Chapter 23: Sweet and Absurd

5.5K 617 75
                                    

Para Siren itu menunduk ketakutan melihat aura yang dikeluarkan Kenzie

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Para Siren itu menunduk ketakutan melihat aura yang dikeluarkan Kenzie. Pria itu berdiri tegak dengan memeluk tubuh Aria yang sedikit bergetar.

Gadis itu terkejut dengan kedatangan Kenzie yang tiba-tiba. Aria pikir itu adalah Siren lain!

"Siapa yang berani melukainya?"

Para Siren itu bungkam dan tidak ada yang mau bersuara. Saling melemparkan pandangan menuduh. Mereka tidak tahu jika gadis mermaid itu datang bersama tuannya. Sungguh sial!

"Jawab pertanyaanku! Jika tidak kumusnahkan seluruh bangsa kalian." ucap Kenzie dengan aura yang mengerikan.

Seorang Siren dengan tubuh bergetar mengangkat tangannya, dia menunjuk Siren cantik yang sudah melukai Aria.

Melihat senyum miring Kenzie, Siren yang melukai Aria itu mencoba untuk kabur. Tetapi sayang, tubuhnya sudah lebih dulu melayang.

"Arrrgh!"

Siren itu menggeliat kepanasan ketika sebuah api menyelimuti tubuhnya. Kulitnya seakan mengelupas dan seperti dipaksa mati. Sangat menyakitkan.

Itu balasan karena telah berani melukai Aria. Sedangkan Aria memilih untuk menyembunyikan wajahnya di dada Kenzie, dari pada melihat pemandangan itu.

"Jika di antara kalian yang berani melukainya. Nasib kalian akan sama seperti dia."

Para Siren itu mengangguk patuh, mereka tidak ingin menjadi ikan panggang. Mereka hanya bisa iba melihat tubuh teman mereka yang menjadi gosong.

Kenzie menghentakkan tangannya dan para Siren itu terpental seketika. Mereka memuntahkan darah secara bersamaan.

"Itu balasan karena kalian telah membuatnya takut!"

*********

"Aw!"

"Lain kali Jangan pergi tanpa aku. Disini tempat yang tidak bersahabat, tetapi tempat yang paling aman."

Aria mengerucutkan bibirnya sebal, apanya yang aman. Dia bahkan hampir kehilangan nyawa beberapa menit yang lalu.

"Eh, sudah sembuh?" bingung Aria melihat kakinya yang tidak lagi memiliki luka. Mata Gadis itu mengerjap lucu meneliti kulitnya yang sudah kembali mulus.

Kenzie tersenyum gemas dan mencubit pipi Aria. "Jangan terluka lagi. Aku tidak suka melihat ada luka di tubuhmu."

Tangan Aria bergerak menepis tangan nakal Kenzie. "Sakit tahu!" kesalnya dengan pipi yang memerah karena ulah Kenzie.

"Habisnya kau menggemaskan."

Blush

Aria mengerjapkan matanya dan membuang pandangannya kesembarang arah. Pipi gadis itu merona samar! Ditambah dengan detak jantungnya yang berpacu cepat.

SF 4 : Our Story Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz