria!

6.5K 644 30
                                    

"Aku takut mereka tersinggung karena lamaran ini ditolak oleh Aria

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku takut mereka tersinggung karena lamaran ini ditolak oleh Aria."

Seorang pria tampan yang memiliki tubuh tegap dan ekor berwarna biru muda tersenyum lembut menenangkan istrinya. "Berdoa saja semoga mereka menerima keputusan Aria. Jika memang mereka tidak menerima ini, maka kita harus melindungi Putri kita. Jangan sampai dia terluka."

Thea tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya. "Aku kan selalu mendoakannya."

Riden tersenyum tipis, meskipun Aria tidak pernah menganggapnya ayah lagi sejak kejadian itu. Tetapi pada kenyataannya Gadis itu tetaplah putrinya. Darah dagingnya yang kecewa karena ulahnya sendiri.

Bagaimanapun dirinya akan melakukan apapun untuk melindungi Putri kecilnya itu. Menyesal tidak akan membuat keadaan semakin baik.

Riden merangkul Thea membuat wanita itu mendongak. "Kau tidak boleh terlalu lama di luar. Tubuhmu mudah sakit!"

Wanita itu merengut dengan wajah tidak terima. "Tapi aku bosan di dalam istana. Aku butuh hiburan!"

Pria itu terkekeh kecil dan mencium pipi Thea gemas. "Ayo! Aku akan mengajakmu jalan-jalan."

Mata istrinya itu berbinar mendengar perkataannya. Tetapi kemudian memicingkan matanya curiga. "Jangan berbohong hanya untuk membuatku senang."

"Serius sayang! Tapi kau harus meminum obat terlebih dahulu."

Thea terlihat menimang-nimang, kemudian wanita cantik itu menganggukkan kepalanya. "Baiklah!" Tersenyum manis memegang tangan Riden.

Lihat! Inilah wanita yang pernah Riden sia-siakan. Begitu manis dan penurut! Kenapa dirinya begitu bodoh. Meninggalkannya hanya karena merasa bosan.

Bahkan sampai saat ini Thea tidak pernah mengungkit kejadian yang telah berlalu. Seakan itu tidak pernah terjadi! Thea begitu melindungi perasaannya agar dirinya tidak tersinggung dan menyesal.

Tetapi dirinya begitu banyak menorehkan luka di hati wanita itu. Luka yang tertutupi dengan senyuman manis.

Setitik air mata jatuh di pipi Riden yang langsung dihapus oleh pria itu. Thea menatapnya bingung. "Kenapa kau menangis?"

Riden tersenyum dan memeluk Thea erat. Melayangkan kecupan di kening hangat wanita itu. "Tidak apa-apa! Aku hanya teringat Aria."

Thea tersenyum kecil dan membalas pelukan Riden. "Dia akan baik-baik saja. Dia kuat! Kau tahu itu kan!"

"Aku mencintaimu, Thea."

Thea tersenyum tipis. "Aku tahu."

Sejak kejadian itu, Riden tidak pernah lagi mendengar balasan Cinta dari Thea. Seakan perasaan wanita itu telah lama mati! Tetapi Riden tahu jika Thea menyayanginya.

"Itu cukup untukku."

********


"Kau akan pulang?"

SF 4 : Our Story Where stories live. Discover now