Chapter 57: Weird Cravings

4.6K 483 7
                                    

Kenzie masih merasa semua ini seperti mimpi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kenzie masih merasa semua ini seperti mimpi. Pria itu bahkan enggan memindahkan tangannya dari perut sang istri. Padahal Aria sudah tertidur lelap cukup lama.

Mungkin karena sebelumnya Kenzie belum terpikirkan untuk memiliki anak. Jadi ketika mendapatkan kabar jika istrinya hamil. Pria Demon itu lantas syok dan tidak percaya.

Sebelumnya Kenzie juga memiliki rencana untuk tidak memiliki keturunan dalam waktu cepat. Dirinya ingin menikmati waktu berdua lebih lama dengan Aria setelah perpisahan mereka yang tidak sebentar. Tetapi nyatanya takdir tidak mendukung rencananya.

Mau bagaimana lagi. Semuanya tidak bisa diulang kembali. Jadi yang tertinggal saat ini adalah perasaan senang, haru, bingung dan bimbang. Kenzie merasa dirinya sedikit labil saat ini padahal dia sebentar lagi menjadi seorang ayah.

Aria bergerak gelisah. Wanita itu membuka matanya ketika merasa perutnya hangat. "Kau belum tidur?" tanyanya bingung melihat Kenzie hanya memandangi dirinya dengan tatapan kosong.

Kenzie mengerjapkan matanya beberapa kali dan beralih menatap mata Aria. "Aku tidak mengantuk. Tidurlah kembali, ini masih malam." ucapnya dengan suara lembut. Tangannya yang sebelumnya berada di perut sama istri beralih ke punggung wanita itu.

Mengusapnya dengan sangat lembut yang mengantarkan rasa hangat dan nyaman pada Aria. Istrinya itu meminjamkan mata kembali untuk melanjutkan tidurnya. Tetapi bibir wanita itu bergerak mengucapkan sesuatu.

"Aku harap kau juga tidur. Waktu menuju siang masih sangat lama."

Kenzie tersenyum tipis dan melayangkan kecupan di kening Aria. "Waktu akan terasa cepat ketika bersamamu."

Aria tersenyum dalam tidurnya. Wanita itu memeluk tubuh Kenzie dan menyandarkan pipinya di dada sang suami. Benar-benar waktu yang begitu indah untuk sepasang suami istri itu.

*********

"Tinggal menunggu bulan Lord akan menjadi seorang ayah. Tetapi aku masih tetap menjomblo seperti ini. Miris sekali." ucap Gerry meratapi nasibnya yang belum menemukan seseorang yang pas di hatinya.

Louis menatapnya aneh dan prihatin. Kemudian menepuk baunya memberikan semangat. "Aku mengenal seorang wanita lajang. Apa kau mau bertemu dengannya?"

Gerry mengerutkan keningnya bingung. Sebelumnya Louis juga menawarkan seorang gadis muda. Tetapi sayangnya dia sudah memiliki tunangan. Hampir saja dirinya menjadi perebut tunangan orang lain.

Tawaran yang menyesatkan!

"Siapa?"

Louis tersenyum kecil dan menunjuk seorang wanita yang sedang merawat kebun bunga yang ditinggalkan oleh Serenity. Mata Gerry membulat, pria itu lantas berteriak kesal.

SF 4 : Our Story On viuen les histories. Descobreix ara