Chapter 46: Wheel of Life

4.3K 442 34
                                    

Aria mengerutkan keningnya ketika membaca buku yang diberikan oleh Serenity

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aria mengerutkan keningnya ketika membaca buku yang diberikan oleh Serenity. Ada banyak yang perlu dia baca tapi melihatnya saja sudah pusing.

Perpustakaan memiliki banyak buku hingga hampir mencapai langit-langit. Aria tidak bisa melihat buku bagian sana, karena jika menaiki tangga dia tidak ingin sampai tergelincir dan jatuh.

"Sayang sekali aku tidak memiliki sayap." keluhannya melihat buku yang berjajar rapi di rak bagian atas.

Aria memulai mempelajari beberapa hal tentang etika seorang ratu. Tentang apa saja yang harus dikerjakannya di istana selain membantu pekerjaan sang suami.

Cup

"Kau curang!" kesal Kenzie.

Pria itu datang tanpa suara dan hendak melayangkan kecupan di pipi Aria. Tetapi wanita itu lebih dulu meletakkan buku yang dibacanya di samping pipi.

Jadi Kenzie hanya bisa mencium buku yang datar dan keras. Sial sekali dirinya!

"Jangan menggangguku, Aku harus membaca buku sebanyak ini dalam waktu 2 hari. Jadi jangan coba-coba mengambil waktuku." ucap Aria tidak ingin di bantah. Tangannya menujuk empat tumpuk buku yang memiliki ketebalan yang berbeda.

"Kau tidak harus memaksakan diri seperti itu." Kenzie menghela nafas pelan. Pria itu memeluk leher Aria dan melayangkan kecupan hangat di pipi istrinya.

"Sebaiknya kalau melakukan hal-hal yang berfaedah, jika memang tidak memiliki pekerjaan."

Kenzie tersenyum miring, mendekatkan wajahnya ke telinga Aria. "Menyenangkan suami itu pekerjaan yang berfaedah, Amor."

Aria mendorong wajah Kenzie menggunakan tangannya. "Aku sudah hafal dengan pikiran mesummu."

Wanita itu beranjak dan mendekati rak buku yang paling tinggi. Aria mendongak dan menatap lantai, tangan wanita itu bergerak diikuti aliran air yang datang entah dari mana.

Air itu membentuk tangga, dengan mudah Aria berjalan mengikuti tangga air itu yang menuju ke rak paling tinggi.

Dia tidak terjatuh sama sekali, malah Kenzie yang khawatir melihat apa yang dilakukan istrinya itu. Pria Demon itu langsung mengurung Aria di sebuah kursi ketika wanita itu sudah turun.

"Aku tidak ingin melihatmu melakukan hal seperti itu lagi." desisnya tajam. Aria mengerjapkan matanya beberapa kali dan berdehem pelan.

"Kau tenang saja, itu aman." ucap Aria mengalihkan pandangannya. Tetapi Kenzie tidak membiarkan wanita itu mengalihkan tatapannya darinya.

Tangan Kenzie memegang rahang Aria, membuat bibir wanita itu mengerucutkan. "Jangan mengalihkan pandanganmu ketika berbicara denganku." Tatapan pria Demon itu beralih menatap bibir Aria yang terlihat menggoda.

Err.. kenapa terlihat seperti memanggil dirinya.

Baru saja Aria akan melepaskan tangan suaminya itu dari rahangnya, tetapi sebuah bedak kenyal hangat lebih dulu membungkam bibirnya.

SF 4 : Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang